2. Our memories

18 3 0
                                    

Mark melihat jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi. Badannya terasa lemas dan panas, Mark meyakini jika ia sakit karena kehujanan kemarin.

Untungnya ini hari Minggu, dan Mark tidak punya jadwal apapun. Mungkin hari ini Mark hanya akan tidur. Soal makan, Mark tidak terlalu mempedulikannya. Jika ia tak makan satu hari juga, itu bukan masalah besar bagi nya.

Suara ketukan pintu kamarnya terdengar; Mark hanya menggumam. Tidak mempedulikan pintu kamar nya yang terbuka sendiri. Mark yang sedang menyembunyikan seluruh tubuh nya di dalam selimut, hanya bergumam tidak jelas ketika ada yang mengguncang badan nya.

"Mark." itu suara Donghyuck yang memanggil. Mark menarik sedikit selimut nya untuk melihat kehadiran Donghyuck, setelah nya menyembunyikan wajah nya yang memerah kedalam selimut lagi.

Donghyuck hanya mendengus. "Mark aku bawakan kau bubur. Ayo makan dulu, jangan tidak makan." Mark menggeleng. Bukan nya tidak mau, tapi untuk membuka mata saja rasa nya sangat berat.

"Ayo Mark."

"Tidak," jawab Mark dengan suara yang terdengar serak. Donghyuck akhirnya pergi, menyiapkan bubur dan obat yang dia beli sebelum pergi ke flat tempat tinggal Mark.

"Mark cobalah makan sedikit," ujar Donghyuck yang sudah duduk dengan kursi di depan ranjang Mark. Mark kembali menggeleng pelan di dalam selimut.

"Mark kumohon." Mark menarik selimutnya sampai ke dada, melihat Donghyuck yang sudah siap menyuapkan sesendok bubur kepada Mark.

Mark sempat melirik bubur itu. Pikir Mark, hanya dengan melirik nya saja dia sudah merasa mual. Donghyuck membantu Mark untuk duduk, walaupun berkali-kali Mark meringis.

Donghyuck menyodorkan sesendok bubur ke hadapan Mark. Dengan berat hati Mark menerima nya. Mengunyah dan menelan nya dengan penuh paksaan.

"Setelah makan kau minum obat, lalu kembali tidur." Mark hanya menanggapi dengan mengangguk-angguk lemas. Setelah memakan bubur nya, walaupun hanya lima suap. Mark meminum obatnya dibantu oleh Donghyuck, kemudian kembali berbaring, dan memejamkan mata nya.

Donghyuck membereskan sisa bubur dan obat-obatan. Setelah semua selesai Donghyuck pamit untuk pergi, karena dia ada janji untuk bertemu dengan teman-temannya.

Namun sebelum ia pergi. Donghyuck mengatakan pada Mark, kalau dia akan kembali untuk membawakan makan siang. Mark tidak mendengar nya. Kepala Mark sudah terasa sangat pusing dan berat.

•••

Mark tersenyum saat mengingat momen tersebut. Mark yang sedari tadi duduk di bangku taman, mendongak. Melihat Donghyuck sedang bermesraan dan tertawa dengan sang pujaan hati nya.

Walaupun pandangan mereka sempat bertemu. Dengan Mark yang tersenyum manis, sedangkan Donghyuck membalas nya dengan tatapan sinis dan tatapan yang mengujarkan kebencian. Tapi Mark tak masalah.

Setidaknya dia sudah pernah merasakan bagaimana ia dan Donghyuck tertawa begitu keras. Mengisi langit senja. Tertawa terbahak-bahak seakan tidak ada hari esok untuk tertawa lagi.

Tapi sayang itu sudah menjadi masa lalu antara mereka berdua.

TBC

Ini udah mau diup dari awal lebaran, tapi ngerasa kurang pas momen nya. Masa orang baru tobat langsung diajak berbuat maksiat lagi wkwk (padahal ini masih susana lebaran juga🙏🏻🙏🏻)

Protect You | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang