15. Eternity

291 88 34
                                    

"Lix, kamu dari semalam ngurung diri di kamar kayak cewek lagi pingitan aja. Makan dulu. Sini abang bantu buat ganti perbannya juga." Sudah kesekian kalinya pagi ini Bang Chan mengetuk pintu kamar Felix, membawa semangkuk nasi dan lauk.

"Biarin aja kalau emang dia gak mau makan. Ntar kalau udah kelaparan juga keluar sendiri," celetuk Seungmin di depan cermin, mengancing kemejanya.

"Lo pikir dia begini gara-gara siapa?" sungut Chan. "Ngomong gak dipikir dulu."

Alis Seungmin bertautan. "Gue ngomong sesuai kenyataan. Siapa yang tahu kalau semalam dia bakal berdiri di sana? Lagipula, mau sampai kapan fakta tentang dia disembunyikan?"

"Iya juga. Argh! Ini semua karena salah gue," sesal Bang Chan sambil mengacak rambutnya.

Seungmin berdecak. Dia merasa bersalah karena membuat abangnya frustrasi. Dihampiri kamar Felix, menggedor pintunya agak keras. "Woi, piyik. Buka pintunya atau gue dobrak, hm? Gue hitung sampai empat juta. Satu! Dua!"

Felix membuka pintu kamar, kelopak matanya yang sembab terkulai, masih terdengar sedikit isakannya. Brownie boy satu ini punya hati yang sensitif. Setelah mendengar ucapan Seungmin semalam, dia terus mengurung diri sambil menangis.

Sudah sepuluh tahun hidup bersama, ternyata selama ini adik pungut. Felix terpukul akan kenyataan tersebut.

"Lix." Bang Chan mengusap punggung adiknya itu. Tapi Felix tidak merespon dan terus saja berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandi.

"Pasti agak susah pakai tangan satu begitu. Mau abang bantuin?" Bang Chan berdiri di depan kamar mandi. Khawatir, terlebih kondisi Felix masih belum pulih karena ulah begal kemarin.

"Bang, gue berangkat," pamit Seungmin di depan pintu. Ditunggu beberapa saat, belum ada jawaban. "Bang Chan," ulangnya lagi. Bergeming sebentar, terdengar abangnya masih sibuk mengurus Felix. Dia bernapas gusar, memakai helm lalu melajukan motornya dengan geram sampai hampir menabrak pot tanaman Janda Bolong kesayangan Bang Chan.

Felix membuka pintu kamar mandi. "Aku ... mau keramas," ucapnya pelan dengan tangan menjulur, memperlihatkan perban di lengan dan baju bagian bawah yang sudah basah kuyub akibat memaksakan diri.

Senyum Bang Chan mengembang. Gemas dengan ekspresi malu-malu adiknya itu. Dengan senang hati, dia membantu Felix membasuh rambut.

Kepala Felix bersandar pada bathtub, sementara Bang Chan menyesuaikan suhu airnya.

"Sudah pas?" tanya Bang Chan sambil mengucurkan air shower-nya.

Kedua sudut bibir Felix ke bawah. "Dingin banget."

Bang Chan terkekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Chan terkekeh. Dia memang sedang menjahili adiknya itu, mengembalikan suasana hatinya.

"Rambutmu halus banget." Bang Chan menggosokkan shampo ke rambut blonde Felix sekaligus memberikan pijatan di kepalanya. "Do you like that?"

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang