01. Blue Mediterraneo

193 31 5
                                    

NISTISHA menunggu respon keempat temannya dengan seksama, terutama respon dari Kanaya— teman sehidup sematinya yang juga maniak parfum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NISTISHA menunggu respon keempat temannya dengan seksama, terutama respon dari Kanaya— teman sehidup sematinya yang juga maniak parfum. Sedang dihadapan kelimanya, diatas meja ada sweater kotor yang Nistisha pakai semalam. Gadis berambut panjang itu was-was, semoga saja bau orang itu tidak hilang.

"Ini mah bau parfum mahal, orang kaya ini mah. Masa sih ngerampok minimarket?" Kanaya meletakkan sweater Nistisha dan menatap gadis itu, jidatnya mengernyit— tanda berpikir. "Gue kayak pernah nyium baunya, tapi gak inget punya siapa."

"Coba sini—" Yumna merebut sweater itu, mendekatkan ke hidung hingga betulan menempel. Menghirupnya dalam-dalam demi membantu Nistisha yang sejak semalam kelimpungan sendiri, heboh di grup dan notifikasi itu benar-benar menganggu istirahat mereka.

"Bener kata Kanaya, ini mah bau parfum mahal." Komentarnya, kemudian menyodorkannya pada gadis disebelahnya, "Gimana Sas? Beneran bau parfum mahal kan?"

Yang dipanggil itu Sashi— gadis berwajah imut yang saat ini rambut panjangnya sedang dikepang dua, gantian mengendus bau itu dan segera mengangguk mantap. "Ini mah bukan parfum murahan, yang make biasanya cowok ganteng."

"Lo kagak ada inget wajahnya atau matanya gitu kek?" Winona menyerahkan sweater yang sudah dia lipat asal itu, dan menatap Nistisha. Gadis tinggi itu kemudian menatap keempat temannya, "Kalau parfum ini tuh terlalu general, takutnya entar lo salah orang udah marah-marah. Kan malu sendiri."

Mendengarnya, Nistisha benar-benar dibuat lemas. Gadis itu meletakkan kepalanya dimeja dan menahan diri untuk tidak berteriak. "Tuh cowok anak Binsa, girls. Dia tahu gue, dia tahu gue menang modelling tahun lalu, parahnya dia tahu kalau gue pernah ada hubungan sama tuh orang."

Gadis itu menjeda sebentar, "Selama ini gue simpen itu rahasia mati-matian, kecuali sama kalian atau sama mas mantan. Gak mungkin salah satu dari kalian ada yang ember kan?" Tanya Nistisha tajam.

"Enak aja! Kagak lah, gue masih waras untuk gak nyebarin itu aib lo ya!" Yumna membantah cepat.

Nistisha menghela napas berat, "Makanya.. terus siapa dong?"

"Apa mungkin itu temennya mantan lo, Sha?" Winona mencoba menerka, "Mana tau si galon isi ulang itu ember."

"Lo ngeliat dia ada temen lain selain 3 buntutnya itu?" Nistisha menatap Winona, "Lagian dia udah janji sama gue buat tutup mulut— setidaknya sampai kita lulus, ada hitam diatas putih. Yakali dia bocorin, dia harus bayar gue 350 juta kalau gitu! Mana mampu dia."

"Kan bapaknya galon kaya, Sha." Sashi menjawab lirih.

Nistisha menatap Sashi tajam, "Lo jangan buat gue overthinking deh Sas!" Sewotnya.

"Yaudah sih, mungkin itu cuma gertakan si cowok biar lo gak lapor polisi, kata lo dia lagi ngerampok kan?" Kanaya menatap Nistisha yang disambut anggukan, "Bisa jadi dia juga udah tau dari lama tapi diem-diem aja karena gak ada urusan sama lo. Nah itu lo semalem apes jadi dia gunain kesempatan deh."

Kaleidoscope: The Extraordinary J | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang