rapat fraksi part end(end)

124 11 17
                                    

*sore hari, sebelum rapat dimulai*

Seorang kakek berotot sedang menyirami tanaman. Tiba-tiba ia merasakan energy sihir muncul di dalam rumah. Ia merasakan ada lima orang selain cucunya.

"Walau beberapa dari mereka lemah, namun sisanya kuat. Menarik sekali temanmu, Naru-chan." Sang kakek itu memasuki rumah dan berniat menyapa Narumi dan kawannya.

*Narumi side*

"Selamat datang, Narumi-chan." Ujar Vasco menyambut kedatangan Narumi dan kawan-kawan yang duduk di sofa.

Sambutan Vasco Strada sontak membuat mereka berdiri dan membalas salam itu sembari sedikit menundukkan kepalanya. "Maaf atas kunjungan mendadak kami..."

"Kakek, bisakah nanti malam anak ini jadi pengawalku?" Tanya Narumi tanpa basa basi.

"Oh... Apa kau yakin bocah ini menjagamu?" Setelah bertanya hal itu, Vasco sedikit tersentak. Dia tidak merasakan fluktuasi mana. Tiba-tiba sekelilingnya ada enam lubang hitam/dimensi yang siap melancarkan suatu serangan.

"Jangan remehkan Sirin, ya..." Ujar Sirin riang. "Kecil-kecil gini, aku seorang Herrscher loh." Sirin melanjutkan ucapannya. Namun, nadanya jadi datar dan tatapannya begitu dingin. Sasaran yang diincar Sirin merupakan titik vital.

"Hahaha menarik sekali kawanmu, Naru. Hah, sayangnya aku terlalu tua menghadapi pengguna sihir ruang." Ujar Vasco yang tiba-tiba berada di depan Sirin.

"Mana skin memang skill curang..." Komen Narumi melihat kaki Vasco Strada yang diselimuti oleh mana.

"Kakek, kau sangat cepat! Ajari sirin dong!?" Sirin meminta Vasco untuk mengajarinya.

Narumi menghela nafas panjang. Dia menjitak Sirin. "Tentu saja tidak mungkin, baka. Memangnya kamu punya mana?"

"Berisik kau, cewek jadi-jadian!, bweeekk!" Ejek Sirin sembari menjulurkan lidahnya. Dia langsung berlari menjauhi Narumi yang tersenyum menakutkan.

"Sini kau anak nakal!" Teriak Narumi dengan rambutnya yang berkibar layaknya ekor sembilan. Dia lari mengejar Narumi.

Vasco menatap teman Narumi yang lain yang hanya bisa terdiam. "Narumi dan dik Sirin selalu kayak gitu kah?"

"Mereka akur, bukan?" Komen Rimuru tersenyum tipis. Hanya dia dan Kuroneko yang mengetahui beratnya hidup Narumi di dunia sebelumnya.

"Dari raut wajah kalian, sepertinya hidup Narumi berat ya?" Tanya Vasco yang tebakannya tepat.

"Begitulah. Dia yatim piatu sejak lahir."

*Skip time*

Narumi berhasil menangkap Sirin dan dia sudah dihukum. Kepala Sirin banyak bendol, bekas hantaman pukulan penuh cinta, yang cukup besar.

"Jadi, bisakah kalian memperkenalkan diri?"

"Baiklah, sebagai tamu yang baik, aku akan memperkenalkan diri. Namaku adalah Rimuru Tempest. Walau penampilanku begini, aku adalah Maou!" Ujar Rimuru sembari mengeluarkan haki+magic aura yang menakutkan.

"Nona Rimuru, bisakah kau turunkan auramu? Kasihan kawanmu yang tidak kuat akan auramu." Pinta Vasco melirik Kuroneko yang terlihat sesak akibat aura yang dikeluarkan Rimuru. Pandangannya melirik ke arah pria bersurai putih yang masih bisa menahan aura menakutkan itu.

"Hahaha maafkan aku, Kuroneko."

Kuroneko tidak membalas ucapan maaf Rimuru. Dia fokus mengatur ritme pernafasannya. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya akibat tekanan dahsyat, baginya, yang menimpa dirinya.

"Tidak kusangka kau hebat juga Gintoki. Aku kira diantara kita semua, kau paling lemah." Komentar Rimuru nyeletuk.

"Woi jeli, Kuroneko itu sensitif terhadap mana dan aura. Jelas saja dia tidak tahan auramu." Narumi membela Kuroneko. Rimuru terkekeh dan menekan kembali aura dan mananya

Naruto DXD: Group DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang