21. Hancur

14 3 7
                                    

Shierra kembali terbangun dari pingsannya. Wanita itu melihat Jungkook yang ternyata masih berada di sampingnya. Karena terkejut, ia pun langsung menjauh dengan beranjak dari tempat tidur. Namun, belum sempat kabur, Jungkook lebih dulu menarik tangannya.

Dengan tubuhnya yang masih lemas, akhirnya wanita itu pun kembali terbaring di tempat tidur.

"Mau kemana sayang?" tanya Jungkook lirih. Laki-laki itu menatap intens Shierra yang kini mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Lepasin aku sekarang juga, Jungkook!" ucap Shierra tajam.

Jungkook menghela napas. Laki-laki itu lalu melepaskan genggaman tangannya dan mengambil semangkok bubur.

"Makan dulu," ucap Jungkook lalu membantu Shierra untuk duduk. Ketika satu sendok ia sodorkan ke arah Shierra. Wanita itu dengan cepat menyambarnya hingga sendok yang berisi bubur itu terjatuh ke lantai.

Jungkook sedikit terkejut dengan perlakuan kasar Shierra. Sungguh ia merasa marah sekarang.

"Kamu berani sama aku, sayang?!" kesal Jungkook, ia hendak memukul Shierra. Namun, tidak jadi.

Jungkook melihat Shierra yang menutup matanya. Karena merasa tidak tega, Jungkook pun mengusap surai hitam wanita itu dengan lembut.

"Ja-jangan sentuh," ucap Shierra lirih. Sembari berusaha menyingkirkan tangan Jungkook dari kepalanya.

"Kamu butuh makan sayang," ucap Jungkook lembut.

Shierra menggeleng pelan. "Aku mau pulang, hiks." Lagi-lagi wanita itu menangis. Jungkook benar-benar kasihan padanya. Namun, egonya lebih tinggi daripada itu.

"Tenang aja sayang. Kamu nanti boleh pulang. Tapi dengan satu syarat," ucap Jungkook. Laki-laki itu mengusap pipi Shierra, membuat wanita itu kembali merasa ketakutan.

"Nurut sama aku, tinggal sama aku dalam dua minggu ini. Terus jangan bilang hal ini ke siapapun. Kalo nggak?" Jungkook mengambil ponselnya dan menunjukkan video rekaman dirinya dengan Shierra. "Aku bakalan sebarin video ini."

Shierra menangis, wanita itu menundukkan kepalanya. Sungguh, laki-laki di depannya ini sangat keterlaluan. Jungkook seperti bukan manusia di matanya.

"Gimana sayang? Hm?" tanya Jungkook. Tangannya menyentuh kedua pipi Shierra hingga menatap ke arahnya.

Tidak ada jalan lain selain menyetujui keinginan laki-laki jahat di depannya ini. Dengan ketakutan yang begitu besar, Shierra perlahan menganggukkan kepalanya.

"Good girl," ucap Jungkook dengan senyum kemenangannya.

Tak lama kemudian, ponsel Jungkook berdering. Ada panggilan dari Jimin.

"Halo? Bang Jimin?"

Shierra membelalakkan matanya. "Ji-jim--"

Jungkook langsung menutup mulut Shierra dan menjauhkan ponselnya dari wanita itu. "Jangan bilang macem-macem sayang," ucapnya berbisik.

Laki-laki itu menjauhi Shierra yang kini menangis tanpa suara. Jungkook kembali menempelkan ponsel itu ke telinganya.

"Woi! Lu ngapain si anjir! Denger suara gue nggak?!"

"Iya bang, denger. Kenapa sih?" tanya Jungkook malas.

"Lu udah cek keadaan Shierra belum?"

"Oh ... gue baru aja nih sampai rumahnya. Kak Shierra baik-baik aja kok. Gue liat tadi dia sibuk masak bubur. Enak banget loh bang. Gue nyobain tadi," ucap Jungkook.

Shierra mengusap air matanya. Wanita itu menatap Jungkook tajam dan kesal. 'Dasar pembohong besar! Bermuka dua! Br*ngs*k!' batinnya.

"Syukurlah kalo gapapa. Tapi kok dia sama sekali nggak bales chat atau telfon gue, ya?"

Apple Sweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang