Chapter 1. Apa yang mati, harus tetap mati

181 16 7
                                    

Chapter 1
Apa yang mati, harus tetap mati
.

By Valiant Cassandra

.



.



.


Great Yarmouth, 1845

Pria pucat berpakaian serba hitam itu berdiri diatas tiang jembatan besar yang ada dikota itu tidak peduli betapa ramainya hiruk pikuk suasana dibawahnya. Tidak ada satu orang pun yang sadar akan keberadaannya yang setipis angin itu.

Badut, sebenarnya ia tidak peduli atraksi apa yang akan dilakukan badut tersebut. Namun banyak orang yang tertarik akhirnya memenuhi bibir jembatan hingga tidak terasa sudah melewati kapasitas beban. Dan karena itulah ia tertarik, santapan besar.

Pria pucat itu menjilati bibirnya yang terasa kering, tenggorokannya haus, dan perutnya sudah tidak sabar untuk menyicipi makan malamnya hari ini.

"London Bridge is falling down,
Falling down, falling down.
London Bridge is falling down,
My fair la—dy"

Lagu itu ia senandungkan, belum selesai dengan apa yang ia suarakan, tiba - tiba satu persatu tali jembatan itu putus. Merusak keseimbangan jembatan yang kini tinggal menunggu waktu saja untuk jatuh.

Pemandangan orang berhamburan bagaikan semut dibawahnya adalah tontonan yang terlalu menarik untuk dileeatkan, teriakan putus ada permintaan tolong bagaikan lagu favoritnya.

"Bon Appétit"

Ia menjatuhkan dirinya diantara kerumunan orang - orang tersebut. Memanfaatkan leadaan untuk mencicipi satu persatu makanannya.

"Sraaashhh" pria pucat itu menancapkan taringnya kesalah satu wanita muda berpakaian bangsawan.

"AARRRRRHHHH" cairan berwarna merah segar itu keluar dan langsung ia telan untuk memenuhi dahaganya.

Satu, dua, tiga..
Pria pucat itu berhenti ketika dihadapkan dengan dua orang anak kecil, terlihat sangat rapuh menoleh kesana kemari mencari orang tuanya yang mungkin sudah ikut rata dengan tumpukan orang - orang yang tidak bernyawa.

Jika korban - korban sebelumnya adalah appetizer, maka baginya, anak - anak ini adalah hidangan utamanya.

Langkah demi langkah ia susuri, menatap calon hidangannya itu dengan seringaian tajam.

"Halo adik manis, apakah kalian mencari orang tua kalian?" Sapa pria itu dengan hangat.

Kedua anak itu menatap sedih kegadapannya dan mengangguk.

"Mau paman bantu mencarinya?" Hanya anggukam kecil lagi sebagai jawaban.

"Tapi tidak ada yang gratis didunia ini, maka dari itu.. biarkan paman mencicipi darah kalian hingga tubuh kalian mengering" tiba - tiba raut wajah pria itu kembali mengerikan dan membuat kedua adak itu berteriak dan berlari.

Terlambat.

Kedua tangan dengan kuku tajam pria pucat itu sudah lebih dulu menembus tubuh kedua anak dihadapannya. Menggenggam apa yang sedari tadi ia dambakan, jantung anak - anak itu. Kemudian ia tarik kembali kedua tangannya, tubuh kecil itu seketika ambruk.

Dengan tidak sabar, dia memakan dengan rakus kedua jantung segar itu dengan nikmat tidak memperdulikan bahwa sebentar lagi jembatan akan sepenuhnya jatuh.

Mate Of The Death || YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang