masalah?

33 7 0
                                    

Camaraderie
.
.
.
.
.
Warning
Bahasa non-baku dan kasar
School life
NCT X AESPA

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aeri saat ini sedang duduk sendirian di kantin sekolah. Teman-temannya lain entah kenapa pada sibuk semuanya.

Karena udah kepalang lapar perut Aeri. Dengan terpaksa dia makan sendiri di kantin. Untungnya kantin sedang tidak penuh, jadinya dia bisa makan dengan nyaman dan tentram.

Tap

Aeri merasakan ada seseorang yang menepuk bahu kanan nya. Ia menoleh dan melihat ada tiga orang cewek yang entah siapa. Dia tidak kenal.

Aeri mengerutkan keningnya bingung.

"Hey, lo yang namanya Aeri kan?" tanya salah satu cewek yang posisinya di tengah. Ia memiliki rambut bergelombang, wajah cukup cantik dan bibirnya dipoles lipstik warna merah. Hm seperti warna cabe seblak.

Aeri mengangguk dan berujar, "Iya gue Aeri. Ada apa ya?"

"Baguslah kalau gitu. Berarti gue kagak salah orang..." ucap cewek itu senang karena tidak salah orang. "... Kenalin nama gue Putri. Gue mau minta nomor Navarro. Lo kan sahabat dia. Jadi boleh lah bagi nomornya. Bisa kan?" Sambil menyodorkan hp nya.

Aeri belum menjawab pertanyaan itu. Dia memandang cewek itu dalam diam sambil mengerutkan keningnya. Soalnya aneh banget nih orang. Kenapa gak langsung minta ke orangnya saja?

"Kenapa lo gak langsung minta ke orangnya saja? Dan maaf, gue gak bisa ngasih nomor Navarro ke lo tanpa persetujuan orangnya." Tolak Aeri karena gak sopan dia ngasih nomor temennya ke orang yang kagak kenal.

Senyum dari cewek itu luntur. Dia berdecak kesal melihat Aeri menolak permintaan. "Ayolah, ri. Gak usah pelit gitu kek. Gue malu kalau minta ke orangnya langsung."

Dua temennya yang dibelakangnya mengangguk. Seolah mendukung temen biar dapat nomor Navarro.

"Iyalah ri, toh kita-kita nih temen sekolah juga. Kita bukan orang asing."

"Betul tuh."

Aeri yang mendengarnya hanya menggerutu dalam hati.

'Ya terus? Kita meskipun satu sekolah tapi gue kagak kenal lo pada ya berarti tetep orang asing lah. Menyebalkan'

Aeri menghela nafas kasar. "Gue tetap kagak bisa."

"Yaelah, belagu amat lo sih ri. Mentang-mentang lo temannya. Jadi lo pengen menguasai dia, ya kan? Dasar jalang kagak tahu diri." ucap Putri dengan kesal dan intonasi yang tinggi. Seolah-olah mengajak ribut.

Tapi emang ngajak ribut nih orang.

Aeri yang udah sabar dari tadi. Kegiatan acara makan nya diganggu dan tiba-tiba aja di hina seperti ini. Membangunkan amarah nya.

Dengan menghentakkan sendoknya di atas meja. Sambil memutarkan bola matanya, Aeri berdiri di depan tiga cewek yang cacingan ini.

"Apa lo bilang? Jalang Kagak tau diri? Heh!" Sambil menyentakkan bahunya si Putri. "Lo kagak ada etika ye. Terserah gue mau nolak atau kagak nya permintaan lo. Emang lo siapa? Hah!"

Suara Aeri terdengar nyaring sampai semua orang yang berada di kantin memusatkan perhatiannya kepada dia.

"Tiba-tiba ngehina orang bilang jalang kagak tau diri. Harusnya lo ngaca! Perihal minta nomor aja lo sambil ngehina orang gini. Waras lu?"

Putri yang kagak terima digituin sama Aeri, ngebalas juga. "Ck... ya kan gue cuma minta nomornya doang. Lo aja yang ribet."

Aeri yang mendengar menganga sebentar. Nih orang bener-bener gila dah. Magadir sekali.

"Lo budeg? Gue udah bilang gue kagak bisa ngasih nomornya tanpa persetujuan orangnya. Kalau lo ngerasa minta ke gue ribet. Kenapa kagak minta ke orangnya hm?" tanya Aeri yang udah gemes pengen jambak rambut si Putri ini.

Kemudian Aeri tertawa kecil. "Oh ya... Lo kan pengecut."

"Heh kurang ajar lo!"

"Siapa yang pengecut? Lo sombong amat diminta bantu kek gini aja kagak mau."

Aeri menatap tajam ke arah dua temennya putri ini. "Gue kagak peduli mau dibilang sombong atau apa. Tapi udah hak gue kan mau bantu lo atau kagak. Dari pada gue jadi pengecut macam kalian."

"Anjing lo ri!" Putri yang udah kesal dan tidak bisa nahan amarahnya, sontak menarik rambutnya Aeri.

Aeri yang diperlakukan hal kayak gitu sontak kaget. Dan membalas lagi menjambak rambutnya putri.

∆∆∆

Orang-orang mengelilingi mereka berempat yang penasaran ada apa ribut-ribut juga terkaget-kaget. Sontak mereka ikut ricuh. Beberapa dari mereka meminta untuk menghentikan Aeri dan Putri.

Sebenarnya hal yang aneh sekali, mereka mengenal Aeri yang dimana tuh anak yang jarang sekali membuat kegaduhan alias suka damai, menghindari masalah tiba-tiba aja berantem seperti ini.

Haikal dan Javas yang baru aja selesai dengan urusannya sedang berjalan ke kantin. Namun langkah kaki mereka terhenti melihat orang-orang disana seperti sedang mengelilingi sesuatu di tengah kantin.

Mereka bisa mendengar teriakan ribut disana. Dan mereka merasa mengenal salah satu suara yang disana. Dengan tergesa-gesa, mereka berdua mendekat ke arah kerumunan itu. Membelah lautan manusia. Sampe akhirnya mereka ada di posisi terdepan sontak menjatuhkan rahangnya karena melihat pemandangan di depan mereka.

Aeri dan satu orang sedang saling menarik rambut.

Dengan terburu-buru, Haikal dan Javas memisahkan mereka berdua.

Haikal yang memegang Aeri. Sedangkan Javas menjauhkan putri dari Aeri.

"Eri, tenang ri!"

"Lepasin gue!" Dengan tenaga yang kuat Aeri menghentakkan kedua tangan Haikal yang sedang menahan tubuh dia.

Aeri mengambil segelas cangkir yang ada di meja sebelahnya. Lalu maju 2 langkah dengan cepat ke depan, mendekat ke arah putri yang sekarang dipegangi oleh kedua temennya.

Kemudian...

Byur

Aeri menyiram segelas air ke wajah putri.

Yang lainnya menahan nafas melihat tingkah Aeri. Haikal yang didekatnya langsung mengambil alih gelas ditangan Aeri dan menyimpannya kembali. Dan mencoba membujuk Aeri untuk jangan melakukan apapun lagi.

Namun, Aeri belum puas. Dia berujar, "Lo udah sadar belum bitch? Apa gue harus siram lo lagi? Noh liat di samping lo tuh ada temennya Navarro. Lo bisa minta ke dia. Yang jadi temen Navarro bukan hanya gue, tuh banyak. Sekalian lu minta nomor si Javas dan lainnya juga. Jalang teriak jalang! Bitch!" Mengacungkan jari tengahnya. Aeri berlalu dari tempat itu dan keluar dari kantin.

Haikal dan Javas saling pandang, mereka berdua tidak tau sebenarnya ada masalah apa. Karena itu Haikal menyusul Aeri, dan Javas meminta bantuan orang-orang untuk merapikan kantin yang berantakan. Serta menginterogasi lawan dari Aeri tadi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Royalattee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAMARADERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang