🍁
"Sialan! Ngapain handphone gue pakai ketinggalan di perpus sih!" gerutu Andhika, sembari terburu-buru menuju perpustakaan.
Sebenarnya dia sudah meninggalkan sekolah dua jam yang lalu, tapi dia kembali lagi ketika menyadari ponselnya tertinggal. Kebetulan pelajaran terakhir diadakan di perpustakaan.
Andhika berlari di koridor, hingga dia berhenti di depan pintu perpustakaan yang terbuka separuh.
Dia bernapas lega. "Untungnya belum dikunci."
Cowok itu masuk, langsung menuju meja tempat ia meletakkan ponsel. Andhika mematung ketika menyadari ada pergerakan di balik rak paling ujung.
"Jangan-jangan ada maling sembunyi," gumamnya, waspada.
Andhika melangkah dengan hati-hati, lalu mengintip di sela-sela buku.
"Hah?" pekik Andhika melihat ada yang beradu kepala. Dia tak tahu mereka siapa.
Tanpa pikir panjang, dia langsung muncul di hadapan mereka dan langsung menegurnya, "Kalian ngapain?"
Seketika, dua orang itu langsung terpelonjak kaget. Thalita berbalik, berpura-pura memilih buku. Sedangkan Erwin menghadap ke jendela, seraya melirik Andhika tajam.
Bisa bayangkan betapa malunya mereka berdua?
Andhika gelagapan ketika menyadari tatapan mematikan dari Erwin, seraya meneguk ludahnya dengan susah payah.
"So-sorry, gue gak lihat apa-apa, beneran!" gugup Andhika.
Cowok itu salah tingkah sendiri karena tak dapat tanggapan apa-apa dari Erwin selain tatapan tajam yang cukup intens. Andhika mengangkat tangan kanan, menggunakan jari kelingking dan ibu jari sebagai telepon. Padahal ponsel aslinya ada di tangan kiri.
"Halo, Jackie Chan butuh stand man? Iya, gue ke sana sekarang. Otw!" Andhika lalu kabur begitu saja.
Sepeninggal Andhika, kecanggungan terjadi di antara mereka. Thalita masih membelakangi Erwin, begitu juga dengan Erwin yang menghadap ke luar jendela. Sesekali dia melirik Thalita.
***
'Penyebab seorang selebgram yang meninggal beberapa bulan lalu, kini terungkap. Kecelakaan yang dialami pria berusia 27 tahun itu merupakan pembunuhan berencana. Diduga ada oknum yang sengaja menyabotase mobil yang ditumpanginya.'
Suara berita di televisi itu menemani Ratih beraktifitas. Beliau sedang sibuk di dapur sambil bicara di telepon dengan Afdan.
"Tante lagi di mana sih? Kok berisik banget?" tanya Afdan di seberang sana.
"Oh, itu suara TV," jawab Ratih, "biasalah, berita pembunuhan lagi. Kamu tahu negara kita banyak banget kasus pembunuhan."
"Siapa yang dibunuh, Tan?" Afdan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI RAHASIA ERWIN
Ficção Adolescente[UPDATE SESUAI TARGET!] . "Kakak gue yang bikin lo bunting, kenapa gue yang harus nikahin?" - Erwin. ***** Hidup seorang ketua genk motor yang diidolakan banyak gadis, tak semulus kelihatannya. Sifat dingin dan cuek Erwin bukan tanpa alasan, ada ban...