1

7 2 0
                                    

Langkah kaki terdengar, banyak orang terlihat. Hari ini pemakaman nyonya dan tuan dari klan Akuma. Pemimpin yang selama ini menjalankan Klan hingga klan menjadi sebesar ini.

"Lapor tuan muda, pemakaman segera dimulai" kata salah satu anggota di Akuma. Vox segera berdiri dari tempat duduknya dan memakai kembali jas nya. Hujan menemani acara pemakanan tersebut, sampai salah satu anggota berucap.

"Siapa pemimpin berikutnya?" memecahkan keheningan, kalimat tersebut membuat semua orang marah. Seharusnya jelas bahwa Vox yang menjadi penerus selanjutnya, namun banyak yang berpendapat mungkin Fulgur dapat menjadi pemimpin. 

"Jelas itu Vox, apa yang perlu dipertanyakan" itulah yang Fulgur katakan, mau bagaimanapun Fulgur tau bahwa Vox lebih pantas mendapatkan.

Pembahasan berhenti di sana. Semua kembali ke tempat masing masing, dan orang itu keluar dari klan Akuma.

Esoknya Vox menggumpulkan semua anggota penting dan membuat rencana bisnis yang baru, dan setelah diskusi yang panjang mereka menemukan solusinya. Rencana membuka bisnis di bagian otomotif. 

"Fulgur, carilah dokter yang bisa menyembukan penyakitmu itu" Ucap Vox, setelah itu Vox mengambil jaket dan pergi keluar. Para penggawal mengikuti Vox sebelum vox menghentikan.

"Kalian jagalah rumah, musuh semakin gencar semenjak kepergian ayah dan ibu" setelah itu pengawal berhenti mengikuti Vox.

Vox berjalan keluar rumah dan pergi memakai mobil favoritnya. Setelah melaju cukup jauh dari rumah beberapa mobil dan motor mengikutinya. Vox menaikan kecepatan melewati gang gang kecil mencoba lepas dari mobil tersebut. Namun sayangnya sebuah mobil menghantamnya dari depan, membuat mobilnya terpojok di pinggir.

Saat suara ledakan berbunyi vox dengan cepat keluar mobil dan mengeluarkan pistolnya. Vox melihat mobilnya meledak dan banyak orang dengan topeng menodongkan pistolnya. 

Singkat cerita, vox bertengkar dengan mereka, saling menembakan peluru. Keadaan imbang walau Vox bertarung sendirian, ada alasan mengapa Vox sangat pantas menjadi ketua Klan Akuma. Walau keadaan imbang, perbedaan jumlah membuah Vox kewalahan. Luka di lengannya tak memungkinan bagi Vox untuk melanjutkan perlawannya.

Seseorang melemparkan pisau yang tertancap ke lengan musuh, dan berdiri didepannya. Si pelempar adalah pria dengan badan mungil yang mungkin bahkan tidak dapat menyentuh dagu Vox dengan tingginya itu. Dengan cepat pria mungil itu bergerak mengeluarkan pisau kecilnya dan mulai melemparkannya kembali. Kecil namun berbahaya, setidaknya itu yang Vox dapat simpulkan.

Dia menghabisi dengan cepat lalu menghampiri Vox yang mulai kehilangan kesadaran. "Hei hei, kau yang terlihat seperi mafia kaya. Ingatlah muka aku, jika bertemu aku lagi jangan lupa berikan aku hadiah" katanya lalu mengedipkan mata. Vox tak sempat membalas, karna darahnya yang terus mengalir membuat kesadarannya hilang sepenuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang