The Night Sigh : Chapter 34

729 64 10
                                    

Minho berbelalak tidak bisa mengatakan apapun, siapa pria itu kenapa dia sangat mirip dengan Minho. Di saat dirinya dipanda kebingungan, pria manis itu perlahan bangun dari ranjang yang entah kenapa ada di sana. Dia agak meringis saat berdiri dan berjalan ke arah Minho dengan perut besarnya.

"Ternyata hamil itu sulit ya, akhirnya aku merasakan apa yang selama ini kau rasakan" ucapnya kini ada di hadapan Minho. Aroma feromon itu ternyata berasal darinya. Harum sekali.

"Kau siapa?" Tanya Minho lagi. Pria manis itu terkekeh pelan dengan senyuman miringnya terlihat sangat arogan.

"Kau sering berbicara dengan ku, apa kau tidak mengenali ku?" Tanyanya sembari menaikan salah satu alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau sering berbicara dengan ku, apa kau tidak mengenali ku?" Tanyanya sembari menaikan salah satu alisnya. Minho berpikir keras namun sebuah nama kini muncul di kepalanya.

"Lino?" Tanyanya. Pria itu tersenyum pelan kemudian membuka sebuah pelukan untuk Minho. Minho memeluk pria itu dengan erat. Usapan lembut dapat Minho rasakan di punggungnya.

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan mu" kata Minho berkaca-kaca. Lino tersenyum pelan kemudian mengusap perut buncitnya.

"Mereka sangat aktif ya anak-anak ini, ayo kita pergi jalan-jalan. Biarkan saja Bang Chan menangis tersedu-sedu karena merasa bersalah" kata Lino.

"Kenapa kau tahu?" Tanya pria manis itu pada wolfnya.

"Aku tahu, aku bisa melihat langsung ke luar. Tapi tidak usah dipikirkan, saat kau di sini aku akan membawa anak-anak kita bersama ku jadi kau bisa bersantai. Dan jangan katakan pada Chris" katanya. Minho tersenyum pelan kemudian mereka berjalan-jalan di padang rumput penuh bunga tersebut.

Keduanya mengobrol banyak seperti seorang saudara yang akhirnya dipertemukan selama sekian lama. Seperti biasa Lino sangat banyak bicara, dia berbicara sama seperti saat mereka mindlink.

"Aduhh" ringis Lino saat duduk di sebuah ayunan itu di samping Minho menatap indahnya langit sore. Waktu sangat cepat, saking asiknya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Minho mengusap perut buncit wolfnya. Lino mengangguk sembari menikatinya. Mereka seperti menggeliat di dalam sana, menggemaskan.

"Bagaimana rasanya digauli oleh Chan?" Tanya Lino tiba-tiba. Seketika wajah Minho jadi merona, kenapa tiba-tiba percakapan mereka berubah menjadi percakapan dewasa.

"Bukannya kau merasakannya juga?" Tanya Minho malu-malu. Lino terkekeh melihat Minho, dia adalah tipe-tipe pria yang suka dikasari.

"Chris tidak bisa bermain dengan baik, jujur aku ingin mencoba rasanya saat kau mendapatkan rut Bang Chan. Pasti gila" katanya. Minho semakin merona, kenapa percakapan mereka sangat menggelitik.

"Saat menandai mu dia juga menggauli mu untuk mengalihkan rasa sakitnya" ucap Lino. Minho mengangguk pelan.

"Dia sangat seksi" kata Lino lagi membuat Minho terkekeh. Perlahan tangannya memegang bekas gigitan tanda dari Chan.

THE NIGHT SIGH  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang