#2

102 4 0
                                    


"Aku rindu, tapi aku takut"

Arbi hanya bisa berbicara dengan isi hatinya, satu foto yang sedang ia genggam membuat ia seakan larut dalam kesedihan.


"Aku memang jahat by ,,,, aku pantas kamu benci"

" maaf "

Kesadaran Arbi seakan di renggut, rasa sakit yang kian menyiksa, tidak bisa dia tahan lagi,mata sayu, keringat dingin, nafas terhimpit dan pusing yang Arbi rasakan, obat rutin pun seakan tidak bisa menghilangkan rasa sakitnya, Arbi hanya bisa meringkuk dan menikmati kesakitan nya, tampa bisa meminta tolong pada siapapun, karna tempat dia tinggal hanya kamar flat kecil di lantai 2 yang jauh dari kata ramai.

Arbi teringat dengan sosok perempuan yang sangat Arbi cintai, 3 tahun yang lalu,,Perempuan yang selalu tersenyum di depan nya,, tutur katanya lembut, tapi keras kepala,ntah bagaimana kabarnya sekarang, yang Arbi ingat hanya bagaimana dia melihat perempuan itu menangis karna perkataan nya, Arbi sadar ia memang jahat, Arbi bahkan menyesal dengan apa yang terjadi saat itu, tapi Arbi juga takut kalo saja dia bertahan, perempuan itu akan semakin menderita.

" maaf,,,,, naby "__

________________


Arbi bangun dalam keadaan lemas, semalaman ia tidak bisa tidur, obat yang ia minum rutin benar - benar sudah tidak manjur, jadwal check up nya masih 2 hari lagi,tidak mungkin dia datang lebih cepat untuk priksa, terkadang Arbi juga membeli obat warung hanya untuk menghilangkan rasa pusingnya, karna terlalu sering rasa sakitnya kambuh, itu pun ia lakukan saat waktu bekerja saja, walaupun dokter melarang meminum obat sembarangan tapi mau bagaimana lagi Arbi harus bekerja.

______

"tumben sekali kau tidak telat Ar,?"

Ucap salah satu teman kerjanya,, dan hanya di jawab anggukan oleh Arbi, tubuhnya terlalu lemas untuk menanggapi nya.

Arbi langsung pergi ke bagian pendinginan seafood, memasukan berbagai makanan siap saji kedalam freezer jumbo itu, sebenarnya Arbi tidak kuat dengan suhu pendingin di dalam sana, paru-paru nya seakan menolak, terkadang ia sampai tidak bisa menarik napas, karna itu ia sering sekali pingsan karna tidak sanggup menahan sakitnya.


Srekkk,,

Brukk,,

"Hahhhh,,sakit_"

Arbi jatuh berlutut di dalam pendingin,tangan kanan nya masih memegangi troli yang tadi ia dorong, sedangkan tangan kiri nya memegangi dada bagian kiri , pernapasanya seakan terhimpit, napas nya sulit di tarik.

"Hahh,, hhahh,,, ackh"

"Tolongh_"

Kesadaran Arbi kian menipis, tubuhnya tidak bisa menahan rasa sakit yang semakin menyiksa, teman-teman bekerjanya masih belom menyadari apa yang terjadi pada Arbi.

Brukk, dughh,,




"Suara apa itu?,,"

"Dari dalam pendingin"

"Ar,,,, "

Salah satu teman nya menyadari suara seperti barang terjatuh di dalam pendingin itu, dan yang lain nya sadar ada Arbi di dalam sana.

"Ar,,,, "

"Arbi,,, "

Mereka berdua pun bergegas pergi ke tempat itu karna Arbi tidak menjawab panggilan mereka.





"ARBI,, "

Mereka terkejut melihat Arbi sudah tergeletak tidak sadarkan diri, mereka bergegas mengeluarkan Arbi dari dalam sana, dan membawa nya ke tempat yang lebih bersih, tubuh Arbi terus di guncang pelan untuk di bangun kan, tapi seperti tidak ada respon sama sekali,Arbi memang sering sekali pingsan, tapi firasat dua teman nya merasa kali ini sangat aneh.

"Ar,,bangun"_

"Dia tidak bernafas"_

"panggil mandor saja"_

Tubuh Arbi semakin di kelilingi banyak teman bekerjanya, banyak yang coba membantu untuk mensadarkan Arbi, tapi Arbi sama sekali tidak merespon, sampai datang sang mandor dan melihat kondisi Arbi dengan teliti,ia menyadari ujung jari tangan Arbi sudah membiru.

"Bawa dia kerumah sakit,,"_

"Cepat__"













________________________________

Terimakasih untuk yang sudah membaca ♥

Maaf, kalo ceritaku masih banyak kurang nya. 🙏🏻💕

Jangan lupa kasih aku
⭐ dan comment.

Supaya aku semakin semangat buatnya See you 💕

" love that hasn't been lost "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang