14. Aku adalah Kamu

1.6K 241 27
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

*

Mendengar laporan dari Hendrick, Rheas semakin bertanya-tanya alasan kenapa dia harus menjadi permaisuri atau kenapa dia harus tetap tinggal.

Kehidupan ini sungguh tidak cocok dengan dirinya.

"Yang mulia-" panggil Hendrick tertahan.

"Pulang sana, aku tidak membutuhkanmu lagi.." usir Rheas.

"Yang mulia, setidaknya anda harus makan sesuatu.." ujar Hendrick pelan.

"Keluar, Hendrick" ucapan Rheas kali ini sepertinya tidak bisa membuat Hendrick bicara lagi, Ksatria itu sudah meloncat keluar dan hilang.

Rheas merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya membiarkannya merasakan kegelapan yang sepi.

Tubuhnya meringkuk, tangannya memeluk lututnya sendiri. "Ternyata tidak ada yang namanya air suci.. Lalu, apa.. Ibu Rheas meninggal saat itu?" 

Ah, tidak suasana hatinya semakin buruk. Kepalanya kian pusing. Dia tidak tahan lagi.

"Kalau begini terus, untuk apa aku hidup? Bukankah lebih baik aku mati?" monolog Rheas.

"Mungkin saja jika aku mati aku kembali.." lirih Rheas.

"Oh, Memangnya kau mau kembali ke sana?" suara yang terdengar sama persis dengan dirinya membuatnya langsung berbalik.

Eh? Sejak kapan di sekelilingnya gelap sekali? Ini bukan kamarnya, lebih terlihat seperti ruang hampa yang tak berujung.

Disini juga gelap sekali.

"Aku tanya sekali lagi, jika kita kembali.. Apa kita akan bahagia?" pertanyaan itu terdengar lebih jelas.

Rheas buru buru melihat ke sumber suara. Apa itu Rheas yang asli? Tubuhnya dibalut dengan kain putih khas yunani, dengan beberapa ornamen emas di salah satu bahu dan kepalanya. Cahaya juga berpendar terasa hangat sekali melingkupinya.

Rheas tersenyum. "Halo" sapaan Rheas membuat Renjun tersentak.

"R- Rheas? Ayo tukar kembali kehidupan kita.." Renjun langsung mencengkram kedua pundak lawan bicara.

Tapi, raut wajah itu hanya menatapnya dengan raut wajah yang tidak bisa Renjun baca.

"Tidak bisa.." jawaban itu membuat Renjun mengerut bingung.

"Kenapa? Kau Rheas, bukan?" tanya Renjun, wajahnya terlihat sangat putus asa.

Rheas tampak tersenyum begitu lembut, Renjun sungguh tidak yakin Rheas adalah penjahatnya jika melihat wajah cantik ini.

"Aku Rheas, Kamu juga Rheas.." balas Rheas.

"Apa maksudnya itu?"

"Aku adalah kamu, tapi bagian dari masa lalu.. Aku adalah kamu di dua kehidupan sebelumnya. Sebagai Rheas dan sebagai Renjun" penjelasan itu sungguh membuat Renjun bingung sekali.

"Tidak, aku adalah Renjun!" koreksi Renjun. "Aku Renjun, Kamu Rheas!" tekan Renjun.

"Kenapa tidak percaya? Aku sungguhan kamu, kamu adalah aku.. Aku si Masa lalu dan kau si Masa depan. Simpelnya begitu.."

"Gila! Masuk dunia kerajaan aneh ini juga sudah sangat diluar nalar. Lalu, dengan semua penjelasanmu? Apa aku sebenarnya gila dan mengidap delusional?" gumam Renjun pelan.

"Kalau memang delusional, kau tidak akan merasakan sakit, ya kan?" setelah melayangkan ucapan itu Rheas mencubit lengan Renjun keras keras.

"Aww! Sakit!" protes Renjun.

I'm not the Original Anti Villain | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang