#9 Ketika Sherina Seharian Bersama Sadam

244 23 26
                                    

Hampir seharian menghabiskan harinya bersama Sherina kemarin membuat Sadam cengar-cengir sendirian saat mematut dirinya di depan cermin bersiap untuk berangkat kerja. Percikan-percikan rasa bahagia menyadari keberadaan Sherina ada di dekatnya saat ini masih bisa Sadam rasakan dengan begitu jelas. Bahkan Sadam seperti masih bisa mencium bau parfum milik Sherina tertinggal di sofa yang disandarinya kemarin.

Di tengah kebahagiannya menyadari kehadiran Sherina yang seolah dopamin mampu meningkatkan semangatnya, Sadam teringat pada satu hal yakni bagaimana Sherina memenuhi kebutuhan sehari-harinya?

Laki-laki itu bersegera menyelesaikan kegiatan bersiap-siapnya. Kemudian setengah berlari menuju pantry mini menuang kopi yang sudah disiapkannya tadi ke dalam tumblr ukuran sedang, lantas bergegas pergi meninggalkan Wisma menuju penginapan tempat tinggal Sherina.

Hanya butuh waktu lima menit dengan berjalan, Sadam sudah sampai di depan penginapan Sherina. Suasananya nampak sepi, pintu penginapan Sherina juga masih tampak tertutup. Apa perempuan itu masih belum bangun?

Saat Sadam hendak mengayunkan tangan mengetuk pintu penginapan Sherina, laki-laki itu dikagetkan dengan suara derap langkah menaiki lantai undakan. Sadam pun refleks menoleh, memastikan siapa yang datang.

Ternyata sosok itu adalah Sherina dalam balutan setelan baju olahraga biru cerah dengan rambut panjangnya yang diikat kuda. Beberapa poninya tampak lepek menempel di sisi keningnya.

"Lho, Dam, kamu kok ada disini?" tanya Sherina sembari menyeka sisa keringatnya dengan lengan baju olahraganya kemudian duduk di kursi rotan di depan penginapan melonggarkan kaitan tali sepatu sebelum melepasnya.

Sadam lantas duduk di kursi di sebelah Sherina. Memandangi perempuan itu yang tetap terlihat begitu cerah dan segar meski baru saja selesai berolahraga.

"Menurut kamu, kalau aku disini aku mau ngapain?" Bukannya menjawab, Sadam justru balik bertanya. Mengundang dengkusan gemas dari Sherina.

"Masih terlalu pagi untuk memulai hari dengan menggombal, Sadam Ardiwilaga," batin Sherina.

"Aku bawain ini buat kamu." Sadam mengangsurkan tumblr berisi kopi yang dibawanya ke hadapan Sherina. "Suka minum kopi kan kalau pagi?"

Sherina menerima tumblr kopi dari tangan Sadam. Memutar-mutar dan memperhatikan tampilan tumblr itu sebentar kemudian membuka tutupnya dan menghidu aroma kopi yang menguar nikmat dari dalamnya.

"Hmm... ini kamu buat sendiri?" tanya Sherina pada Sadam yang matanya terlihat begitu berbinar-binar.

Laki-laki itu mengangguk. "Manual. Dari biji kopi yang digiling sampe diseduh pake metode drip."

Keduanya beranjak dari kursi untuk masuk ke dalam penginapan yang ditempati Sherina. Jangan dibandingkan dengan Wisma yang ditempati Sadam, karena penginapan yang ditempati Sherina jelas lebih kecil dan sederhana meski sama-sama berada di sekitaran wilayah OUKAL.

Wisma yang ditempati Sadam memang diperuntukkan untuk rumah tinggal bagi pegawai dalam jangka waktu yang lama. Sementara penginapan hanya diperuntukkan untuk tamu yang tinggal sementara untuk urusan tertentu seperti misalnya peliputan seperti yang dilakukan Sherina.

Sherina menuang kopi dari tumblr Sadam ke dalam gelas mug bergambar orang utan yang disediakan pihak OUKAL di masing-masing kamar penginapan kemudian menyesapnya sedikit. Rasa pahit kopi segera menyapa lidah Sherina. Namun keharuman kopi yang memikat seperti sekaligus memberikan kenangan yang manis dari rasa pahit yang tersaji.

"Rasa kopinya agak beda, ya?" tanya Sherina sembari mengangkat mugnya. "Kopi khas sini?"

Tampak Sadam yang mengangguk diiringi senyuman yang secerah mentari. Entah sejak kapan laki-laki itu jadi begitu antusias jika sudah membahas mengenai dunia perkopian.

KetikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang