02. Black Marlboro Scent

185 37 7
                                    

JEKSA kira, kejutan di hidupnya berhenti setelah mendapati sang Bunda tidur dengan bawahan Ayahnya, tetapi rupanya sebuah helm KYT R9 berwarna abu-abu gelap yang mendarat di kepalanya berhasil membuat jantung Jeksa berdetak lebih cepat lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JEKSA kira, kejutan di hidupnya berhenti setel
ah mendapati sang Bunda tidur dengan bawahan Ayahnya, tetapi rupanya sebuah helm KYT R9 berwarna abu-abu gelap yang mendarat di kepalanya berhasil membuat jantung Jeksa berdetak lebih cepat lagi. Seperti angin, Jeksa baru tersadar bahwa ada benda berat yang menghantam kepalanya setelah benda itu jatuh keras ke tanah, dan dia merasakan perih teramat pada pelipisnya.

Laki-laki jangkung itu terdiam diatas motornya, masih berusaha mencerna kejadian yang rasanya seperti mimpi itu. Jeksa menatap sekeliling, dimana seketika aktivitas di parkiran sekolah itu terhenti dan mata mereka terfokus pada Jeksa dan gadis yang berdiri didepan motornya dengan wajah tidak berdosa. Pun dengan teman-temannya yang masih melongo tidak percaya akan hal yang dialami oleh Jeksa.

"HEH KOK DIPUKUL SIH JEKSANYA?!"

Baru, ketika teriakan Kaisar masuk ke telinganya. Jeksa betulan yakin bahwa yang sedang dihantam-helm-oleh-cewek-di parkiran itu dirinya. Parahnya lagi, hantaman itu terjadi tanpa alasan yang jelas. Jeksa merasa dia belum pernah berurusan dengan gadis ini. Siapa gadis dengan rambut panjang dan wajah marah ini?

"Lo ada masalah apa sama gue?" Baru ketika tenang, Jeksa bertanya dengan nada yang masih dia usahakan lembut. Laki-laki itu turun dari motornya, mencari sapu tangan dan mengelap darah yang mengucur dari pelipisnya, meringis dan menatap kearah gadis yang masih diam membisu itu.

"Gak usah pura-pura gak tau deh lo dasar kriminal!" Suaranya melengking, matanya menyalak menatap Jeksa galak. Sedang yang ditatap menghela nafas kasar.

"Gue lupa lo siapa— atau kita memang belum pernah ngobrol sebelumnya. Tapi mukul orang pake helm, yang juga bukan punya lo ini yang lebih masuk akal buat disebut tindak kriminal ya, Nis—" Jeksa berkata dan menatap gadis itu, matanya tertuju pada name tag yang sedikit tertutupi oleh rambutnya yang terurai itu. "—Tisha."  Lirihnya diakhir.

"Anjir Sha kok lo jadi penuh kekerasan gini sih?! Jeksa ada salah apa sama lo anjir?" Kaisar menginterupsi, datang dan langsung berdiri disamping Jeksa.

Nistisha menatap Kaisar tajam, pun kepada teman-teman laki-laki itu yang langsung mengerubungi mereka. Sekilas, dia melihat Yumna dan yang lain datang dan langsung bergumam 'Nistisha goblok!'

"Tanya aja ke temen lo yang otaknya kriminal itu!" Nistisha membalas pedas, menatap Jeksa sanksi. "Kalau lo merasa salah, ikut gue ke rooftop sekarang! Sebelum gue permaluin reputasi lo yang agung itu disini."

Jeksa menyunggingkan senyum tipis, menatap punggung gadis yang sudah berlalu dengan langkah lebar itu. Merasa percaya diri bahwa Jeksa akan mengikutinya, namun laki-laki itu memilih menginterupsi Saga yang ingin mengejar Nistisha. "Ke warung Mak Sum aja, gue butuh obat merah sama plester kayaknya. Perih banget asu."

Deru motor mereka memekakkan telinga, dan Jeksa yakin bahwa deru motor itu juga melukai harga diri gadis yang saat ini tengah menatap kearah mereka dengan ekspresi kaget yang seketika berubah menjadi ekspresi marah. Laki-laki itu melempar senyum, sempat mengangkat alisnya sebelum berlalu dengan helm yang sengaja tidak dia pakai. Seolah dengan sengaja agar Nistisha tahu ekspresinya.

Kaleidoscope: The Extraordinary J | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang