The Night Sigh : Chapter 35

791 64 7
                                    

"Arghh" tiba-tiba Chan merasakan kakinya nyeri. Padahal dia saat ini diam dan duduk sembari mengecek beberapa berkas laporan dari beberapa desa. Perlahan dirinya berusaha meregangkan kedua kakinya dengan berdiri. Namun, rasanya semakin lama semakin sakit.

"Oh astaga!!" Teriaknya, sang Alpha kini berlari menuju ke arah kamar di mana sang mate berada. Jantung Chan berdegup dengan kencang, semoga tidak terjadi hal buruk pada sang istri.

Sejak mereka saling menandai, kedua jiwa mereka seperti saling terhubung. Minho sekarang sudah bisa melakukan mindlink begitu juga dengan dirinya. Keduanya jiwa terhubung membuat rasa sakit mereka pun terbagi.

"Minho?" Tanya Chan ketika melihat istrinya tengah duduk di atas ranjang memegang kakinya. Lebih tepatnya jempol kaki yang berdarah.

"Untung saja kau datang, aku tiba bisa melihat luka di kaki ku" kata Minho meringis. Chan mendekat dan menjongkok di depan Minho. Perut Minho yang kian membesar membuatnya tak bisa melihat bagian bawah tubuhnya sungguh kasian.

"Kenapa bisa luka?" Tanya Chan posesif. Minho menatap suaminya dengan terkejut, emang apa serius?

"Aku tadi tak sengaja menendang ujung pintu, aku tidak bisa menahan kencing lebih lama" katanya. Chan menghela napas mengambil kotak P3K yang ditinggalkan Felix di sana.

Sembari mengobati luka sang Luna, Chan melihat sekeliling kamar mereka. Sejak Minho di sini, kamarnya seperti berubah. Bunga-bunga berwarna warni dan beberapa ornamen berwarna dipajang. Seperti kamar yang berbeda saat dirinya masih lajang.

Di sofa, kini terlihat beberapa gulung benang dan sebuah rajutan yang masih belum diselesaikan. Sepertinya Minho menghabiskan waktunya untuk merajut, karena Chan melarangnya untuk pergi keluar dari kamar.

"Apa yang kau buat?" Tanya Chan sembari tersenyum menahan Minho. Si manis terkekeh, dia memegang wajah Chan dan mencium hidung mancung itu gemas.

"Rahasia" katanya kemudian. Chan kembali menatap kaki Minho dengan senyuman nakal.

"Kenapa harus ada rahasia?" Tanya Chan kini duduk di samping Minho. Memeluk dan mencium sang Luna dengan gemas. Semakin lama Minho nampak sangat menggemaskan.

"Benar mau lihat?" Tanya Minho lagi. Chan mengangguk sembari mendekatkan wajahnya agar Minho mencium dirinya. Kode itu sudah biasa mereka lakukan jadi Minho sangat peka. Tanpa dipaksa dia mencium bibir tebal suaminya berulangkali.

"Tapi kau harus mengajak ku jalan-jalan" katanya. Chan mengangguk mengiyakan, toh Minho akan pergi keluar dengannya jadi tidak masalah.

"Baik, boleh" ucap Chan. Minho langsung sumbringah, pria manis itu bangun perlahan sembari memegang perutnya yang super besar kemudian membuka lemari tempat pakaiannya.

"Tutup mata sayang" kata Minho. Panggilan itu sangat langka, tapi membuat jantung Chan berdebar kencang. Minho tersenyum melihat hasil pekerjaannya selama seminggu. Sebuah syal bermotif kotak-kotak berwarna biru dan putih. Perlahan Minho berjalan ke sana di mana sang suami duduk memejamkan mata.

Minho tersenyum pelan melihat wajah baru Chan, ya. Pria itu sekarang memikirkan warna rambut pirang. Bukan berubah secara alami, tapi beberapa hari yang lalu Minho suka sekali dengan rambut Felix jadi dia menyuruh Chan mengecat rambutnya dengan warna yang sama.

Awalnya pria itu mengelak dan marah, tapi setelah Minho mebujuk akhirnya pria itu datang dengan rambut baru yang membuat sang Alpha lebih tampan.

"Cup"

Minho mengecup bibir tebal Chan yang menggoda sebelum melingkarkan syal yang dirinya buat dengan penuh cinta.

"Sudah" kata Minho berdiri menunduk menatap Chan. Pria itu perlahan membuka mata dan memegang apa yang dipasang pada lehernya. Aroma Minho melekat pada rajutan itu membuatnya menjadi sangat hangat dan nyaman.

THE NIGHT SIGH  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang