The Fourth Mission || Ravenloft

66 6 17
                                    

 Ravenloft : Hutan gelap tempat gagak menggema, membimbing pengembara ke alam rahasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.. Ravenloft : Hutan gelap tempat gagak menggema, membimbing pengembara ke alam rahasia ..

Tidak tahu akan secepat ini —hanya berselang dua hari sejak selesainya misi ketiga, bias keemasan yang mendadak muncul di sekujur tubuh kembali memberi isyarat. Misi selanjutnya akan segera dimulai, dalam waktu satu kedip mata.

Zeano tidak memiliki banyak persiapan, manakala alam senja bertabur bunga dendalion itu lenyap begitu saja ..berganti menjadi alam gelap, mencekam penuh misteri. Seperti jauh sekali di dalam hutan, dan Zeano tersesat sendirian.

Sial! Panik terlalu cepat melambung manakala menyadari diri kehilangan sesuatu yang teramat berharga, teramat dibutuhkan.

"Berlian? Kau dimana?"

Sepasang netra keemasan itu bergulir gelisah, langkah mundur terambil secara bertahap sebab cemas. Ditengah misi yang agaknya tidak akan berjalan dengan mudah, kehilangan eksistensi Berlian sebagai petunjuk mutlak ..seperti mimpi buruk luar biasa.

"Sial! Disaat setiap waktu kau selalu berada di sisiku, lantas ..kenapa kau harus menghilang di detik-detik begini?"

Sungguh tidak ada satu detikpun terlepas, bahkan sebelum berpindah alam ..Berlian tepat berada di sisi. Zeano sendiri tidak mengerti, Berlian menjadi begitu melekat usai misi ketiga berakhir. Gadis itu —ah tidak, sosok malaikat itu seperti berusaha melakukan pendekatan lebih. Sesuatu yang melebihi kapasitas hubungan diantara Helper Angel dengan Seeker Soul-nya.

Setidaknya Zeano mengerti, itu bukan sesuatu yang normal.

Tetapi begitu di waktu yang sangat dibutuhkan, ..kemana sosok malaikat itu pergi? Bagaimana Zeano bisa menyelesaikan misi tanpa petunjuk dan arahan darinya? Apa yang akan Zeano hadapi di misi kali ini?

"Zeano.."

Upaya mencari sontak terhenti, gerak refleks mendorong tubuh tuk berputar. Mencurigai sumber suara, tetapi ..nihil. Tidak ada siapapun di belakang. Disini memang gelap, tetapi setidaknya penglihatan Zeano masih normal ..teramat jelas setidaknya sejauh beberapa meter ke depan. Tetapi sungguh, tidak ada siluet siapapun yang tertangkap retina..

..disaat suara Berlian begitu dekat di telinga.

"Jangan mempermainkanku, Berlian. Ini bukan waktunya untuk bermain. Keluarlah. Leluconmu sama sekali tidak—"

"T—tolong, Zen.."

Kesal tertelan telak, terlalu cepat beralih menjadi gemuruh luar biasa di dada. Sarat ketakutan teraba jelas dalam suara Berlian, getarannya memperjelas. Tanpa melihat, Zeano tahu Berlian sedang ..menangis.

Soul JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang