Dengan hebohnya, Jendral langsung membawa sang adik yang pingsan itu ke rumah sakit setelah sempat ia bersihkan tubuh mereka seadanya.
Dokter yang memeriksa Nana sempat menyerngit heran sesaat melihat keanehan pada pasien yang hendak ia tangani itu. Dari fisiknya sudah kelihatan kalau Nana termasuk laki-laki walaupun berwajah cantik dan bertubuh langsing layaknya perempuan, lantas kenapa kelaminnya berbeda dari yang seharusnya? Tapi kemudian si dokter tak mempermasalahkan hal itu dan tetap lanjut memeriksa Nana.
Ternyata, Nana tadi muntah dikarenakan asam lambungnya yang sempat naik akibat guncangan yang terlalu hebat lalu jatuh pingsan karena kelelahan.
Jelas saja Nana begitu kelelahan. Jendral mengerjai adiknya itu sejak sore sepulang ia dari kampus hingga jam 9 malam tadi tanpa memberi Nana istirahat maupun makan dan minum untuk sekedar mengisi tenaga.
Akhirnya, area vagina Nana yang ternyata lecet cukup parah itu juga sekalian ditangani di ruang UGD.
Sedangkan Jendral, ia merasa lega bukan main karena tak ada penyakit serius yang mendera tubuh adiknya hingga pingsan seperti itu.
Tapi jujur saja, di satu sisi juga Jendral sebenarnya cukup malu ketika mendengar penjelasan dokter tentang kondisi Nana tadi. Jelas semua ini adalah seratus persen salahnya yang tidak bisa mengontrol diri ketika menyetubuhi sang adik untuk pertama kalinya.
Apalagi ketika dokter yang memeriksa sang adik tadi sempat berpesan kepadanya untuk melakukannya dengan lebih lembut lain kali. Jendral yang mendengar itu pun hanya mengagguk seraya menggaruk tengkuknya merasa kikuk.
Si dokter yang melihat reaksi Jendral pun hanya mengulum senyum maklum berpikir bahwa kedua pasangan muda-mudi ini terlalu dimabuk nafsu yang meledak-ledak hingga membuat si submisif sampai pingsan begitu.
"Mas kasar banget mainnya padahal ini yang pertama bagi kamu, Dek. Maafin Mas ya?" gumam Jendral yang kini sudah duduk di sebelah ranjang rawat Nana.
Ia usap-usap lembut pipi orang terkasihnya itu yang kini sudah mulai terlihat tak sepucat tadi.
Syukurnya, sang adik hanya perlu menghabiskan dua botol infus untuk mengembalikan tenaganya, barulah setelah itu mereka akan diperbolehkan untuk pulang.
Dan saat ini, Jendral tengah menunggu sang adik untuk bangun sembari menunggu botol infusnya yang kedua itu habis.
Hingga tak lama kemudian, mata indah kesukaan Jendral yang sedari tadi terpejam itu kini perlahan terbuka.
"Adek? Adek udah sadar?" tanya Jendral yang terlewat senang melihat sang adik sudah sadar dari pingsannya. Kepala Nana ia usap-usapi sambil terus menatap Nana penuh senyuman.
"Mas... kita dimana?" Nana bertanya dengan suara yang terdengar agak serak hampir habis, mungkin efek baru sadar dari pingsannya, atau mungkin juga suaranya habis karena terlalu sibuk mendesah seraya menjerit ketika digempur oleh Jendral beberapa jam yang lalu.
"Kita di rumah sakit, Dek. Adek pingsan tadi, Mas khawatir makannya bawa Adek ke rumah sakit biar diperiksa." jelas Jendral.
Nana diam sesaat berusaha mengingat apa yang terjadi hingga ia jatuh pingsan.
Seketika itu pula, pipinya mulai menampakkan rona kemerahan karena akhirnya Nana ingat kalau ia pingsan ketika sedang bersetubuh dengan sang kakak.
Ahh... Nana jadi malu saat pikirannya malah terpaku pada kenikmatan yang ia rasakan saat kejantanan sang kakak mengobrak-abrik lubang senggamanya sementara dirinya tanpa malu terus terkencing-kencing di saat yang bersamaan.
Tiba-tiba seorang suster menginterupsi interaksi Jendral dan Nana. Ia menutup tirai pembatas antar ranjang rumah sakit lalu mendekat ke arah Nana.
"Permisi, sudah waktunya mengoleskan salep lagi ya. Maaf saya buka selimutnya." ungkap seorang suster yang kemudian menyibakkan selimut Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️
Hayran KurguBxB --- Boypvssy 🔞 tapi bukan cerita bok3p Hanya kisah manis antara Mas Jendral dan adik tersayangnya, Nana. Polos, tapi terkadang tingkah lakunya malah terkesan binal di mata Jendral. Semoga saja iman Jendral tetap kuat untuk menghadapi tingkah a...