19. Kencan

38 5 0
                                    

"Kau yakin ini aman?"  tanya Eumji saat keduanya sampai di lokasi kencan mereka.

"Tentu saja, aku sudah berkali-kali ke sini. Tidak perlu khawatir, Ji-ah. Tidak akan ada orang yang menyadari keberadaan kita malam-malam begini, apalagi di tempat ini."

Jika kalian membayangkan mereka ada di restoran yang sudah Jin sewa kuntuk fancy dinner, salah. Mereka ada di tepi laut, bersiap untuk memancing. Ide kencan yang cukup gila bukan?

"Apa kau pernah memancing sebelumnya?" tanya Jin sambil menyiapkan peralatan pancing untuk dirinya dan Eumji. 

"Hanya menemani adik-adik di pemancingan kota, bukan di laut begini."  Jawab Eumji sambil merapatkan jaketnya, angin laut cukup kencang malam ini. Pantas saja Jin tadi menyuruhnya membawa jaket tebal.

"Kau akan menyukainya," Eumji tidak yakin dengan hal itu, tapi dia tidak menolak saat Jin meraih tangannya untuk diajak mendekat ke perahu yang sudah disiapkan sebelumnya. Ada orang yang sepertinya sudah mengenal baik Jin, beliau menyerahkan pelampung dan  menjelaskan beberapa hal penting terutama pada Eumji yang baru pertama kali melakukan ini.

"Kita tidak akan benar-benar berlayar sampai tengah laut. Kapalnya juga sudah dipasang tracker, mereka akan memberi tahu jika kita pergi terlalu jauh." ucap Jin menyadari raut wajah Eumji yang penuh keraguan.

"Apa ini aman? Kau pernah mengemudikan kapal sebelumnya?" 

"Tentu saja, Ji. Aku mengajakmu ke sini untuk memamerkan keahlianku." Jawab Jin dengan percaya diri.

"Bagaimana jika kita tidak mendapat ikan?"

Jin tertawa. "Tak apa, bukan itu tujuan utama memancing, Ji. Kau akan tahu saat sudah di tengah laut nanti, maksudku tidak benar-benar di tengah laut."

"Kau tahu jalan pulangnya, kan?"

Jin mengangguk, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Eumji naik ke kapal. "Ada mapsnya juga, kita tidak akan tersesat dan berakhir hidup di atas laut. Tenang saja."

Eumji masih terlihat ragu namun dirinya mengangguk.

Jin mematikan mesin kapal saat mereka sudah cukup jauh dari daratan namun masih dalam jarak yang aman. Membiarkan kapal mereka mengikuti gerakan ombak yang syukurnya cukup tenang. 

"Di sini memancingnya?"

"Iya, kau akan protes jika kita semakin menengah. Dari sini kita masih bisa melihat gedung kota, jadi tidak akan tersesat jika kau mengkhawatirkan itu." 

Eumji mengikuti arah yang Jin tunjukkan, benar, mereka masih bisa melihat gemerlap lampu kota. Jin mengajarkan Eumji cara menggunakan alat pancing, kali ini Eumji tidak lagi menampilkan ekspresi ragu. Jin bisa melihat Eumji yang lebih rileks dibandingkan saat akan menaiki kapal tadi.

"Lalu apa yang kita lakukan?" tanya Eumji setelah mereka meleparkan kail pancing ke laut.

"Tunggu sampai dapat ikan."

"Kalau tidak ada yang memakan umpannya?"

"Berarti kita tidak mendapat ikan." jawab Jin ringan. Eumji menampilkan raut protes untuk jawaban itu.

"Kita hanya diam saja menunggu?" Jin menarik Eumji agar duduk di sampingnya. 

"Apa kau tahu kenapa aku suka melakukan ini?" Eumji menggeleng, masih tidak menemukan kesenangan dari aktivitas yang mereka lakukan.

"Lihat sekitar, juga ke atas." Selain lampu kota yang terlihat dari jauh, yang ada hanya gelap malam dengan latar suara ombak dan angin malam. Lalu saat Eumji mendangak ke langit, ia bisa melihat bintang dan bulan yang jarang terlihat dari langit kota.

Special LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang