About Degan dan Kathleen

590 64 4
                                    

-- Wilujeng Maos Kalih Khidmat Sedaya --

.

.

.

.

Dua bulan setelah masa orientasi mahasiswa

Perpustakaan selalu menjadi destinasi favorit mahasiswa atau pelajar tatkala ingin merehatkan diri sejenak. Mengisi social batery yang dirasa lowbat itu, selepas berinteraksi dengan beragam sifat manusia atau hanya sekedar mencari ketenangan.

Seperti 4 gadis dewasa ini.

Kathleen, Yemima, Giselle, dan Miyuki duduk anteng di meja bundar yang tersedia di taman pustaka tersebut. Tubuhnya lunglai entah mengapa.

Kiranya sudah 20 menit mereka seperti ini, tidak ada perbincangan. Karena Miyuki tipekal orang yang tidak sanggup dengan suasana hening berlarut-larut, jadi gadis kelahiran Jepang itu membuka topik obrolan.

"Lu ngerasa hari ini tu nguras energi banget ngga sih?? Padahal matkul gue cuma 2 SKS doang," ucap Miyuki sembari menatap sohibnya satu persatu.

"BENERRR!!" Pekik Kathleen layaknya berbicara di khalayak ramai saja.

Yemima dan Giselle mendesis. High note mendadak dari Kathleen sungguh memekakkan telinga.

"Suara lo kecilin dikit napa sih Kath," tegur Giselle.

Untung saja mereka berada di ujung perpus. Ya, walaupun suaranya masih menggema sih, semoga saja tidak ada yang terganggu dengan vokal nyaring sahabat pirangnya ini.

Kathleen tersenyum kikuk, "Hehe, maaf."

"Gue ngerasa hari ini bener-bener diluar nayla deh," kata Yemima pelan.

Ia menyudahi kegiatan membaca, ditutupnya buku bertajuk 'Laut Bercerita' itu.

"TMI dong kakakku," ucap Miyuki antusias.

Sedikit menghela nafas berat lalu berkata, "Masa bisa-bisanya laprak gue ketinggalan di apart. Padahal sebelumnya udah gue cek lho, bener-bener ada di dalem tas. Dan apesnya lagi ban mobil gue bocor di tengah-tengah jalan." Yemima memutar mata malas, rasanya enggan harus mengingat kembali peristiwa tadi pagi.

Ketiga sahabatnya bergidik. Hanya lewat cerita saja, mereka bisa membayangkan betapa 'ngerinya' momen tersebut.

"Pantesan muka lu kusut banget tadi kak," ujar Giselle.

Yemima mengangguk-angguk, ia menyadari perubahan moodnya yang signifikan sejak kejadian menyebalkan itu.

"Terus mobil lu gimana kak Yem?" Tanya Kathleen.

Pertanyaan yang dilontarkan Kathleen membuat Yemima teringat akan sesuatu, ia buru-buru membuka ponselnya.

"Gue taroh di bengkel temen bokap. Ini katanya udah bisa diambil," tutur Yemima sembari membaca pesan dari montir bengkel yang memperbaiki mobilnya.

"Oh ... temen bokap lo yang punya showroom sport car itu ya?" Tanya Giselle

"Yes, betul."

"Terus tadi lu naik apa?" Tanya Miyuki penasaran.

"Dianter sama supir bokap gue."

Miyuki manggut-manggut paham.

"Nanti sama gue aja ambilnya. Kebetulan gue mau masang velg si pinky," ucap Miyuki lagi.

"Mobil Mustang tapi namanya pinky. Ga salah buk?" Roasting Giselle pada mobil yang baru dibeli oleh si Sasmaya seminggu yang lalu.

"Mana warnanya putih, nggak ada pink-pinknya sama sekali," timpal Kathleen ikut memanas-manasi.

KatresnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang