Bab || 49

145 10 2
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Seperti hari biasanya, sekarang setelah Thea kekantor untuk mengecek pekerjaannya, Thea menggambar diluar kantor. Kali ini Al bersama Rafka dan Papi Arga. Rafka dan Al menemani Papi Arga melihat beberapa furniture untuk di pasarkan diluar pulau.

Tadi Thea sempat janjian dengan Delvin untuk bertemu. Kini Thea sudah memesan thai thea dan dessert untuk menemani menggambarnya.

Tak lama Delvin datang dengan senyum manisnya. Ia langsung menghampiri Thea yang sudah duduk dan sibuk dengan buku serta pensilnya.

"Maaf tadi aku lama, baru nemuin Galen," ucap Delvin setelah duduk dihadapan Thea.

"Ah iya gapapa, santai aja," jawab Thea dengan tersenyum tipis. Ia memilih menyelesaikan detailnya terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Delvin.

"Aku selesaikan detailnya dulu yah, kamu kalau mau pesen aja dulu," sambung Thea dengan menatap Delvin sebentar sebelum kembali melanjutkan menggambarnya.

Selama lima belas menit setelah memesan, Delvin hanya diam seraya memainkan ponselnya. Setelah melakukan operasi, dulu Delvin langsung kuliah disana, dia juga sekarang sudah memegang perusahaan Papanya. Delvin hanya berharap, semoga operasi kali ini kembali berhasil.

"Kamu tadi ketemu Galen?" tanya Thea setelah beberapa saat hening. Ia juga sudah membereskan buku serta pensilnya.

"Iya, tadi dia terkejut, dia senang karena kembali bertemu aku, walaupun dia agak nyebelin tapi dia sahabat aku selama di SMK," ucap Delvin dengan tersenyum haru.

"Bermuka dua banget," cibir Thea pelan. Thea masih ingat betul bagaimana sifat Galen yang berubah ketika Delvin disangka kecelakaan waktu itu.

"Dia udah cerita sama aku Thea," ujar Delvin yang membuat Thea terkejut.

"Kamu cantik, kamu juga pintar, siapa sih yang gak suka sama kamu," kekeh Delvin membuat Thea mengerutkan keningnya dengan alis naik sebelah.

"Galen juga bilang katanya dulu waktu dia mau move on dari kamu, dan mau bilang baik-baik sama kamu, kamunya malah marahin dia," lanjut Delvin lagi.

"Udah akh males aku kalau bahas dia," jawabnya malas. Padahal semenjak lima tahun belakangan ini ia sudah tak pernah memikirkan Galen yang membuat darahnya mendidih karena kesal. Namun mendengar Delvin yang seolah membela Galen membuat Thea kembali mengingat dimana Galen yang juga pernah memfitnahnya dengan foto.

"Al gak ikut kamu?" tanya Delvin setelah terdiam beberapa saat.

"Enggak, dia ikut Papi sama Rafka." Thea sudah menceritakan tentang Dara yang menemui Rafka untuk menjelaskan kesalah pahaman yang dulu pernah dibuat.

"Kenapa kamu belum bilang sama Rafka kalau aku gak ikut kecelakaan pesawat waktu itu?" tanya Delvin dengan lirih. Ia tak mau Thea kembali egois. Sekarang ini Thea sudah punya suami dan anak, Delvin merasa seperti selingkuhan Thea saja kalau begini terus. Bertemu secara diam-diam dibelakang Rafka.

"Maaf Vin."

"Coba kamu bilang sama Rafka pelan-pelan, pasti dia paham kok, kita gak harus ketemu diam-diam kayak gini," ujar Delvin yang membuat Thea menatap Delvin tajam. Tatapan yang tidak pernah Thea layangkan kepada Delvin.

"Hmm okei."

"Maaf, bukannya aku mau menghakimi kamu, aku cuma kasih saran aja biar gak ada kesalahpahaman dirumah tangga kamu," ucap Delvin dengan tersenyum kecut.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang