Milkshake {} Sungjake

577 28 35
                                    

Happy reading and enjoy the story!
Have a nice day, dear!












{ 🦢 }

Ciri khas dari negara yang tepat dilewatin garis imajiner atau yang sering disebut garis khatulistiwa itu, pasti jadi bagian yang paling banyak kena sinar matahari setiap tahunnya. Kadang, emang gak semua daerah kerasa panas begitu menyengat. Sampai-sampai rasanya setiap keluar, pulang-pulangnya langsung mau mandi. Walau nyatanya, tetap aja bakal kerasa panas banget, apalagi sumbangan emisi dari polusi bisa makin buat suhu udara disekitar makin menjadi.

Kebanyakan orang mungkin udah biasa sama panas terik ibukota, yang siap untuk buat kelenjar keringat kerja lebih ekstra dan ninggalin noda basah dibeberapa tempat. Tapi bukan berarti segelintir orang, bakal sanggup ngehadapin panas sepanjang hari- terlebih lagi mereka yang berasal dari area dpl-nya tinggi atau pegunungan misalnya.

Tentu, bukan waktu-waktu yang mudah untuk mereka bergelut tenggelam dalam rasa panas terik matahari ditengah musim kemarau yang tengah menggulung negeri.

Hal itulah yang lagi dirasain sama tiga sosok pada ruangan berpendingin itu, ketiganya diem di kursi kerja masing-masing- lengkap dengan noda basah yang berangsur mengering di bawah lipatan ketiak dan punggung. Efek samping pulang dari lokasi proyek di tengah panas secara dadakan dan sialnya malah kejebak sama mobil sewaan yang pendinginnya mendadak tak dapat berfungsi.

Kalau kata Niki tadi tuh, simulasi masuk kukusan bakpao di tengah macet dan panasnya sinar matahari.

Salah satu dari mereka yang netranya mirip kucing, lagi natap bengong tabung putih tinggi di sudut ruangan. Yang biasanya ngasih suhu udara di ruangan mereka lebih dingin- sekarang malah kerasa gak ada apa-apanya, begitupula dengan suhu ruangan yang selalu diatur paling rendah itu, kerasa gak ada rasa dingin atau anginnya keluar sedikitpun nyentuh kulit.

Bibirnya yang dari tadi sedikit kebuka, dia bawa nutup sambil telan salivanya paksa. Jungwon lirik botol minumnya yang udah tanda habis gak bersisa, sebelum perhatiin dua rekannya yang sama nasibnya kaya dia- lagi meleleh di atas kursi masing-masing dengan beberapa lembar kertas digenggaman mereka jadiin buat kipas. Jungwon bisa harap maklum, apa lagi tau mereka aslinya sama-sama dari daerah pegunungan yang walaupun panas gak akan bisa sampe buat mereka untuk mandi keringat.

Ngerasa diperhatiin Niki yang semula natap jendela besar di sampingnya, balas natap balik Jungwon sambil angkat alisnya, "Kenapa?"

"Milkshake enak gak sih Nik," Jungwon nyebut asal, pas keinget iklan salah satu aplikasi sisa hari raya yang nampilin beberapa minuman yang ada disepinggir jalan mereka pulang- sambil ngayal gimana nikmatnya minuman bahan utama susu sama es krim itu bakal kerasa seger di tenggorokan.

Niki nyahut, kepalanya ngangguk setuju sama pernyataan Jungwon. Lalu alih atensi, tatap yang paling tua kedua diantara mereka sambil senyum ringan, "Kak Sun, susu lo ada?"

Tentu jelas, buat yang dipanggil langsung ngelirik tajem si bungsu yang kalimatnya ambigu banget, "Pardon?"

Tepok jidatanya sendiri, "Maaf, maksud gue stok susu uht lo masih ada?" kata Niki sambil garuk pipi.

Sunoo ngehela nafasnya, "Habis," kata dia sambil gelengin kepalanya. Kepalang heran sama si bungsu yang suka ngomong agak lupa bawa konteks, "Kenapa?"

"Mau buat milkshake, mumpung strawberry dari Lembang kemarin masih ada."

"Enak banget pasti," tambah Niki, kini benaknya dipenuhi oleh gimana enaknya susu, es krim vanilla diblender jadi satu bergabung ngasih perpaduan rasa manis seger dari strawberry, yang gak perlu diragukan lagi rasanya untuk usir dahaga yang setia ngegantung di tenggorokan mereka.

Belamour - Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang