اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّۚ"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)
•
•
•
•
•
Happy reading 🦕✨❤️_____________________________________
Sekitar tiga jam Ziya berada diatas pohon mangga,dan memilih untuk tidak ikut serta belajar di madrasah, karena suasana hatinya sangat lah tidak baik, sembari menatap luasnya langit dan kagum dengan menghadirkan senyuman di wajahnya.
Keindahan langit memang tak cukup hanya di kagumi dengan senyuman, seluasnya juga tidak hanya satu orang yang menatap, warna biru tiap pagi dan malamnya sebagai pelengkap, Matahari hadir di pagi yang menjadi cerah dan bulan menemani ketika malam dan memberi kesejukan, ketika malam mampu menjadi teman namun tidak dengan pagi dan siang, matahari bukan penghalang namun ketentuan yang harus disadari jika itu sudah menjadi garis Takdir dari Tuhan.
Dengan kaki yang di luruskan dan menyentuh ujung ranting besar pohon mangga dan sedangkan tangannya menjadi penyanggah agar tidak terjatuh ke bawah kalau jatuh ke atas namanya sih terbang.
Rasa ngantuk turut hadir di suasana tenang,damai,dan sendiri tentunya,Ziya memilih untuk tidur dengan posisi duduk,disaat hampir dikuasai oleh mimpi.
Sayup-sayup terdengar suara seseorang yang sedang berdialog dengan dirinya sendiri disaat Ziya ingin berteman dengan mimpi.
"Aku ingin memutuskan untuk tidak berhijab,namun kewajiban disini harus mengenakannya, mengapa tidak menunggu terbukanya hati dan keikhlasan setiap orang," Kesalnya.
Dari atas Ziya menatap gadis yang sedang membuka jilbabnya, terlihat warna rambut yang berwarna hijau sage membuat ziya berbinar binar.
"Karena kalau menunggu keikhlasan hatimu,sampai kapan? sekarang saja kamu masih belum siap," sahut Ziya dari atas.
Mata melotot sangat terkejut mendengar suara yang entah berasal dari mana hadirnya,ia melihat kanan kiri tidak ada satu pun orang,ia segera mengenakan jilbabnya yang ia lepas tadi.
"Cari sampai lelah,orang yang bersuara berada diatas mu,"
Ia mendongak ke atas dan mengarahkan wajahnya menatap Ziya yang sedang berada di atas pohon.
"Sini naik ke atas!" pinta Ziya.
Ia pun turut ikut ke atas pohon dan duduk berdua bersama Ziya. "kenapa kamu berpikir seperti itu?"
"Sejujurnya saya belum siap Mba...,"
"Kalau nunggu siap Mba,setiap muslimah juga gak ada yang siap.namun kalau dicoba beberapa kali, itu akan menjadi kebiasaan."
"Jangan jadikan pandangan belum siap mengenakan salah satu perintah Allah itu sebagai rasa tak nyaman yang hadir pada dirimu,coba lihat sudah beberapa kali Allah memberikan segala sesuatu yang kamu pinta..., banyak bukan?"
"Belum cinta sama Allah, padahal di kasih nikmat nafas setiap hari?"
"Terus melepas jilbab,gak kasihan sama kedua orang tua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLS
Teen FictionDISINILAH PERTEMUAN DARI ZIYA QUROTUL A'YUN. Ziya Qurotul A'yun, seorang perempuan cantik yang mendalami ilmu agama dan juga ketua geng motor, menemukan sahabat sejatinya. Ziya bertemu dengan tiga sosok wanita yang kelak akan menjadi sahabatnya dala...