~~~ Happy Reading ~~~
"Lo ngapain ngikutin gue sih?" Teriak Lily kesal.
"I miss you, kak." Michella tersenyum sambil diam-diam mengunci pintu kamar Lily.
"Keluar lo." Lily membentak gadis yang ada di hadapannya ini sambil menahan amarah. Melihat anak hasil perselingkuhan ayahnya membuat darahnya naik.
Michella mengabaikan ucapan Lily, ia berjalan mengitari kamar itu, meletakkan tas yang dibawanya di atas meja, mengintai suasana kamar dan matanya tertuju pada sebuah foto dua orang insan yang terlihat bahagia.
Lily yang jengkel mendekat ke arah Michella dan mengambil fotonya bersama Asher yang ia pajang di atas meja riasnya, "Berani banget lo menerobos masuk kamar gue. Keluar lo sekarang juga!"
Michella terkekeh, matanya beralih menatap Lily yang sedang memandangnya rendah. Sungguh, tatapan itu tak pernah berubah sedikitpun.
"Apa ya, apa yang berbeda." Gumam Michella yang masih bisa terdengar oleh Lily, tapi Lily mengabaikannya.
"Lo bener-bener kurang ajar ya." Lily menyeret Michella menuju pintu kamar, namun saat hendak membuka pintu ia terkejut karena pintu itu terkunci.
"Kok kekunci?"
Dug...
"Arghh..!!" Pekik Lily saat sesuatu menghantam punggungnya. Lily menoleh, namun Michella berhasil mengunci pergerakannya dan entah darimana sebuah kain telah membekap mulutnya. Lalu ia mengikat kedua tangan Lily ke belekang dan kedua kakinya dengan tali yang telah ia sembunyikan di balik bajunya.
"Mmm...Mmm..." Lily berusaha memberontak meskipun punggungnya terasa sangat nyeri.
"Diem dulu kakak sayang." Ucap Michella dengan tenangnya menyeret tubuh Lily menuju balkon.
Ketika pintu terbuka, mereka disambut dengan suara angin dan hujan yang terdengar saling memburu. Michella tersenyum miring lalu memojokkan Lily ke ujung pembatas balkon, badan mereka berdua pun akhirnya basah karena terguyur oleh air hujan.
"Mmm...Mmmm..." Lily berusaha mendorong tubuh Michella yang lebih kecil darinya, tetapi tenaga gadis itu lebih besar.
Michella tersenyum senang melihat Lily yang panik, "Mau teriak? HAHA gak akan ada yang bisa denger." Ucap Michella senang, ia terlihat girang.
Lily menatap Michella dengan tatapan marah dan benci, sungguh orang gila macam apa yang ada di hadapannya ini.
Michella mencengkram wajah Lily dan menariknya mendekat agar kakaknya itu bisa mendengar suaranya dengan jelas, "Tenang aja kak, gue gak akan bunuh lo kok."
Tangan Michella beralih menarik rambut Lily hingga kepala gadis itu terjengkang ke belakang, Lily sampai harus mengerang kesakitan.
"Apa kali ini lo juga gak inget apa-apa? Yah, mau gimana lagi, apa kali ini harus gue bantu kayak dulu hm?" Suara Michella memang tidak terlalu keras, meskipun begitu di bawah hujan deras yang ribut, Lily masih mampu mendengarnya.
Lily menatap Michella dengan tatapan aneh, seakan bertanya apa maksud dari perkataan gadis itu.
"Karena waktu gue gak banyak, gue kesini cuma mau ngasih hadiah aja kok." Ucap Michella lalu kembali menyeret tubuh Lily masuk ke dalam kamar dalam keadaan basah. Tubuh Lily mulai sedikit bergetar karena merasa kedinginan.
Michella mengambil sesuatu dari tas yang ia bawa tadi, lalu mendekat ke arah Lily. Saat mata mereka bertemu, Michella menujukkan barang yang ia maksud.
Benda itu adalah boneka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA (END)
FantasyIni semua adalah tentang memoria (ingatan) dari kehidupan sebelumnya. Tapi bukan cerita pengulangan waktu, biasa. Tak pernah terpikirkan oleh Lily bahwa dirinya akan diberi kesempatan kedua untuk kembali hidup. Seumur hidupnya, hanya ia habiskan un...