Malam larut dengan hawa dingin menusuk menyapa pori-pori lelaki cantik yang duduk di teras rumah mengenakan mantel coklat tebal miliknya.
Ia menyatukan kedua telapak tangan, menggosoknya pelan mencari kehangatan karena tangannya mulai terasa kebas. Sudah 3 jam Chai duduk disana menunggu kedatangan Axel namun tak ada tanda-tanda pria tampan itu kembali.
Dia berniat meninggalkan rumah Axel karena sadar diri terlalu banyak merepotkan pria tersebut, terlebih setelah mendengar obrolan Axel dan Vincent membuatnya semakin yakin untuk pergi.
Ia mulai merasa tak tenang dan takut jika Axel benar-benar kesulitan karenanya namun dia juga tak dapat pergi begitu saja sebab Axel telah memintanya untuk pamit terlebih dulu sebelum pergi kemanapun. Aturan manor house yang begitu ketat membuat Chai terbiasa disiplin dengan peraturan dan perintah seseorang.
Chai menguap, merasa matanya semakin berat namun dia tak ingin tidur sebelum Axel datang.
Detik demi detik berlalu namun Axel tak kunjung kembali membuat punggung Chai mulai terasa pegal.
Chai bergerak menaikkan kedua kakinya lalu berbaring meringkuk dan kesadarannya mulai menghilang.•••
06.39Seorang pria yang duduk meletakkan kepala diantara lengan tersentak dari lelapnya dan perlahan menegakkan tubuh lalu membuka kedua matanya. Ia menggeliat meregangkan otot tubuhnya yang kaku karena lembur semalaman dan baru terlelap 1 jam yang lalu.
Netranya menilik jam dinding yang menunjukkan waktu terbitnya matahari di belahan Bern lalu beranjak menuju mesin pembakar keramik dan membuka tutup kecil paling atas untuk mengintip hasil pembakarannya.
Axel mematikan mesinnya kemudian mengeluarkan satu persatu keramik pesanan Vincent yang akan dijual ke kota. Dia tata satu persatu keramik untuk menunggu suhunya dingin.
Ditengah kegiatannya, tiba-tiba Axel teringat pada lelaki cantik yang ada dirumahnya dan dia memutuskan untuk segera pulang.
~
Dari jarak beberapa meter Axel memicing melihat ada sesuatu yang aneh di kursi terasnya dan dia mempercepat langkahnya saat yakin bahwa itu adalah Chai.
"Chai..." panggil Axel lembut namun Chai tak terusik sedikitpun.
Axel membungkuk berniat untuk menggendong lelaki cantik itu namun ia terkejut saat merasakan suhu tubuh Chai yang hangat.
"kenapa kau tidur disini." lirih Axel segera mengangkat tubuh Chai untuk dibawa ke kamarnya.
Axel membaringkan Chai diatas ranjang lalu menutup tubuhnya dengan selimut tebal.
"Anna... dingin." ucap Chai masih memejam dan Axel hanya diam menatapnya.
"aku akan membuatkanmu minuman penghangat tubuh." kata Axel berniat melangkah keluar.
"Anna..." lirih Chai mulai menggigil.
Axel tak tega melihat kondisi Chai yang semakin menggigil kedinginan, ia segera melepas jaket mantel Chai lalu menggeser tubuh lelaki cantik itu dan ikut masuk ke dalam selimut membawa Chai ke dalam dekapannya.
Chai mengusak dada Axel mencari kehangatan dan Axel hanya diam semakin mempererat dekapannya, dia usap punggung Chai untuk menyalurkan kehangatan tubuhnya.
Axel memejam, merasa matanya masih berat dan mereka bergelung bersama mimpi masing-masing dengan berpelukan erat.
~~~
13.28Chai menggeliat mengusakkan kepala untuk mencari kenyamanan dan ia mengerjap saat samar-samar mencium aroma musk milik seorang alpha.
Chai mendongak memicing menatap pria yang memejam diatasnya dan ia segera menjauh saat kesadarannya kembali penuh sedangkan Axel hanya mengerjap membuka matanya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JOONGDUNK🔞
FanfictionSeorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...