24

2.7K 306 30
                                    

"Ma, Abang belum pulang?" tanya Raksa pada Shakira yang baru saja masuk ke ruang keluarga.

"Belum, katanya sebentar lagi pulang. Kenapa kamu nitip apa emangnya sama Abang?" Shakira berjalan menghampiri anaknya lalu duduk di sebelahnya.

"Aku nitip buku, oh ya Ma. Mana udah baikan sama Papa? Gak cerai kan?" tanya Raksa menatap Shakira dengan wajah serius.

"Mama sama Papa tuh cuma bercanda, berantemnya gak serius. Kaya adek sama Abang kan tiap hari ribut terus baikan lagi" ujar Shakira dengan lembut mengusap rambut anak bungsunya.

"Gak, aku belum baikkan sama Alga. Lego aku aja belum jadi" balas Raksa mencabikkan bibirnya.

"Ngomong apa lo barusan?" suara Alga dari arah belakang mengalihkan perhatian Raksa.

Raksa memeluk Shakira dengan erat ketika Alga me dekatinya. "Mama tadi di sekolah Abang marah-marah, terus dia-"

"Apa! Mau ngaduh apa lagi lo?" sela Alga melepaskan pelukan adiknya dengan paksa.

"Abang, ada teman-temannya juga. Masih aja iseng sama adeknya," tegur Shakira menepis tangan Alga, membalas pelukan anak bungsunya.

"Gak sopan, manggil yang lebih tua cuma nama doang. Siap yang ngajarin?" ucap Alga menatap tajam adiknya.

"Kan emang benar namanya Alga, emang salah manggil Alga?" balas Raksa menjulurkan lidahnya pada Alga, ketika Mama-nya menepis tangan Alga.

"Udah berani, minta di buang tuh kelincinya" ancam Alga mendudukkan dirinya di sofa, begitu juga dengan teman-teman Alga yang sudah duduk manis di sofa.

Plak!

Raksa menepis tangan Alga ketika ingin menyentuh pipinya. "Jangan pegang-pegang! Mana buku pesanan aku" pinta Raksa seraya mengulurkan tangannya pada Alga.

Alga mengeluarkan buku dari dalam tasnya lalu memberikannya pada adiknya. "Kok yang ini? Aku kan gak minta yang ini" ucap Raksa dengan mata melotot pada Alga.

"Ini kan dongeng si gajah, ada berberapa warna tapi kisahnya sama aja. Gue tadi udah nanya sama yang jualannya" ujar Alga meletakkan buku di atas meja karena adiknya tidak mau menerimanya.

"Tapi punya Ilham gak kayak gitu, punya dia bagus gak ada gambar gajahnya. Itu buku buat anak TK, bukan buat anak dewasa" ucap Raksa.

"Emang kamu udah dewasa?" tanya Toni.

"Udah, udah gede berati udah dewasa" jawab Raksa menoleh pada Toni.

"Abang Dena, kapan Papa-nya Abang Dena pergi ke luar negeri lagi?" tanya Raksa tersenyum manis pada Dena yang duduk di sofa single.

"Gak tau, kenapa emangnya?" jawab Dena.

"Aku mau minta oleh-oleh yang kaya waktu itu, tapi aku mau minta banyakan jangan cuma satu" balas Raksa melepaskan pelukannya pada Shakira.

"Gak malu lo minta-minta gitu?" ucap Alga menahan tangan adiknya yang ingin menghampiri Dena.

"Gak, kan waktu itu Abang Dena bilang jangan malu-malu kalau mau tinggal bilang aja" balas Raksa berusaha melepaskan genggaman tangan Alga.

"Kalian pada mau minum apa?" tawar Shakira bangkit dari duduknya.

"Gak usah repot-repot Tante, es teh sama es jeruk aja sama air bening buat Zeea" jawab Toni tersenyum manis pada Shakira.

"Adek mau ikut Mama ke dapur apa di sini aja sama Abang?" Shakira menoleh pada anak bungsunya.

"Biarin di sini aja Ma, ada yang mau aku tanyain sama nih anak." jawab Alga memaksa adiknya untuk duduk di sebelahnya.

"Aku gak mau sama Abang, mau sama Mama." ucap Raksa bangkit dari duduknya.

"Gue tadi beli es krim, lo gak mau? Gue beli  cilok sama bakso" ucap Alga membuat Raksa kembali duduk manis di sampingnya.

"Mana?"

"Gue bilang kan tadi, ya berarti udah gue makan. Gak mungkin juga gue bawa pulang makanan gitu."

"Emang dari dulu Abang gak sayang sama aku, udah paling benar aku tuh jadi adeknya Abang Lino aja. Dia itu gak pelit, gak suka marah-marah terus baik sama aku-" belum selesai Raksa berbicara Alga lebih dulu membekap mulutnya.

"Wah, rame sekali. Abang adeknya lagi di apain?" suara Saga yang baru saja pulang dari kantor.

"Papa" seru Raksa bangkit dari duduknya lalu memeluk Saga dengan erat. "Papa ayo makan malam di luar hari ini"

"Gak ada makan malam di luar, dia demam dari tadi di suruh istirahat gak mau" sahut Shakira berjalan menghampiri mereka.

"Gitulah kalau di suruh istirahat banyak alasannya, pecicilan ke sana ke sini." ucap Alga menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Papa mau mandi dulu, nanti coba kita lihat bisa makan malam di luar apa gak. Kalau gak bisa nanti kita pesan aja makan di rumah oke" ucap Saga mencium kening anaknya.

"Ikut" ucap Raka menggandeng tangan Saga, pergi meninggalkan ruang keluarga.

"Mama ke belakang dulu, Abang mana buku yang tadi kamu beli nanti di tanyain lagi. Bilang gak mau ujung-ujungnya di tanyain" ucap Shakira mengambil buku yang tadi di beli Alga lalu pergi dari sana.

"Al, aku mau ke toilet. Ada di sebelah mana?" tanya Zeea untuk pertama kalinya dia mengeluarkan suaranya.

"Ada di sebelah sana, lurus aja belok kanan nah di situ kamar mandi" tunjuk Alga ke arah kamar mandi di rumahnya.

"Oke aku ke kamar mandi dulu sebentar" ucap Zeea segera pergi ke kamar mandi.

Setelah Zeea pergi dan tak terlihat lagi, dengan buru-buru Toni dan Dena mengeluarkan obat yang tadi di ambilnya dari tas Zeea.

"Buruan Dena, keburu tuh anak ke sini" ucap Toni pada Dena yang sedang menuangkan obat ke dalam minuman Zeea.

"Itu kapsulnya di buka dong goblok, ketahuan kalau gitu. Tuh obat jadi ngambang" ucap Toni menoyor kepala Dena.

"Ribut amat sih kalian, sini biar gue aja yang bikin" ucap Alga mengambil alih tambun obat dari tangan Dena.

"Awasi dia biar gue yang bikin minumnya" titah Alga pada Dena.

"Satu aja Al, jangan banyak-banyak dulu. Takut mati di sini gue" pringat Dena karena Alga membuka tiga kapsul sekaligus.

"Ekhem, apa yang sedang anda lakukan Tuan muda?" suara Azka mengalihkan mereka bertiga.

"Obat itu tidak akan ada efeknya, karena saya sudah menukarnya saat Juan mengambilnya di klinik. Jika anda ingin saya bisa memberikan obat yang asli" sambungnya lagi.

"Maksudnya?" tanya Alga yang tak paham dengan ucapan Azka.

"Saya akan menjelaskannya nanti," ucap Azka lalu memberikan segelas air putih yang sudah di campur dengan obat yang Juan pesan.

"Efeknya tidak akan langsung, secara berlahan tapi pasti. Saya hanya memberikan satu dosis di dalam air ini." jelas Azka.

Alga mengambil gelas yang ada di tangan Azka lalu menukarnya dengan milik Zeea. "Kerja bagus tapi tetap aja gue gak setuju kalau lo jadi pengawal adek gue" ucap Alga lalu kembali fokus pada hp-nya. Sambil menunggu Zeea kembali ke ruang keluarga.




ALGA WIJAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang