9

203 9 11
                                    

*flashback*

3 tahun lalu...

Selama dirinya hidup yaya selalu merasa bahwa rumah yang dirinya bersama ibunya tinggali sekarang berubah menjadi neraka dan sosok ayah yang dulu menjadi cinta pertamanya kini berubah menjadi iblis yang paling dirinya benci.

Seberapa banyak prestasi yang dirinya menangin, seberapa tinggi nilai yang ia raih, seberapa banyak medali dan piala yang dia dapatkan, dan seberapa banyak jabatan yang dia dapatin. Semua itu tidak berarti dimata ayah nya.

Kenapa?

Alasannya satu, karena yaya bukanlah laki-laki.

Dirinya yang terlahir perempuan, selalu diremehkan oleh ayah nya. Padahal awal pertama dia sangat disayangi oleh ayahnya bak seorang putri. Tapi suatu malam tanpa sengaja dia mendengar percakapan kedua orang tuanya dikamar, pintu itu tidak ditutup rapat membuat yaya yang awalnya berniat untuk mengambil minum berakhir mendengar percakapan kedua orang tuanya.

Ayah: kapan kamu hamil dek?

Mak wawa: sabar bang, abang kan tahu sendiri Rahim adek sekarang tak memungkinkan adek untuk hamil

Ayah: haah alasan, kalau tahu macam nih baik gugurkan aja yaya tuh. Buat beban je.

Mak wawa: abang istighfar, yaya pun anak abang lah.

Ayah: anak? Kau tahu sendiri kan, aku nak anak LELAKI BUKAN PEREMPUAN. Baik aku cari wanita lain yang boleh bagi anak lelaki untuk aku.

Mak wawa: hah a-apa maksud abang, Abang nak poligami. Tak adek tak kan pernah bolehkan abang poligami.

Ayah: ooh tak bagi izin ye, tak pe tak pe. Abang tinggal ceraikan je adek senang kan, habis tu abang boleh cari wanita lain. Kau ingat kau cantik sangat hah, yang ada buat semak je habis kan uang aku je.

Setelah itu ayah meninggalkan ibunya yang sudah terduduk di lantai dipenuhi oleh isak dan tangisan yang telah membasahi lantai kamar pasangan pasutri itu.

Dan saat ayah hampir membuka pintunya dia berbalik dan berucap

Ayah: seharusnya aku tak terima perjodohan ini, buang masa aku je.

Yaya yang menyadari bahwa ayah nya akan segera keluar. Yaya langsung kembali ke kamarnya agar tidak diketahui oleh ayah bahwa dirinya menguping percakapan mereka.

Dan itulah pertama kalinya yaya menyesal telah keluar dari kamarnya pada malam hari dan pertama kalinya yaya menyesal mendengar percakapan orang tuanya

Kini dirinya tahu bahwa dia bukan anak yang diinginkan oleh ayah nya.

Sejak saat itu hubungan nya dengan sang ayah mulai merenggang, tapi baginya itu bukan masalah selagi masih ada sang ibu disisinya dia tidak masalah.

Pada pagi hari yaya dan kedua orang tuanya telah sampai di sebuah pondok pesantren untuk mengunjungi sang aki, ayah dari ibunya. Akinya adalah seorang kyai dari sebuah pondok pesantren yang terkemuka, disanalah yaya belajar akan agama dan cara bela diri seperti memanah berkuda dan pencak silat. Katakanlah yaya sangat ahli dalam hal itu, berkat salah satu prestasi yaya itu, pondok pesantren yang awal nya sudah terkemuka kini makin dikenal berkat jerih payah yaya tersebut.

Tapi, seperti biasa sang ayah seolah-olah menutup mata akan semua itu. Sampai hari dimana untuk pertama kalinya yaya melihat ayahnya tersenyum dan tertawa lepas. Saat yaya makin lama memperhatikan, kini dirinya sadar ternyata terdapat seorang anak kecil yang sebaya dengannya bermain bola bersama ayahnya.

Yaya yang melihat hal itu didalam hati nya benar-benar sangat iri. Tanpa sadar ternyata ibunya melihat hal itu dan langsung menghampiri sang putri.

Yaya: kalau je yaya laki-laki, apa ayah akan main dengan yaya lagi ke mak?

why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang