Bab 2. Tentangmu Dan Sudut

7 6 0
                                    

"Tentangmu dan Sudut" 

Kamu dan sudut itu menyatu 

Kamu dan sudut itu menyisakan kenangan 

Kamu dan sudut itu bagaikan aku dan kamu 

Mahal wangimu meninggalkan jejak di benakku 

Manis senyummu membuatku terkesima

Suara khasmu menari dalam pikiran 

Ah anak remaja ini sedang jatuh cinta rupanya 

Semoga sudut mu itu memberikan jalannya untukku 

"Prok prok prok" suara tepuk tangan seluruh siswa yang ada dikelas ketika Luna menyelesaikan puisinya. 

Bu Murti dengan sengaja menyuruh Luna untuk membacakan puisi yang dibuatnya. Bu Murti tahu kalau Luna ini sangat pandai merangkai kata, sehingga ia tak akan kesal apabila hukuman menulis puisi untuk Luna. 

"Jatuh cinta dengan siapa kamu Lun?" Tanya Bu Murti 

"Tidak ada bu, itu hanya lewat dibenak saya saja" ucap Luna malu. 

[Saat jam istirahat tiba] 

"Lun kamu kesambet apa menulis puisi kaya gitu" tanya Denia. 

"Kamu tau Ake yang kamu ceritakan waktu itu? Itu tentang dia" jelas Luna

Denia merupakan sahabat baik Luna, sehingga segala sesuatu tentang Luna ia tahu, begitupun sebaliknya. Mereka saling menyimpan rahasia satu sama lain. 

"Kamu serius jatuh cinta dengan cowok pendiam, dingin seperti kulkas sepuluh pintu itu?" Denia kaget 

"Tapi Den, disudut cafe itu dia sangat ceria, banyak omong juga, apa mungkin karena dia sama temen-temennya ya" jawab Luna.

"Hmmm mungkin saja, karena setahu aku dia orangnya sangat pendiam" 

"Kamu tahu info itu dari mana sih Den?" Tanya Luna heran karena Denia banyak sekali tahu tentang Ake 

"Sepupu aku satu sekolah sama dia, dan hari-hari kalau ketemu yang diceritakan ya si Ake, dia pendiam tapi yang suka banyak banget" jelas Denia.

Luna tidak kaget ketika mendengar bahwa Ake banyak yang menyukai, karena wajar dari wajah dan postur tubuhnya kaya artis di tv. 

[Pulang Sekolah] 

Luna pulang sekolah menaiki sepeda motor matic miliknya, ia bersenandung sembari melihat gedung-gedung tinggi yang di lewatinya. 

Saat di lampu merah, Luma mencium aroma yang dikenalinya karena sama seperti aroma Ake, namun Luna tak menghiraukan bau itu, karena menurutnya mungkin ada orang yang sama memakai parfum itu. 

Luna sengaja mampir ke cafe langganannya, karena dia ingin sekali melihat Ake, ya walaupun sangat mustahil. 

Luna memesan matcha late dan duduk di sudut favoritnya, bak alam menyetujui, setiap pulang sekolah sudut itu selalu kosong dan disebelah ruangan itu terdapat Ake. 

Luna melihat Ake bersama 3 orang teman laki-lakinya yang tak kalah ganteng, namun bagi Luna Ake lah yang sangat tampan. 

Luna duduk sembari menyelesaika tugas dan menulis puisi tentang isi hatinya saat ini. 

Tanpa disadari Luna bahwa Ake sedari tadi melihat tingkahnya di balik jendela itu. 

Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang