"Kau ingin makan apa?" tanya Calvin begitu mereka sudah sampai mobil lagi.
"Terserah."
"Jenis makanan terserah tidak ada di menu, Hera."
Hera benar-benar ingin menggali lubang kuburnya sendiri, muak seharian bersama dengan Calvin. Sampai kapan deritanya berakhir?
"Samakan saja denganmu." pilih Hera pada akhirnya mencari aman.
Calvin tak ingin menanyakan lagi. Ia melajukan mobil mewahnya dalam kecepatan tinggi membelah kota Toronto dengan lihai. Pria itu pandai menyetir bahkan mengebut dan menyelip mobil depannya. Tak butuh waktu lama keduanya sampai restoran karena jaraknya yang cukup dekat.
Ketika mereka sampai Casa Madera Mexican Restaurant, seolah sudah dipersiapkan, seorang waitress menyapa santun dan menyuruh duduk di tempat disediakan, dan di meja telah ada hidangan lezat.
Diam-diam Hera menarik napas kala pria itu secara gentlemen menarik kursinya lebih dulu, membiarkan ia untuk duduk yang pertama kali lalu meletakkan sapu tangan di atas paha Hera.
Mungkin sebelum ada ancaman video sialan itu, Hera akan luluh karena kebaikan dan pesona yang diberikan pria itu. Namun sisi iblisnya mencuat keluar sebelum ini, Hera harus menahan diri agar hatinya tak mudah luluh. Ia ingin semuanya berakhir hari ini.
Tujuannya satu mengikuti apapun sampai video itu lenyap.
"Selamat makan." kata Calvin sudah berada di kursinya.
"Selamat makan." Ucapan Hera terpaksa dikeluarkan. Tidak ada semangat.
Jika artis televisi berakting dibayar jutaan dollar, Hera tengah melakukan hal yang sama. Bedanya ia seolah berkencan dengan Calvin untuk sekedar satu tujuan, memastikan video itu terhapus dari muka bumi ini.
Makan malam berjalan selama lima menit. Calvin perhatian Hera dari tadi. "Apa kau tidak suka dengan jambalaya?" Dari tadi Calvin mengamati Hera hanya makan dua suap seperti tidak menikmati makan malamnya.
Padahal menu yang dipesan adalah kesukaan wanita itu. Jambalaya— makanan tradisional yang terbuat dari beras yang dicampur dengan daging, sayuran serta seafood yang ditata rapi untuk menggugah selera.
"Apa makanannya tidak enak?" tanya Calvin lagi matanya menyorot tajam.
Jika yang bermasalah adalah makanannya dia akan memecat koki yang menghidangkan menu yang tak layak dimakan untuk Hera-nya.
Hera tersenyum getir. Sekali lagi ini makanan Jambalaya terenak dalam hidupnya. Rasanya sangat nikmat. Calvin membawanya ke restoran mewah yang kalau ingin datang harus melakukan reservasi karena makanan yang dihidangkan mendapatkan rating tinggi dari kritikus makanan.
Namun permasalahannya bukan pada makanannya. Hera mendengus pelan tanpa melihat Calvin yang seperti biasa selalu memberinya tatapan lekat. Pertama kali memang sulit diartikan, namun kini tatapan mata dari pria kurang ajar itu bisa ia deskripsikan.
Tatapan pria penindas.
"Aku sudah kenyang." kata Hera menjawab jujur. Seraya memotong olahan itu menjadi bagian kecil lalu menyuapkan untuk yang terakhir kali masuk ke dalam lambungnya. Kalau diteruskan mungkin bisa muntah.
Hera ingin melirik memastikan raut wajah Calvin apa dia akan memaksanya menghabiskan atau membiarkan. Ia benar benar tidak berselera makan. Pikirannya masih fokus pada itu. Video telanjangnya masih ada. Masih dipegang oleh pria yang sangat-sangat dia bunuh rasanya. Cengkraman gagang pisau sudah erat sedari tadi tinggal menusuk ke pusat jantung milik pria kurang ajar itu.
"Oke kalau sudah selesai kita langsung ke atap."
"Ke atap?" Hera membeo. "Untuk apa?"
"Sesuai keinginanmu, Hera. Apa kau sudah tidak minat lagi video itu dimusnahkan?" tanya Calvin dengan suara rendah. Sebelum berdiri dia meletakkan pisau dan garpu sejajar tanda sudah selesai makan. Lalu mengelap bibirnya dengan sapu tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADDEST OBSESSION
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAAN DAN KATA-KATA KASAR. BIJAKLAH DALAM MEMBACA! DARK ROMANCE 21+ | Semula terjadi karena Calvin Williams tiga tahun terakhir selalu mencari keberadaan sosok gadis bernama Hera. Gadis cantik jelita i...