+ Inilah awal sesungguhnya

1.8K 164 11
                                    

Ingatkan Jayden bahwa memiliki bayi sama saja dengan memelihara iblis. Kecuali satu, dia memang iblis. Haruskah ia dahulu hidup berdua saja bersama Claire. Dua putra kembarnya selalu membuatnya pening dengan segala tingkah ajaibnya. Meski begitu, Sang ibu alias Claire selalu membela secara berlebihan dan amat sangat menyayangi kedua iblis kecil itu

"AYAAHHH! FOREST JAHAT HUAAA!"

Nah, baru Jayden pikirkan. Mulailah satu iblis ini mengadu. Apa lagi yang telah dilakukan dua iblis kecil ini. Bahkan Jayden sudah tak kaget lagi. Pernah satu kali si kembar membakar ruang kerjanya hingga menjadi abu. Untung saja bisa Jayden kembalikan. Ayah dua anak itu menghukum kedua putranya dengan menggantung di pohon selama satu minggu.

Jayden tak menjawab aduan River, masih fokus untuk melihat beberapa tumpukan dokumen serta rencana untuk menghancurkan manusia—lagi. Untuk yang ini, Jayden harus menyembunyikan rencananya sebaik mungkin. Jika Claire tahu, ibu dari anak-anaknya akan merajuk dan menghindarinya.

"BOHOONG! RIVER BOHONG AYAAAH! AKU TIDAK JAHAT! TAPI RIVER CURANG DALAM BERMAIIIN!"

Kedua iblis kecil ini tak henti-hentinya membuat Jayden menggerutu sebal. Hari tenangnya hilang semenjak anaknya ini menangis lalu mengoceh seperti burung pipit. Bisakah ia mengubah anaknya menjadi ikan?

"AYAAAH! BELA AKU!" Teriak Forest yang sudah menaiki meja kerja milik Jayden.

"TIDAAAK! AYAH HARUS MEMBELAKU!"

Tidak mau kalah, River naik pula ke atas meja. Jayden rasanya ingin membanting meja kerjanya. Ya ampun menjadi ayah ternyata tidak cocok untuknya. Lebih mudah ketika meniduri Claire.

"INI AYAHKU!"

"AYAHKU!"

Kedua bocah bermata merah itu terus merebutkan Jayden. Padahal keduanya sama-sama keluar dari benih miliknya. Kenapa mereka tumbuh seperti monyet gila begini. Dahulu mereka bayi yang lucu dan menggemaskan, kalau sekarang, Jayden rela apabila mereka masuk lagi ke dalam perut Claire.

"HUAAA! RIVER JAHAT! RIVER JAHAT!"

Forest mulai menangis, alarm siaga satu sudah hidup pada kepala Jayden. Jangan sampai hal lain terjadi ...

"HUAAAA! AYAAAHH, AKU TIDAK JAHAAAT!"

Jayden menghembus nafas dengan jengah. Dua iblis ini sudah menggunakan senjata mematikan mereka yang berupa tangisan keras. Masing-masing dari mereka sudah menaiki pada pangkuan Jayden. Memeluk leher sang ayah untuk beradu tangisan.

Pria yang sedari tadi diam itu lantas mengangkat kedua anaknya. Berjalan menuju ruang kamarnya bersama Claire. Mengikat bocah yang masih menangis itu dengan kain layaknya kepompong. Untuk kemudian dia gantung pada tembok yang tinggi.

"Ayaaah! Kenapa kami digantung lagi? Aku hanya ingin bermain dengan Ayah!" Protes River pada sang ayah.

Tak mau kalah, Forest juga ikut memprotes. "Aku juga ingin bermain dengan Ayah!"

Jayden yang terbang menggunakan sayapnya, menatap datar kedua anak menyebalkannya ini. "Diam, kalian berdua memang anak iblis!"

"AKU BUKAN ANAK IBLIS, AYAH JAHAAT! HUAAA!"

Kedua anak itu berteriak lalu menangis bersamaan. Jayden tak mau ambil pusing. Pria itu melangkah pergi dengan tenang seolah tak pernah terjadi apapun. Mengabaikan raungan dari Forest dan River.

***

Claire sampai di kediaman mewah yang ia tempati bersama keluarga kecilnya. Tumben sekali, biasanya suara berisik terdengar dari kedua buah hatinya. Tak biasanya suasana rumah menjadi hening. Ah, mungkin saja Forest dan River sedang tertidur.

Black Clouds [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang