{Chapter} (02)

53 30 47
                                    

"pergilah" titah tegas sang raja yang dipatuhi oleh seluruh dayang

Kini tawa yang semula terlontar riang justru hilang menembus keheningan dan ...

"An Hua memberi salam hormat kepada yang mulia!" Kata yang terlontar itu terdengar lembut ditelinga maharaja yang mendengarnya

"oh my darling, aku mendengar mu tertawa puas hari ini ada apakah gerangan? Yang membuat tertawa"

"(Tersenyum miring) oh maharaja ... ujian itu akan terjadi ha.. ha.. ha"

"Apa kau sudah berhasil merebut lencana petirnya?"

"(menatap tajam) oh calm down maharaja.. apa kau meragukan permaisurimu ini hm?"

"Oh tentu tidak my sweety" elak sang raja yang berpose memanjakan sang permaisurinya

"Good!"

"Lalu apa langkahmu selanjutnya permaisuriku?" tambahnya

"Oh my emperor, apa kau tahu? sebuah pepatah pernah berkata sedikit demi sedikit lama kelamaan maka akan membukit"

"Hoho, sekarang aku tahu apa maksudmu.." tungkas sang raja

Seringai jahat An Hua muncul seketika ia benar-benar tak sabar untuk memiliki lencana petir itu sebab hal itu akan ia gunakan sebagai penyempurna dirinya yang telah hilang

"(tersenyum jahat) lihat saja yang mulia racun yang ku letakkan pada pavilium merah itu perlahan-lahan akan membuat jiwa spiritualnya melemah, dan kau tahu bukan langkahmu selanjutnya apa?"

"Tentu saja aku mengetahuinya!"

"Siall!, sekarang aku tahu apa maksud mereka" batin seseorang yang sedari tadi mendengar semua ucapan sepasang kekasih itu

"Shhhh" desisnya meninggalkan ruangan gelap itu

◇◇◇

Temaramnya sinar mentari yang menyapa pagi di sebuah penantian yang dinanti, hari berlalu dengan cepat semenjak terpejam-nya mata sosok yang berada didepannya, hal itu membuat dirinya khawatir akan keselamatannya,

Usaha yang ia lakukan untuk menyelamatkan sungguh tak membuahkan hasil bahkan ia telah menghabiskan setengah inti spritualnya untuk membuka segel gelap kekuatan itu

setiap detak jantungnya berirama dengan bayangan-bayangan buruk yang menghantui, mengingatkannya pada bahaya yang mengintai di balik senyum dan tatapan yang terkadang terasa kosong.

Terlihat sosok yang begitu lemah terbaring diatas dipan yang megah
Elias Voltarion sosok itu benar-benar tak membuka mata setelah kejadian janggal pada ia datang menginjakkan kaki ke dalam istana gelap ini

"apa yang harus aku lakukan ... untuk menyelamatkanmu tuan muda?" Ucap Long Qing yang mondar-mandir kebingungan mencari solusi untuk hal ini

"Aku heran, kenapa mereka melakukan hal ini.. apa karena lencana petir ya? hmm"

Sejenak terlintas dipikiran hewan hidrogel itu tentang janji ikatan benang merah pohon Yimu yang dimana ...
(masih ingat bukan?)

The Clan Level SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang