05. Dia berubah?

319 30 0
                                    

Beberapa bulan berlalu,[Name] sudah lama menjadi murid di SMA-nya. Kini sifatnya berubah ia menjadi dingin karena ia sering dibully oleh para elemental dan dua musuhnya.

Ketika [Name] berjalan di koridor sekolah ia bertemu mereka lagi. Thorn menyapanya dengan tersenyum menyeringai. [Name] Hanya diam menatap dingin Thorn. Blaze menatap sinis karena [Name] tidak menjawab sapaan adiknya "Udah di sapa kok gak jawab?"

Halilintar menyadari sifat [Name] yang tampak berbeda dari biasanya. Taufan mengepalkan tangannya dan bersiap mengarahkan pukulannya kepada [Name]. Namun dengan sigap,gadis itu menahan serangan Taufan dan kembali menatap dingin mereka,tanpa berucap sepatah kalimat pun.

"Huh?" Halilintar terkejut dengan perubahan sikap [Name] yang kini jauh lebih keren daripada biasanya. Ice menampar kuat pipi [Name] namun ia juga melakukan hal yang sama kepada Ice. Perilakunya kali ini mirip dengan sebuah Boomerang yang dapat membalikkan serangan kepada pengulah nya. "Gue salah apa ya?

"Lo habis makan apa? Kok berubah jadi berani banget" Thorn

"Gue belum makan" ucap jujur [Name] yang belum makan apapun sedari tadi. Semuanya sangat terkejut dengan sifat [Name] dan bertanya sekali lagi,apa yang membuatnya bisa berubah. "Gue masih penakut,tapi setiap orang bisa berubah. Kalian aja bisa kok"-[Name]

"Ck,gua tetap berada dipendirian gua" ucap Solar yang sebal dengan [Name]. Halilintar menghentikan perdebatan antara mereka. Taufan Heran dengan sikap Halilintar yang ikut berubah. Ia menuduh bahwa [Name] telah menggunakan sihir yang bisa menjinakkan Halilintar

Halilintar: "Udah! Jangan memperpanjang masalah"

"Haha... Gak jelas banget. Mana ada gue punya sihir?" ucap [Name] dengan tawa kecil yang terdengar jahat. Gempa pun mengatakan hal yang tidak-tidak kepada [Name] "Lo memang gak punya tapi siapa tahu lo bayar dukun buat pelet Halilintar"Gempa

"Eh! Sembarangan kalo ngomong... Tarik balik ucapan lo,gue bukan orang ciri begituan ya?

Asal lo tahu,gak ada orang yang gue suka di sini... Mana ada gue pakai sihir,ngotak dikit!" Ucap [Name] benar-benar marah yang telah dituduh oleh mereka. Halilintar menarik pergelangan tangan [Name]. Yang ditarik tangannya pun menoleh kembali ke arah Halilintar. Dibawalah [Name] ke tempat lain.

"Hali? Ngapain tarik tangan gue?!" [Name] melepas tarikan tangan Halilintar dengan keras. Lelaki itu heran dengan [Name] yang berubah "Si penakut sudah berubah"

"Bukan urusan Lo kan?" Ucap [Name] mengangkat satu alisnya. Halilintar dengan jahilnya menginjak kaki [Name] namun tak terlalu kuat.
Shoya dan Kanna kebetulan lewat di tempat mereka,dan melihat Halilintar telah menginjak sepatu [Name]. Kedua perempuan itu melihat sepatu [Name] yang kotor dan kemudian tertawa terbahak-bahak "Waah udah kotor tuh"-Shoya

"Kasian banget,kalau gue bantu injak sepatu Lo lagi boleh gak?" Tawar Kayla terlihat senang kalau [Name] ditindas.

"Suka ya lihat orang sengsara?" [Name]

"Jelas" ucap Shoya sambil memegang rambutnya. [Name] muak dan pergi dari tempat itu. [Name] berlari menuju rooftop sekolah dan sangat kecewa atas perilaku orang-orang disana. Kini ia sendiri di sana
Halilintar datang menghampiri [Name] yang tampak sedang merenung menghadap ke bawah rooftop yang terlihat sangat mengerikan.

Setelah melihat Halilintar,[Name] masih bersikap dingin dan menaikkan kakinya ke pagar Rooftop,untuk jatuh ke bawah. Ia jatuh ke bawah dari Rooftop yang tinggi,Halilintar bergegas menarik tangannya yang hampir terjatuh. "Lu gila kah?"

Semua siswa melihat [Name] yang hampir terjatuh dan di tarik oleh Halilintar. Semua menjadi heboh saat melihatnya. Halilintar sudah menarik [Name] kembali di Rooftop. "Kenapa gak di lepas?" [Name]

Halilintar menampar pipi [Name] yang baru saja bertanya seperti itu. Perempuan itu menatap tajam Halilintar karena sudah menamparnya. Halilintar mengusap pipi [Name] "Excuse me"

"Pukul juga sekalian" [Name]

Halilintar hanya diam tanpa apapun,kemudian ia memberi [Name] sebuah amplop yang berisi uang. "Kenapa kasih ke gue?" [Name]

"Lu bilang belum makan kan? Ambil uangnya" Halilintar membalikkan langkahnya dan pergi meninggalkan. [Name] masih bingung dengan ucapan Halilintar. "Lin,gue balikin uang Lo"

"Gak perlu,ambil semuanya. Lo perlu itu kan? Buat biaya hidup Lo" Halilintar seolah-olah mengerti tentang keadaan hidup [Name]. Tanpa ragu [Name] berterimakasih kepadanya "Lin! Thanks"

Halilintar tak menjawabnya dan tetap melangkah dengan sedikit tersenyum melihat [Name] kali ini di versi yang berbeda.

***

Vote nya jangan lupa ya readers kuhh tercintaa~

Halilintar X Reader [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang