Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta, melihatmu sedetik saja sudah membuatku merasa kamu cukup sempurna. Mati-matian menahan rasa yang tak tau malu untuk jatuh cinta kepadamu, yang menurutku saja kamu adalah raja, padahal aku cukup sadar diri kalau aku bukan siapa-siapa.
Bagiku kamu adalah saturnus, bahkan yang paling menarik di antara planet yang lainnya. Tapi aku sadar aku bukanlah uranus yang berada di dekatmu terus menerus. Jika di ibaratkan, mungkin aku adalah seorang pluto, yang kecil bahkan sudah tak dianggap keberadaannya di jejeran tata surya.
Aku tak bisa memilih kepada siapa aku jatuh cinta, tapi aku tak bisa memungkiri bahwa aku jatuh cinta. Merasa bersalah untuk terus jatuh cinta kepada sang raja, yang ku fikir aku adalah permaisuri, namun nyatanya seluruh manusia di muka bumipun tau jika aku bukan permaisurinya, lebih tepat untuk menjadi dayangnya bahkan.
Mungkin benar, sebagian perasaan tak perlu di ketahui pemiliknya, biarlah aku menjadi salah satu bagian dari penggemarmu yang lain. Mungkin yang tidak akan kau kenal bahkan kau lihat sama sekali. Karena jika di bandingkan pun, aku tak akan ada apa-apanya di banding yang lainnya. Atau bahkan, aku adalah salah satu butiran debu dari banyaknya debu yang lain. Ya, itu mungkin.
~Alana Nadhifa
KAMU SEDANG MEMBACA
Saturnus dan Lukanya
Teen FictionKeindahanmu masih bisa ku nikmati dengan mata, tetapi untuk memilikimu membayangkannya saja aku tak mampu.