Suara gaduh terdengar dari lantai atas, tepatnya di satu kamar yang ada di sana. Mendengar itu Wendy menggeleng sembari tersenyum kecil, satu tangannya ia pakai untuk mengaduk sayur sedangkan satu tangan lagi ia tolak di pinggang.
Brukkk
"Cinta, kenapa?" tanyanya sedikit berteriak.
"Fine Bu, aku gak papa!" balas Cinta.
Wendy tidak tahu apa yang sedang anaknya lakukan, yang jelas kalau Cinta anteng berarti anak itu sedang dalam proyeknya.
Cinta turun dengan langkah terburu-buru, tangannya membawa sebuah album foto yang berukuran besar. Cinta baru melihatnya dan penasaran dengan isinya.
"Cinta hati-hati!" tegur Wendy.
"Ibu, aku mau liat ini! Ini album foto kan? Tadi aku liat di atas lemari, aku penasaran mau liat."
"Iya sayang. Tapi makan dulu ya?"
"Iya."
"Ayo! Ibu juga mau sarapan. Om Willy tadi pagi udah pergi ke bengkel, jadi kita sarapan berdua."
Wendy dan Cinta sarapan berdua di meja makan diselingi obrolan penuh riang dari Cinta. Wendy juga tak kalah antusias menanggapinya. Hari minggu ia hanya bekerja di restoran saja, jadi ia gunakan waktu liburnya sebaik mungkin bersama Cinta.
"Aku seneng karena punya temen-temen sekarang, mereka udah gak takut lagi sama aku."
"Coba Ibu boleh tau alasan temen-temen kamu sekarang gak takut lagi sama bidadari Ibu yang cantik ini?"
"Karena ada murid baru yang duduk sebangku sama aku. Namanya Tenggara, panggilannya Gara. Dia anak yang baik loh, terus pinter juga. Gara bilang sama temen-temen sekelas kalo aku nemuin buku tugas dia yang ilang, terus temen-temen sekelas jadi suka sama aku."
"Wahh Ibu jadi penasaran sama Gara. Emangnya kamu temuin di mana buku Gara yang ilang?"
"Di kolong bangku aku. Kayaknya Gara kelupaan nyimpannya."
Wendy tersenyum tipis, ia tahu kalau apa yang dilakukan Gara itu sengaja. Anak itu berpura-pura kehilangan bukunya dan menjadikan Cinta sebagai pahlawan karena sudah menemukan buku yang ia simpan sendiri.
"Terima kasih Gara. Semoga kita bisa bertemu."
"Oh iya, Om Willy udah kirim belum ya voice note dari aku ke Om Aksa?"
Pria bernama Aksa yang dekat dengan Cinta selama beberapa hari terkahir, jujur Wendy sangat penasaran pada pria itu. Kalau ada kesempatan Wendy ingin bertemu dengan Aksa, selain itu Wendy juga ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menjenguk Cinta dan membawa putrinya jalan-jalan. Wendy ikut bahagia ketika Cinta menceritakan sosok Aksa yang membawanya bermain dan menggendongnya saat ketiduran. Secara garis besar Aksa itu pria tampan yang baik hati, begitulah kata Cinta.
"Emangnya kamu ngomong apa?"
"Rahasia."
"Ohh rahasia ya? Berani main rahasia-rahasiaan sama Ibu?"
Cinta terkikik kemudian menyuap makanan ke dalam mulutnya, "Aku mau diajak main lagi."
"Cinta, kamu gak boleh kayak gitu! Om Aksa itu punya pekerjaan, dia pasti sibuk."
"Tapi kata Om Aksa aku boleh minta jalan-jalan lagi sama dia."
"Iya, tapi harus tau situasi dan kondisi. Kamu boleh minta jalan-jalan lagi, tapi jangan terlalu sering. Terus harus di hari weekend jalan-jalannya, kan kamu sekolah, Om Aksa juga kerja. Sebelum itu kamu juga harus tanya Om Aksa ada waktu luang atau enggak, bisa jadi kan weekend Om Aksa ada acara sama kelurganya. Ngerti sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Love
Literatura Feminina[Semua Karakter/Tokoh dalam Cerita Ini Fiktif. Apabila Terjadi Kesamaan Itu Hanya Kebetulan Belaka] Di malam pertunangannya, Yudha mendapat sebuah surat dari seorang wanita yang ia kenal. Isi surat itu membuatnya terkejut, bahkan tangannya bergetar...