"biar aku saja." cegah Chai saat seseorang berniat memapah Axel.
"kau yakin?" tanya kakek Goethe.
"aku yakin kek." ucap Chai membawa lengan Axel ke pundaknya.
"kami pulang dulu, terimakasih untuk jamuannya." lanjutnya."hati-hati Chai." kata kakek Goethe dan Chai mengangguk.
Lelaki cantik mulai memapah pria tampan yang mabuk karena terlalu banyak menenggak wine di pesta panen raya. Chai sedikit kesulitan membawa Axel pulang bahkan ia hampir terjungkal saat pria itu bergerak sempoyongan.
Setelah berjalan 300 meter dengan susah payah, akhirnya mereka sampai rumah dengan selamat dan Chai segera membawa masuk Axel kedalam rumah.
Chai berniat membawa Axel ke studio lukisnya namun tanpa di duga pria itu merengkuh kuat pinggang Chai menatapnya intens.
Lelaki cantik itu mengerjap, menatap netra sayu Axel yang memerah."Ax...Axel..." panggil Chai merasa takut dengan tatapan redup Axel.
"kenapa kau cantik sekali." lirih Axel menilik seluruh wajah cantik Chai dan Chai hanya mengerjap lucu membuat Axel terkekeh berat.
Axel menunduk, membawa kepalanya ke bahu Chai.
"Akh...Axel." lenguh lirih Chai saat Axel tiba-tiba menjilat lehernya.
Pria itu naik ke atas berhenti tepat di telinga Chai.
"aku tak bisa mengalihkan pandanganku karna kecantikanmu." bisik Axel tepat di telinga Chai.
Chai memejam membuka bibirnya kecil menerima bisikan menggoda yang membuat dadanya berdesir, ia telan ludahnya susah payah menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya.
Axel menguarkan aroma feremon musknya membuat Chai bergerak tak nyaman sebab rasa yang semakin aneh dalam dirinya.
Chai menegang tatkala Axel dengan berani merapatkan tubuhnya membuat Chai merasakan gundukan besar nan keras yang menempel di miliknya.
"aku selalu mengeras tiap kali menatap wajahmu." bisiknya lagi membuat Chai mendongak memejam merasa desiran aneh lalu berhenti di intinya yang berdenyut.
Axel menggendong Chai ala koala membawanya menuju kamar. Mereka berdiri didekat ranjang dan Axel terus melangkah maju membuat Chai mundur dan terduduk diatas ranjang.
"Ax..axel." panggil Chai merdu menyapa pendengaran pria yang berdiri dihadapannya.
Keduanya sama-sama menahan sesuatu dalam diri namun tetap kalah dengan hasrat dan aroma feromon yang semakin berbaur menjadi satu.
Axel turunkan kedua tali overallnya, menurunkan celana dan denting kancing besi terdengar nyari saat overall Axel jatuh.
Dan kini pria itu hanya mengenakan kemeja putih dan boxer hitam yang menonjolkan sesuatu cukup besar.
Chai terdiam menatap gundukan di hadapannya lalu mengangkat dagunya kecil menatap Axel yang tersenyum tipis padanya.
Axel singkap boxer yang ia kenakan dan seketika penis tegang berurat dengan panjang 18cm mengacung kokoh.Axel meraih kepala belakang Chai dengan satu tangan yang lain mengocok pelan miliknya dan tanpa aba-aba ia tikam mulut kecil Chai dengan penis kokoh itu, menyodok kuat penuh mentok membuat lelaki cantik hampir mual dibuatnya sebab benda besar yang menyentuh ujung tenggorokannya.
Axel menunduk, menatap wajah Chai yang memerah dengan pipi mengembung. Ia mulai bergerak maju mundur dengan perlahan, menatap mesum pada penisnya yang di lahap kesusahan.
Chai mencengkram paha Axel dan Axel meraihnya, mengarahkan tangan mulus itu untuk menggenggam benda beruratnya.
"lakukan seperti kau membuat tembikar. pijit dan tekan seolah tengah meremasnya." ujar Axel dan Chai yang mulai terpengaruh efek feromon Axel hanya menurut.
Chai urut pelan penis Axel dengan ujungnya yang masih berada didalam mulut. Axel mendongak membuka bibirnya kecil lalu menunduk melihat aksi Chai yang bermain dengan pusakanya.
"AKH..." desah berat Axel saat Chai meremas cukup kuat.
"mainkah lidahmu seperti memakan lollipopmu tadi." titah Axel dan Chai memainkan lidahnya di ujung mulus milik Axel.
Axel yang merasa semakin bergejolak mendorong penuh penisnya lalu bergerak maju mundur cepat mencari kenikmatan.
"AGH...." lenguhan berat Axel terdengar saat cairannya telah keluar di dalam mulut Chai.
Chai memejam, dengan cairan putih kental merembes dari kedua ujung bibirnya. Ia membuka mulutnya membuat sperma Axel yang berada di dalam mulutnya mengalir keluar. Chai mendongak dengan mata berkaca-kaca.
"Axel..." rengek Chai.
"maafkan aku." ucap Axel lembut mengusap bibir Chai dengan ujung kemejanya, mengecup puncak kepala Chai.
Axel melepaskan seluruh pakaiannya mendorong tubuh Chai perlahan menindihnya ringan. Pria itu menguarkan aroma feromonnya semakin pekat membuat Chai mulai kelabakan sebab rasa yang begitu aneh di intinya.
Axel yang paham segera menurunkan kedua tali overal milik Chai membuka satu persatu kancing kemejanya dan melucuti seluruh pakaian lelaki cantik.
Pria tampan itu kembali berdiri, menunduk menatap tubuh ramping nan mulus Chai yang nampak begitu menggoda hasratnya. Axel merendah, menahan satu paha Chai dengan tangan kirinya dan tangan kanannya mengocok penis kaku Chai.
Chai kelabakan menggeliat saat Axel memasukkan penuh miliknya ke dalam mulut lalu bergerak naik turun.
Tak sampai disitu, Axel mengusap lubang nikmat Chai, memasukkan satu jari kekarnya mengocok pelan lubang sempit itu."Ax...emh Axeeeelhh Axel ah Axel... rasanyaah... aneh ngh..." ucap Chai gemetar kecil dan Axel mempercepat gerakannya melahap penis Chai.
Axel percepat kocokan jarinya di anal Chai membuat lelaki cantik mengangkat pinggulnya namun Axel tahan.
Chai mencengkram seprei, tubuhnya tersentak gemetar kecil menerima permainan Axel yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Dadanya meninggi menopang tubuhnya dengan siku saat merasa gelombang besar seolah menerjangnya.
"Aaaaaaaaargh...." rengekan dan lenguhan Chai semakin menjadi saat merasa dahsyatnya hasrat yang pertama kali ia rasakan.
~°°~
TERIMAKASIH😍JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💛
SEE YOU NEXT CHAPTER🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JOONGDUNK🔞
Fiksi PenggemarSeorang putra bangsawan di kucilkan di sebuah paviliun area belakang mansion sejak dia berusia 12 tahun karna insiden yang tak di sangka. Sang ayah memberi kabar tuan muda akan di jodohkan dengan putri seorang bangsawan yang lebih tinggi derajatnya...