Arc 4 Chapter 3 : Manuver Politik Raul

532 89 9
                                    

[Raul PoV]

Count Raymond de Chatelon—Grand Espada paling senior dan Kakak dari sang Kaiserin. Dia dijuluki The White Knight karena permainan pedangnya murni tidak memakai sihir. Bukan berarti dia tidak memiliki sihir sama sekali, hanya saja dia sangat jarang menggunakannya karena tanpa sihir sekalipun dia sudah sangat kuat.

"Apa yang dibutuhkan The White Knight dari murid akademi sepertiku?" tanyaku padanya.

"Kendati demikian, seorang murid akademi sepertimu berani menghina kehormatan Ksatria dari seorang Grand Espada," kata Count Raymond. "Aku tidak tahu apa yang kau lakukan tadi itu adalah sebuah keberanian atau sebuah kenaifan seorang anak muda."

Dia mengatakan hal itu tanpa melepaskan kontak mata dariku. Aura yang dimiliki sangat terasa sampai mempengaruhi kondisi mentalku, bukti bahwa pria ini telah melewati banyak pertarungan hidup dan mati.

"Aku hampir tidak merasakan sama sekali Mana yang kau miliki, kau tidak akan menjadi seorang Ksatria yang besar, Anak Muda," kata Count Raymond dengan nada mengejek.

"Lalu, bagaimana Anda bisa menjadi seorang Ksatria terkuat di negeri ini, Count Raymond?" tanyaku padanya.

Benar sekali, Count Raymond tidak memiliki kapasitas Mana yang banyak sama sepertiku. Akan tetapi, dia dapat mencapai puncak tertinggi dari seorang Ksatria di negeri ini yaitu menjadi salah satu Grand Espada.

"Pujian yang murah seperti itu tidak akan membuatmu mendapat pengakuan dariku," balas Count Raymond. "Akan kukatakan secara langsung saja, kau tidak pantas berada di samping Putri Elena—Keponakanku dan juga muridku, Anak Muda. Dia merupakan talenta terbaik yang dimiliki oleh Kekaisaran. Rasa keadilan yang ia miliki tidak akan pernah kalah dari siapapun dan aksinya yang memberikan contoh secara langsung selalu dapat menginspirasi orang lain."

Semua yang dikatakan oleh Count Raymond tadi sangat benar. Elena merupakan harapan dari Kekaisaran Aragon agar negeri ini tidak jatuh dalam kekacauan sehingga mudah untuk diserang para iblis. Hanya dia satu-satunya kandidat yang akan mampu membawa negeri ini melewati semua bencana yang akan menanti di depan. Untuk itulah aku mendukungnya, untuk memastikan bencana yang terjadi di dalam Game tidak menjadi kenyataan.

"Aku tidak tahu entah bagaimana pengaruhmu berhasil memasuki pikirannya," kata Count Raymond berjalan perlahan mendekatiku. Ekspresi wajahnya sangat mengintimidasi. "Tetapi, jika kau sekali saja menghancurkan hatinya, mengkhianatinya dan membuatnya menangis ... Aku akan mengejarmu, mematahkan satu persatu tulang-tulang yang ada di dalam tubuhmu dan memaksamu berlutut untuk meminta ampunan di hadapannya ... "

Aku tidak tahu darimana Count Raymond dapat mengetahui hubunganku dengan Elena yang sekarang. Kurasa insting dan kedekatannya dengan sang Tuan Putri yang memberitahunya hal ini.

"Elena berhak mendapatkan yang terbaik untuk berada di sisinya," kata Count Raymond seraya membalikan badannya membelakangiku. " Dan orang itu bukanlah pria lemah sepertimu yang hanya pandai dalam berbicara tanpa menunjukan prestasi apapun."

Dengan kata-kata terakhirnya itu, Count Raymond pergi meninggalkanku.

Sepertinya dia masih belum mempercayaiku dan menganggap bahwa aku memiliki agenda tertentu ketika memberikan dukunganku pada Elena. Mungkinkah dia berpikir, aku akan meminta untuk menjadi suaminya untuk bayaran atas dukunganku ini?

Sungguh seorang Paman yang Overprotective terhadap keponakannya.

Tetapi, ketika aku hendak keluar dari ruangan ini. Aku melihat seorang wanita dan seorang Pria berambut pirang yang berjalan menghampiriku.

"Wajah Count Raymond terlihat sangat suram setelah berbincang denganmu, Raul," kata sang Wanita tersenyum padaku.

Dia Adalah Duchess Amanda yang sedang berjalan mendekat berdampingan dengan Pangeran Kedua—Ramon de Aragon.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang