25. Ride It

28 5 43
                                        

Shierra meletakkan beberapa es batu ke atas kain. Wanita itu lalu membungkusnya dan menempelkannya pada beberapa luka di area wajah Jimin. Shierra melakukannya sembari menangis.

"Siapa yang udah bikin kamu luka kaya gini?" tanya Shierra lirih.

Jimin diam. Laki-laki itu terus menatap Shierra yang dengan telaten terus mengobati lukanya. Wanita itu mengusap air matanya. Perasaannya sangat bercampur aduk.

"Kenapa kamu nggak jujur sama aku?" tanya Jimin tiba-tiba, membuat Shierra menghentikan kegiatannya.

Shierra menatap ke arah Jimin. Laki-laki itu menatapnya serius. Shierra pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Jungkook udah lakuin apa aja sama kamu?" tanya Jimin lagi.

Shierra menghela napas. Wanita itu lalu mengambil obat luka dan Cutton bud. "Sayang, hiks, jangan bahas itu dulu, ya," ucapnya.

"Kamu tahu nggak sih aku khawatir sama kamu?" tanya Jimin serius.

Shierra berusaha mati-matian untuk tidak menangis lagi. Namun, air matanya terus menetes setiap ia melihat wajah suaminya itu. Rasa bersalahnya kian membesar dengan sakit hati yang ia rasakan.

"Dia nggak sampe mukul kamu, kan?"

Shierra menghentikan kegiatannya. Ia menangis lagi. "Hiks, sayang aku mohon hiks. Jangan bahas hal itu lagi, hiks, plis."

Jimin menghela napas. Ia langsung memeluk Shierra. Mengusap punggungnya lembut dan mencium puncak kepala wanita itu. "Maaf, maafin aku," ucapnya lirih.

Shierra menangis di pelukan Jimin. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya saat itu.

Disaat seperti ini, Jimin masih bisa memeluknya yang bahkan bisa dibilang Shierra sebagai tersangka penyebab Jimin sakit hati. Yang kedua, Jimin masih sempat-sempatnya bertanya keadaannya padahal dia sendiri sedang tidak baik-baik saja.

Jimin sangat baik. Hatinya terbuat dari apa, sih? Laki-laki itu sangat tulus mencintainya dan menerima keadaannya.

Shierra sangat merasa bersalah karena menyakiti suaminya yang ia sangat cintai itu. Suaminya yang begitu perhatian dan penyayang, yang selalu menjaganya, soft boy, menerima segala kekurangannya.

"Aku minta maaf karena nggak bisa jagain kamu dengan baik. Harusnya aku nggak pergi ke Kanada saat itu," ucap Jimin lirih.

Memang sesoft itu.

Shierra semakin sakit hati setiap kali mendengar Jimin minta maaf padahal hal itu bukan kesalahannya.

Shierra melepaskan pelukannya. Wanita itu mengusap air mata suaminya yang sempat menetes itu. "Tolong jangan minta maaf, hiks. Kamu nggak salah," ucapnya sedih.

"Aku cinta sama kamu yang. Hiks, aku kira kamu benar-benar berpaling dari aku. Hiks. Tolong lain kali jujur aja sama aku sayang," ucap Jimin lagi dengan suara serak akibat menangis. Tatapannya tersirat memohon kepada Shierra. Laki-laki itu seolah tidak ingin kehilangan Shierra sama sekali.

Shierra mengangguk. "Aku juga cinta sama kamu yang. Maafin aku. Lain kali aku akan jujur ke kamu," ucapnya.

Jimin mengangguk. "Maaf karena pergi dan ninggalin kamu semalaman di rumah," ucapnya.

Shierra mengangguk pelan. Lagi-lagi ia mengusap air mata suaminya itu. Sungguh sakit melihatnya menangis. Shierra baru pertama kali melihat Jimin menangis karenanya.

"Sekali lagi maafin aku sayang. Hiks, aku nggak bisa jaga diri aku. Aku ... Hiks." Shierra tak kuat melanjutkan ucapannya.

Jimin mengangguk. "Nggak papa sayang. Ini bukan salah kamu. Jungkook yang salah. Biar aku yang kasih pelajaran ke dia nanti. Oke?"

Apple Sweet || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang