---001 ; Invitation

274 44 0
                                    

︵‿︵‿︵‿︵

═════ °❀•°✮°•❀°═════

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

═════ °❀•°✮°•❀°═════

"Kau sudah siap [Name]?"

Brukh!

Joan membuka pintu kamar [Name] terlalu kencang dan menyenggol perempuan itu hingga dia tersungkur.

"Aduh...!! Kenapa rusuh sih?!" Omel [Name] mengusap-usap lututnya yang tidak lama akan menjadi ungu kebiruan.

Joan nyengir tak bersalah. "Hehe maaf." Kemudian lelaki itu membantu [Name] berdiri.

[Name] hanya berdehem sebagai balasan, dia kembali mengemasi pakaiannya ke dalam koper.

"Akhirnya kau bisa menggapai mimpimu, [Name]."

"Ya, menurutku masih jauh perjalananku ini." Jawab [Name] tetap fokus mengambil beberapa baju dari lemari kayu tua.

"Apakah kau tegang? Kau akan menari di hadapan sang Raja dan para pemimpin Keluarga Agung."

"Entahlah, aku tidak pernah bertemu mereka."

════════════════════════

Sejak kecil [Name] hobi menari. Dia pertama kali melihat sekumpulan penari saat Festival Budaya setiap satu tahun sekali di alun-alun dekat tempatnya tinggal.

[Name] kecil begitu mengaguminya, tarian ekspresif melambangkan kebebasan layaknya burung yang bisa terbang bebas kemana pun dia mau.

Karena [Name] menginginkan hidup bebas.

Bukan hidup pas-pasan yang terkadang memaksa dia harus mencuri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yang kalau ketahuan akan dipukuli banyak orang.

Sejak saat itu, setahun sekali [Name] memperhatikan gerakan penari secara fokus, lantas mempraktekkannya sendiri. Dia tidak memiliki guru, namun bertekad untuk belajar mandiri bermodalkan apa yang dia lihat satu tahun sekali saat Festival Budaya.

Hingga akhirnya bertahun-tahun telah berlalu, [Name] menjadi penari yang berbakat hingga diketahui secara luas oleh daerah sekitarnya, perlahan perempuam itu bisa keluar dari garis kemiskinan dan mulai hidup dengan layak. [Name] juga menampung anak-anak yang kekurangan dan memenuhi kebutuhan mereka dengan penghasilannya sebagai penari.

Hingga akhirnya dia mendapat undangan dari Istana.

════════════════════════

Kembali ke masa sekarang

"Jaga anak-anak disini, Joan. Aku akan rutin mengirimu uang. Karena entah sampai kapan aku akan disana."

Joan tersenyum bangga, mengacungkan jempol. Lelaki itu sungguh bahagia karena [Name] bisa menggapai mimpinya. Dia kembali memutar kilas balik saat dia dan [Name] hidup miskin, tapi sekarang mereka bisa hidup dengan layak dan membantu anak-anak miskin di daerah mereka.

Semuanya berkat keteguhan hati [Name].

"Tentu saja, sampai jumpa lagi [Name]."

════════════════════════

Lantai 134

Kedua netra perempuan itu berbinar-binar, tak hentinya dia kagum dengan pemandangan sekitarnya. Sungguh jauh berbeda dengan daerah tempat tinggalnya yang kumuh.

Kastil megah dan besar mulai terlihat dari kendaraan yang dia naiki. Di dominasi oleh warna emas dan merah. Lambang Kekaisaran Zahard---mata tiga berwarna merah terpampang di bendera yang berjejer rapi di sepanjang jalan menuju Istana. Orang-orang yang berlalu lalang di lantai ini terlihat begitu elegan dan berkarisma. Tentu saja, karena mereka yang ada di Lantai 134 merupakan orang-orang penting.

Akhirnya perempuan itu tiba di depan gerbang Istana, di kejauhan gerbang setinggi lima puluh meter itu terlihat kecil. Namun, dari dekat gerbang di hadapan [Name] menjulang tinggi sekali. Tembok obsidian yang mengkilap membentengi Istana Raja Menara, ujungnya tak dapat dilihat dengan jelas oleh [Name] saking lebar dan luasnya Istana megah itu.

[Name] dapat melihat sebagian kecil Istana Raja Menara dari luar. Hamparan rumput dan bunga warna- warni yang indah sejauh mata memandang. Bunga-bunga kualitas terbaik yang ada di halaman depan Istana Raja.

Terdapat air mancur bundar di tengah-tengahnya yang meliuk-liuk menyembur ke langit. Tetapi, yang paling [Name] kagumi merupakan bunga-bunga yang tumbuh, karena di tempat asalnya begitu gersang dan jarang sekali menampilkan bunga secantik dan seindah milik Raja

[Name] meneguk salivanya kasar, membetulkan topinya yang miring karena terus menengadah meneliti keindahan Istana. Dia ingat bahwa dia bukan siapa-siapa, hanya orang beruntung yang bisa menginjakkan kaki di tempat semewah dan semegah ini.

Seorang penjaga Istana menghampiri [Name]. "Ada yang bisa dibantu?" tanyanya dengan suara tegas.

Perempuan itu segera mengeluarkan surat undangan yang telah di dapatnya, dan menunjukkannya pada penjaga Istana.

"Baiklah, silakan masuk dan pergi ke Kastil Sayap Timur."

[Name] mengangguk, dalam sekejap pintu setinggi lima puluh meter itu terbuka mempersilakan perempuan itu masuk kedalamnya.

Tak henti-hentinya [Name] mengagumi keindahan dan keagungan Istana---tempat tinggal sang Raja Menara.

Setelah pergi ke Kastil Sayap Timur, [Name] mendapatkan pakaian yang akan dipakai saat acara berlangsung dan kunci kamar.

Lantai pualam menghiasi setiap langkah di lorong Kastil Sayap Timur. Gorden merah dihiasi aksen emas menghiasi jendela setinggi sepuluh meter, begitu mewah dan megah.

Lampu gantung kristal, berjejer terang benderang menerangi sepanjang lorong tersebut, lukisan serta patung-patung kualitas terbaik turut serta melengkapi keindahan Kastil Sayap Timur.

Padahal ini hanya bangunan untuk tamu kelas rendah yang datang, tapi semewah ini! Akan seindah apa ya Kastil Utama Raja?

Langkah [Name] terhenti di hadapan pintu bertuliskan 'kamar 505'. Perempuan itu melihat kunci miliknya untuk memastikan bahwa dia tidak salah kamar.

Memasukkan kunci, lantas membuka pintu kamar itu.

[Name] mengagumi kamar baru yang akan ditempatinya, tidak begitu luas tapi jelas lebih luas daripada kamar di rumah rusun yang dia tempati dulu.

Perempuan itu segera meletakkan koper miliknya, lantas langsung melompat ke atas kasur dan berbaring diatasnya, dia menghela napas lega.

"Hah... lelahnya!"

Tangan [Name] teracung sebelah, sambil menatap langit-langit kamar barunya yang putih bersih---tidak ada jamur kehitaman seperti tempat tinggalnya dulu.

"Hidupku perlahan bisa berubah, kali ini akan menjadi awal yang baru."

Acaranya masih berlangsung malam hari, sedangkan saat ini masih pagi menjelang siang. Jadi, perempuan itu memutuskan untuk merapikan kamarnya dan beristirahat sejenak. Sebelum nanti sore dia bertemu penari lainnya untuk mempersiapkan acara nanti malam.

Beberapa jam telah berlalu, akhirnya [Name] bersiap untuk pergi ke aula yang ada di Kastil Sayap Timur untuk bertemu penari lainnya.

Setelah sampai disana, semua diberi arahan untuk membentuk formasi dan sedikit berlatih. Sebenarnya jumlah penari yang akan tampil cukup banyak, hanya saja mereka di bagi menjadi beberapa kelompok untuk menampilkan tema yang berbeda.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
━━━━━━━━━━━━━━━━━
━━━━━━━━━━━━━━━

To be continue

꒦꒷-𝐈 𝐑 𝐈 𝐒 ; 𝘵𝘰𝘸𝘦𝘳 𝘰𝘧 𝘨𝘰𝘥 © 𝐥𝐢𝐟𝐥𝐢𝐲𝐚𝐥
꒦꒷-𝐭𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐠𝐨𝐝 © 𝐬𝐢𝐮

𝐈 𝐑 𝐈 𝐒 ; 𝘵𝘰𝘸𝘦𝘳 𝘰𝘧 𝘨𝘰𝘥 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang