Four ;

598 65 2
                                    

Soobin keluar dari kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup. Dan seluruh pakaiannya yang basah teronggok di lantai.

Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Hueningkai berdiri di sana, bekas-bekas pukulan Soobin masih menimbulkan memar-memar di sana sini, tetapi lelaki itu sepertinya sudah diobati,

"Bagaimana dia?," tanya Soobin dingin.

"Dokter sedang menanganinya, paru-parunya kemasukan cairan... Anda sendiri Tuan Soobin, Anda tidak apa-apa?Terjun dari lantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan laki-laki itu..."

Soobin melirik pada Hueningkai dengan tatapan tajam, lalu meraih handuk untuk menggosok rambutnya yang basah,

"Tadinya aku berniat membunuhnya"

"Kalau begitu kenapa Anda menyelamatkannya?"

Soobin membalikkan tubuhnya dan menatap Hueningkai dengan mata menyala-nyala, "Karena aku memutuskan, belum saatnya dia mati," mata cokelat Soobin bagaikan berbinar di kegelapan, "Dan kau.... Kenapa kau sengaja membiarkannya lolos?"

Hueningkai menatap Soobin, tampak ada keterkejutan di matanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datar, "Saya tidak sengaja membiarkannya lolos"

"Kau pikir aku bodoh?," suara Soobin menajam, setajam tatapannya, "Kau adalah pengawalku paling berpengalaman, tak mungkin kau bisa diperdaya laki-laki itu, kecuali kau memang membiarkan dirimu diperdaya"

Hueningkai menelan ludahnya, "Saya ingin membebaskannya, saya takut dia akan membawa masalah untuk kita"

Soobin melempar handuknya dengan marah ke sofa, "Dalam dua hari ini kau sudah dua kali mengambil keputusan sendiri dan menentangku. Dengarkan ini baik-baik Hueningkai," suara Soobin dalam dan mengancam, "Sekali lagi kau membuat kebodohan yang merepotkanku, bukan hanya pukulan yang kau dapat, aku akan menghabisimu secepat aku bisa"

Suara ancaman itu masih menggema di kegelapan, bagaikan janji Iblis yang memanggil-manggil meminta nyawa.

***

Ketika Yeonjun terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa sesak di dadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya, dalam usahanya mencari oksigen sebanyak-banyaknya.

"Tenang, kau sudah ada di daratan, kau bisa bernafas secara normal," Suara Soobin membawa Yeonjun kembali pada kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh dan mendapati Soobin sedang duduk di tepi ranjangnya. Yeonjun beringsut sejauh mungkin dari Soobin dan tingkahnya itu memunculkan secercah cahaya geli di mata Soobin,

"Apakah kau takut padaku setelah kejadian tadi?," nada gelipun tersamar dalam suara Soobin.

Kurang ajar, batin Yeonjun dalam hati. Dia berjuang meregang nyawa, dan lelaki ini malah duduk disini menertawainya.

Tetapi, apakah benar Soobin yang terjun ke kolam waktu itu dan menyelamatkannya? Kenapa? Bukankah jelas-jelas dalam kemarahannya Soobin sudah memutuskan untuk membunuhnya? Kenapa lelaki itu berubah pikiran?

"Ya, aku memang menyelamatkanmu," Soobin bergumam seolah-olah bisa membaca pikiran Yeonjun, "Tetapi itu bukan demi dirimu, itu demi kepuasanku."

Yeonjun menatap Soobin geram, "Apa maksudmu?"

Dengan tenang lelaki itu melepas dasinya, gerakannya pelan tetapi mengancam hingga tanpa sadar Yeonjun bergidik dan beringsut menjauh.

"Aku tidak suka bercinta dengan mayat," Senyum di bibir Soobin tampak kejam, "Kau lebih nikmat kalau hidup dan bernafas."

[✓] Sleep With The Devil ❬ Soobjun Remake ❭ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang