Thirteen ;

533 63 0
                                    

Yeonjun mundur dengan tidak nyaman. Membiarkan Choi Soobin masuk ke rumahnya sama seperti membiarkan iblis menguasai kehidupannya. Tetapi tidak ada pilihan lain. Mereka harus berbicara, panjang lebar. Dan mereka tidak mungkin berbicara di ambang pintu seperti ini.

Yeonjun memiringkan tubuhnya mempersilahkan Soobin masuk ke rumahnya yang mungil tetapi indah itu. Soobin langsung duduk di sofa cokelat itu, tampak nyaman, kemudian melepaskan kacamata hitamnya dan meletakkan di meja,

"Apa yang kau rencanakan di hari ulang tahunmu?," Soobin mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Tidak ada," Yeonjun punya cheese cake strawberry di kulkasnya. Tapi itu untuk dia makan sendiri nanti malam.

Tanpa gangguan Soobin.

Soobin menatap Yeonjun seolah mengukur-ukur, "Aku bisa mengadakan pesta untukmu"

"Aku tidak butuh pesta darimu"

"Hmm," Lelaki itu mendesah, lalu ketika menatap Yeonjun, tatapannya berubah serius, "Kau tahu kan kenapa aku kemari?"

Yeonjun mengangguk, "Dan sebelum kau katakan maksudmu, aku ingin membuat penawaran baru untukmu"

"Penawaran?," Soobin mengangkat alisnya, "Oke jelaskan"

"Aku akan mengembalikan semua uang yang pernah kau berikan kepada ayahku"

"Yeonjun," Soobin terkekeh, "Utang itu begitu besar hingga kau mungkin hanya bisa menggantinya dengan tubuhmu. Tidak. Aku menolak penawaranmu. Dan kau...," mata Soobin berubah sensual, "Kau akan menjadi isteriku sebentar lagi sesuai perjanjian"

"Aku bukan barang yang bisa dibeli seenaknya, dan kenapa kau begitu santai?? Ini masalah pernikahan bukan jual beli perusahaan"

"Aku hanya ingin kau menjadi isteriku," Soobin bersedekap, menatap Yeonjun yang mulai emosi, "Itu sudah kutetapkan sejak awal mula"

"Kenapa?," Yeonjun tidak bisa menahan suara tajam di lidahnya, "Karena kau ingin menjadikanku boneka pengganti Yeonjin?"

Wajah Soobin mengeras ketika Yeonjun menyebut nama Yeonjin, bibirnya mengetat, "Jangan hubung-hubungkan dia dengan ini semua"

"Bagaimana aku bisa tidak menghubungkan?," Yeonjun sudah menahan diri, tetapi suaranya meninggi, "Semua ini karena wajah ini, karena wajah yang sama dengan almarhumah isterimu! Kau tidak bisa menganggapku sebagai penggantinya Soobin! Kami orang yang berbeda, dan aku menolak diperlakukan seperti itu!"

"Aku tahu kalian orang yang berbeda," Soobin berdiri di depan Yeonjun, siap berkonfrontasi, "Percayalah, aku benar-benar tahu, karena gairah semacam ini, tidak pernah kurasakan dengan siapapun!"

Lelaki itu meraih Yeonjun ke pelukannya dan langsung mencium bibirnya. Dengan lembut. Tidak memaksa seperti biasa, dengan pelan dia menguak bibir Yeonjun, mencicipinya pelan-pelan kemudian melumatnya lembut.

Lidahnya menelusuri seluruh bibir Yeonjun dan kemudian bermain-main dengan lidah Yeonjun, mencecapnya habis-habisan. Ketika akhirnya ciuman itu selesai mereka sama-sama terengah-engah,

"Apakah pada akhirnya kau mengakui kalau kau merindukanku?"

"Dalam mimpimu, Choi Soobin" Yeonjun menjawab dengan ketus, membuat Soobin terkekeh geli.

"Kita adalah pasangan yang sangat cocok," Soobin mendekatkan tubuh Yeonjun ke tubuhnya, dalam rangkuman dadanya, "Kaitkan kakimu di kakiku"

Yeonjun menatap Soobin dengan cemas, "Apa yang sedang kau coba lakukan Soobin?"

"Lakukan saja sayang," jemari Soobin menyentuh paha Yeonjun.

Mungkin sudah waktunya mereka berhenti berkata-kata dan berkomunikasi dengan bahasa nonverbal yang sudah sangat mereka kuasai.

[✓] Sleep With The Devil ❬ Soobjun Remake ❭ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang