"Aku masih punya satu syarat lagi," Yeonjun tanpa sadar melangkah menjauhi Soobin, "Aku ingin tinggal di kamar putih yang dulu... kau.. eh bisa mengunjungiku kalau kau perlu sesuatu..."
"Cukup! Sekarang giliranku memberikan pengaturan untuk pernikahan kita!,"
Kesabaran Soobin tampaknya sudah habis, lelaki itu meraih pinggang Yeonjun dan merapatkan di tubuhnya membuat Yeonjun merasakan tubuh Soobin yang mengeras di sana, "Kau rasakan itu?,"
Soobin menatap Yeonjun, marah sekaligus bergairah, "Aku berniat untuk menjadikanmu isteriku yang sesungguhnya. Bukan kekasih yang kukunjungi jika aku perlu bercinta,"
Jemari Soobin menuruni sisi lengan Yeonjun dengan sensual dan kemudian berhenti di sisi payudaranya, meremasnya lembut, "Dan jika kita melakukan itu, kita tidak akan tidur di kamar yang terpisah!"
Hening.
"Kenapa? Kau tidak suka dengan syarat dariku?," Soobin terus menahan payudara Yeonjun dengan posesif. Yeonjun adalah isterinya, sekarang dia harus menerima seluruh dirinya, tidak lagi berusaha menentangnya sekehendak hatinya.
Pilihannya adalah mereka suami isteri atau tidak sama sekali, "Jika kau tidak menyukainya, lebih baik kita berhenti di sini sekarang juga," sambil berusaha menahan keposesifannya, Soobin memperlembut tuntutannya, "Malam ini cukup sampai di sini kalau kau tidak siap"
Satu-satunya yang mendesak saat ini adalah tubuhnya yang berhasrat, tetapi Soobin masih mampu mengendalikannya jika Yeonjun tidak mau melanjutkan.
Laki-laki ini telah menunjukkan keberanian besar dengan mengemukakan persyaratannya di depan Soobin dan Soobin menghargainya, dan karena itu ia bersedia memberikan waktu sebanyak yang diinginkan Yeonjun.
Yeonjun hanya terdiam di sana, menatap Soobin dengan tatapan kosong. Astaga, apa sebenarnya yang ada di dalam kepala mungil itu? Yeonjun pasti sudah larut dalam persepsi dan pemikirannya sendiri. Apalagi setelah dia mengetahui kisah tentang Yeonjin.
Soobin sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya. Memang pada mulanya, dia menginginkan Yeonjun karena kemiripannya dengan Yeonjin. Tetapi sekarang, dia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua, dalam wujud laki-laki yang sangat mirip dengan Yeonjin. Tidak, dia tidak pernah membayangkan Yeonjin. Tidak lagi.
Setelah malam-malam kelam yang menghancurkan hati, yang dia lalui karena kematian Yeonjin dulu, Yeonjin telah berubah menjadi bayang samar yang kadang hadir dalam bentuk kenangan masa lalu yang indah. Soobin bahkan sudah berhasil tidak memikirkan Yeonjin lagi sejak bertahun-tahun lalu.
Yeonjun terasa... berbeda... tetapi bagaimana dia menjelaskannya kepada Yeonjun? Laki-laki itu tidak akan percaya bahwa gairah yang meluap-luap ini memang murni untuk dirinya. Soobin menyadari bahwa ia menginginkan pernikahan yang nyata, bersama Yeonjun.
Yeonjun bagaikan malaikat yang menariknya dari kegelapan. Hatinya yang kelam telah tersentuh secercah Matahari sejak kehadiran Yeonjun. Dan Soobin tidak ingin melepaskannya.
"Baiklah," suara pelan terdengar dari bibir Yeonjun, terdengar enggan seolah-olah Yeonjun tidak benar-benar setuju dengan dominasi Soobin dalam hubungan ini.
Dan itu membuat Soobin senang, seorang isteri yang selalu setuju dengan pendapat suaminya sama sekali tidak menyenangkan. Di dalam kehidupan pernikahan yang nyata, terdapat banyak ketidaksepakatan, sebanyak kasih sayang, tawa, maupun kesetiaan.
Soobin tersenyum dan menatap Yeonjun dengan penuh bergairah, "Apakah kau sudah siap untukku Yeonjun?," jemari Soobin mengusap ujung payudara Yeonjun dengan lembut. "Aku.....," sekujur tubuh Yeonjun bergetar,
"Mungkin aku perlu memeriksanya dulu," Soobin meluncurkan sebelah tangannya dari payudara Yeonjun, mengusap perut Yeonjun yang basah dan terus bergerak turun. Dan karena kaki Soobin, entah sejak kapan, berada di antara kakinya, Yeonjun tidak bisa menghalangi niat Soobin kalaupun ia ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sleep With The Devil ❬ Soobjun Remake ❭
Fanfiction[REMAKE NOVEL SANTHY AGATHA] ====== "Kau Adalah Kelemahanku.." -Choi Soobin. Dom!Soobin x Sub!Yeonjun Note : YAOI! MPREG!! Konten Dewasa!!