chapter 01

1 0 0
                                    

     "Dia tidak bersalah pak!" Tegas seorang wanita dengan volume suara yang begitu tinggi sehingga ruangan dengan ukuran 5x5 itu sedikit bergema.

"Tenanglah, kami hanya akan menanyainya tentang beberapa hal saja. Jika dia memang memiliki alibi yang kuat, maka dia akan segera kami lepaskan" jawab seorang polisi berkeperawakan gagah dengan nada lembut.

"Kalau begitu, kenapa saya tidak boleh menemuinya untuk memastikan dia baik- baik saja. Bukannya wajar bila seorang kekasih yang baik mengkhawatirkan pasangannya yang tiba tiba ditangkap dengan alasan rencana pencurian yang bahkan belum dilakukan!"

"Tapi, kami mendapatkan informasi ini dari sumber yang terpercaya"

"Omong kosong! Bilang saja kalian ingin dibilang pahlawan oleh orang orang dengan mengorbankan warga yang tidak bersalah. Buktinya kalian tadi tiba-tiba datang ke dalam bank dengan jumlah yang banyak sekali dengan persenjataan lengkap, dan langsung menodongkannya ke arah Manav padahal jelas sekali dia hanya ingin mengambil uang kontan dalam jumlah banyak sebagai bukti bagi kedua orangtuaku, bahwa dia sanggup untuk membahagiakanku hingga akhir hayat. Tapi..,tapi.... Dia justru berakhir di kantor polisi dengan alasan yang tidak logis sama sekali" karena saking emosionalnya gadis itu air mata yang sedari tadi dibendung kini mulai retak dan membanjiri mukanya bak air bah. Sangat deras

"Tenanglah akan kuusahakan agar dia bisa bebas dari tuduhan yang tidak jelas ini demi kepentingan bersama" ucap polisi itu lirih sambil mendekap kekasih tersangka yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Hiks....hiks.... Terima kasih dan maafkan aku karena malah curhat masalah pribadiku denganmu"

"Tidak mengapa. Memang sudah tugasku untuk menjaga ketenangan rakyat, baik jiwa maupun raga" ucapnya dengan nada bijaksana.

"Anda sungguh baik dan bijaksana. Sebagai balasan bagaimana kalau saya memberi anda sesuatu"ucapnya sambil merogoh isi tasnya.

"Ini" ucapnya riang sambil mengeluarkan isi yang ada di dalam tasnya itu. Kaleng dengan ukuran standar beisikan alkohol.

"Terima kasih" jawabnya singkat sambil menerima pemberian dari seorang gadis tinggi dan berambut pirang itu

"Sama-sama, kalau bisa aku ingin kita meminumnya bersama selagi masih dingin, tadi niatnya saya ingin meminumnya bersama kekasih saya setelah selesai mengurus urusannya. Tapi, kemungkinan dia tidak akan mau meminumnya setelah kejadian yang tidak disangka ini"

"Baiklah, kalau begitu mari kita bersulang"

     Mereka berdua pun meminumnya dengan nikmat seolah olah mereka telah melupakan perbincangan mereka yang sungguh emosional tadi, akan tetapi terjadi suatu keanehan dengan pandangan pak polisi yang semakin lama semakin memudar

"Hoaaamm... Hei nona?"

"Ya. Kenapa?

"Kok aku jadi ngantuk banget yaa..." Ucapnya sambil berusaha membuka kelopak matanya yang terasa begitu berat, seolah-olah segudang tumpukan baja sedang bertengger di kedua kelopak matanya.

"Kalau begitu tidurlah"

"Yakin nih nggak apa? Entar kamunya gimana?"

"Ntar aku bisa pulang sendiri kok. Kalo kamu mau tidur tidur aja mungkin kamu memang terlalu memaksa tubuhmu untuk bekerja"

"Yaudah, kalau gitu aku tidur dulu ya.."

"Ya, dan kalau bisa, jangan bangun lagi"

     Belum sempat mendengar keanehan dari kata-kata terakhir nona tersebut, polisi tersebut sudah terlelap terlebih dahulu dengan kepala diatas meja. Obat tidur yang dimasukan ke dalam kaleng tersebut memang sangat manjur

"Keberuntungan dan kebodohan adalah satu kesatuan. suntikan dan plester yang kubawa itu adalah keberuntungan. Dan dengan trik kecil ini polisi tersebut jatuh dalam lubang kebodohan" ucap seseorang yang mengaku sebagai pacar si tersangka tersebut dengan suara lelaki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Association Of Assassination Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang