︵‿︵‿︵‿︵
═════ °❀•°✮°•❀°═════
“KAU RAJA MENARA?!"
Teriakan [Name] sepertinya terdengar menggema di seluruh penjuru Lantai 134.
Lagi, [Name] menutupi mulutnya dengan tangannya. Lagi-lagi merutuki mulutnya yang tak sinkron dengan otaknya. Perempuan itu duduk di lantai pualam kamar sang Raja, wajahnya penuh keterkejutan.
Aku sudah pasti akan mati saat ini juga!
Lelaki itu menatap [Name], seraya meletakkan dokumen di atas meja di hadapan sofa merah marun miliknya.
"Namaku Zahard."
"KENAPA HARUS PERKENALAN SEGALA?!" Teriak [Name] (lagi), dia beringsut mundur saat Zahard beranjak maju.
"Kau tadi bertanya namaku."
"S-siapapun pasti sudah tahu siapa kamu!!"
Zahard menaikkan sebelah alisnya. "Kamu tidak tahu tuh?"
"Kamu kan tidak ada di pesta semalam?! Mana aku tahu yang menolongku merupakan Raja Menara ini?!!"
"Sekarang sudah tahu." Jawab Zahard, kemudian dia duduk di atas sofa karena melihat [Name] yang terus beringsut mundur. Kemudian lelaki itu mulai membaca dokumen yang Adori bawa.
Melihat Zahard yang sepertinya acuh, [Name] beranjak berdiri di hadapan Zahard, meja setinggi lutut menjadi penghalang jarak mereka berdua.
"K-kau tidak akan membunuh... ku?"
Zahard melirik [Name] sekilas, pandangannya tetap fokus pada dokumen di genggamannya.
"Haruskah?"
Jantung [Name] mencelos, sudah pasti Zahard akan membunuhnya! Secara tiba-tiba [Name] menunduk, badannya agak bergetar.
"Ma-maafkan aku! Aku sungguh tidak tahu bahwa anda... Yang Mulia Raja... kumohon ampuni kesalahanku!"
Zahard meletakkan dokumennya, menatap penuh tanda tanya.
Ini perempuan... gila ya...?
Merasa tak ada respon, [Name] melirik sang Raja Menara. Ketika pandangan mereka bertemu, [Name] langsung mengalihkan pandangannya kembali ke lantai pualam di bawahnya.
"Dari tadi kau memanggilku dengan 'kamu', bukan Yang Mulia Raja."
[Name] menegakkan badannya dengan cepat. "Ma-maafkan aku!"
Perempuan itu merasa bodoh sekali, benar juga?! Dia sudah tahu bahwa Zahard adalah Raja malah memanggilnya dengan 'kamu'.
"Oke. Aku memaafkanmu--"
"TERIMAKASIH ATAS KEMURAHAN HATI ANDA YANG MULIA!!" Potong [Name] berteriak kegirangan dengan wajah berbinar.
"Asalkan--"
[Name] bungkam, wajahnya menciut, ternyata ada lanjutannya!
"Kau tetap di Istana dan menjadi penari tetap disini. Aku akan memberimu fasilitas yang layak."
[Name] mengerjapkan matanya berulang kali.
Apa...?
Jadi penari tetap Istana...?
BAGAIMANA MUNGKIN?!!
"Yang Mulia melihatku menari tadi malam?!!"
"Tentu saja."
"Tapi, aku tidak melihat Yang Mulia tuh?!"
Zahard menghela napas, mengapa perempuan aneh di hadapannya ini senang berteriak sih?
"Aku bukannya tidak hadir. Aku ada disana hanya saja aku tidak turun ke pesta langsung."
Sebagai jawaban [Name] hanya mengangguk, entahlah, mungkin sang Raja Menara ini memang kurang suka tempat yang ramai. Buktinya dia menemukan [Name] di taman belakang Istana yang notabene nya sepi.
"Apa aku betulan tinggal di Istana?"
Menyesap kopi hitam, lantas menaruhnya ke atas meja.
"Aku bukan orang yang suka menarik ucapanku.""Lalu aku tinggal dimana? Kalau kembali ke Kastil Sayap Timur aku--"
"Aku sudah membereskan penari yang mengganggumu."
Mengerjapkan mata berulang kali, perempuan itu bingung. "Hah?"
"Mereka sudah diusir dari Istana, mereka harus berterimakasih karena tangan dan kaki mereka tidak dipotong akibat melukai tamu Istanaku."
Raja tiran! Bisa-bisanya dia bicara memotong tangan dan kaki seseorang dengan santai begitu seakan hal yang sepele!
"Harusnya Yang Mulia memenggal mereka!" Ujar [Name] bersemangat, mengingat sensasi perih dan panas yang menerpa wajah dan mata [Name].
Rupanya [Name] juga seorang 'penari tiran'.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
━━━━━━━━━━━━━━━━━
━━━━━━━━━━━━━━━To be continue
꒦꒷-𝐈 𝐑 𝐈 𝐒 ; 𝘵𝘰𝘸𝘦𝘳 𝘰𝘧 𝘨𝘰𝘥 © 𝐥𝐢𝐟𝐥𝐢𝐲𝐚𝐥
꒦꒷-𝐭𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐠𝐨𝐝 © 𝐬𝐢𝐮
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈 𝐑 𝐈 𝐒 ; 𝘵𝘰𝘸𝘦𝘳 𝘰𝘧 𝘨𝘰𝘥
Fanfiction❝𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐞𝐲𝐞𝐬 𝐛𝐫𝐨𝐮𝐠𝐡𝐭 𝐢𝐧𝐜𝐚𝐧𝐝𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐭 𝐠𝐥𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐦𝐲 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭❞ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ꜱᴛᴀʀᴛ → April 20 2024 ꜰɪɴɪꜱʜ → ꒦꒷-𝐈 𝐑 𝐈 𝐒 ; 𝘵𝘰𝘸𝘦𝘳 𝘰𝘧 𝘨𝘰𝘥 © 𝐥𝐢𝐟𝐥𝐢𝐲𝐚𝐥 ꒦꒷-𝐭𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐠𝐨𝐝 © 𝐬𝐢𝐮