Setelah dirasa Ashel cukup tenang, Jean berikan sebotol air mineral pada Ashel. Ngomong-ngomong mereka masih di bar. Karena kebetulan bar ini milik om Jean, jadi saja mereka masih disana sampai sekarang. Sudah tengah malam.
"Maaf ngerepotin" ucap Ashel seraya tersenyum tipis, matanya sembab, hidungnya merah, terlihat tidak baik-baik saja.
Ketiganya menggeleng, Kale sekonyong-konyong menoyor kepala Nusa yang tak sadar disampingnya.
"Ngga, kita yang sorry udah repotin lo"
"Btw, lo siapa? Dan siapanya Nusa? Gue baru liat lo soalnya" tanya Restu seraya perhatikan Ashel dari atas sampai bawah. Jika memang mereka bertemu di bar, pakaian yang dipakai Ashel tak cocok sama sekali untuk gadis nakal yang main kesini. Apalagi melihat motor kuning mentereng yang masih terparkir didepan sana, Ashel bukanlah gadis yang suka datang ke bar untuk melepas penat.
"Aku Varashel, em..." Ashel nampak berpikir lebih dulu. Membicarakan dia itu siapa untuk Nusa merupakan hal yamg sedikit rumit?
"Jadi...aku sama Kak Nusa dijodohin beberapa hari yang lalu"
Ketiga pemuda disana jelas saja terkejut, ketiganya memandang secara bergantian. Nusa tak pernah bercerita apapun perihal ini.
"Jadi, lo dijodohin sama Nusa? Terus?" tanya Kale selanjutnya.
"Ya..yaudah, gitu"
Ketiganya mengangguk-anggukkan kepalanya secara bersamaan.
"Lo...tau kalo Nusa udah punya pacar?" tanya Restu yang langsung diberi tatapan tajam oleh Jean. Restu meletakkan telunjuknya pada belah bibirnya, memberikan gestur untuk diam saja dan mendengarkan.
Ashel mengangguk patah-patah "tau, dari tadi juga Kak Nusa sebut nama pacarnya terus, dia minta maaf ga tau buat apa, katanya Kak Sea sakit? Capek? Aku ga tau, Kak Nusa nangis terus dari tadi" ucap Ashel masih dengan sisa-sisa sesenggukannya.
"Dia putus?"
"Lah ga mungkin ege, orang kemaren masih baik-baik aja kan ya?"
"Lah, tadi abis kelas, lo bilang Sea pergi sama Juyo, Nusa langsung cabut kan?"
"Lah anjim, iya ege"
"Mereka putus beneran?"
"Udah sat, spekulasinya takut ga bener, nanti aja nunggu Nusa bangun"
Ashel hanya memperhatikan ketiganya yang berbicara hal yang tak Ashel mengerti. Gadis itu hanya terus-terusan melihat jarum jam yang masih terus berputar. Malam semakin larut, ia tak bisa terus berada disini, besok juga ia harus sekolah lagi.
"Ini HP-nya Kak Nusa, aku mau pulang, permisi"
Saat Ashel hendak berlalu pergi, Jean cekal tangan gadis itu "kita anterin, udah malem, bahaya"
Ashel mengangguk saja, ia juga takut, tapi karena belum kenal dan tak mau merepotkan, jadi saja Ashel hendak memberanikan diri pulang sendirian. Untungnya Jean peka dan menawarkan diri.
Jadinya, Jean dan Kale mencoba memapah Nusa keluar bar, sedangkan Restu diberi tugas memimpin jalan dan menggembok pintu masuk bar nanti.
Tapi begitu tubuh Nusa berdiri, pemuda itu malah berjalan sendiri, kembali mendekati Ashel dengan memanggil Sea berulang kali. Jean dan Kale jelas saja mati-matian menarik tubuh Nusa menjauh, Ashel dijauhkan dengan Restu yang menarik tubuh gadis itu kebelakang tubuhnya.
"Oalah bocah gendeng, sadar Nusa" Restu menepuk-nepuk pipi Nusa, namun nihil, Nusa terus saja meracau tak jelas, menceritakan potongan-potongan kisah dirinya dan Sea secara berulang seraya di papah jalan oleh Jean juga Kale.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Your
FanficJANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK🐾 - "Kamu pilih aku yang bawa bahagia, atau dia yang bawa luka?" - Ashel Ashel yang penuh cinta, dan Nusa yang tak terbiasa dengan cinta. - Love is Your adalah cerita au ku yang berjudul Numera. Aku memutuskan untuk buat...