Pulang

55 4 0
                                    

"Bunda, sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda, sakit.."

-Airin

-BabeLova

🌱

Para dokter berhamburan keluar, menjemput pasien pasca gempa barusan. Ada seorang gadis dengan seorang remaja laki-laki, datang bersamaan dengan ambulance.

Mobil kedua tiba, membawa dua orang remaja laki-laki dengan kondisi mengenaskan. Disusul ambulance ketiga berisi dua orang gadis berseragam sekolah, dengan salah satu kondisi gadis didalamnya tak sadarkan diri.

Galaksi senantiasa berada disamping Airin, menggenggam tangan gadis itu tanpa melepaskan pandangan sedikitpun. Brankar didorong menuju ruang operasi untuk menjalankan tindakan darurat, mengeluarkan besi itu agar tidak semakin menyiksa Airin.

Gadis dengan posisi tidur miring itu tersenyum hangat sebelum pintu operasi memisahkan mereka. Memaksa Galaksi melepas genggaman tangannya pada Airin, sekedar menepis ketakutan gadis itu akan ruang operasi.

Punggungnya nyaris merosot, namun tak lama darisana, Tita datang sembari mendorong brankar seseorang yang ia kenal agar segera diselamatkan.

"Dit? Ta?"

"Galaksi.." gadis berhenti kala mendapati Galaksi berdiri dihadapannya. Ia menangis. Panik. Tita tak tahu kenapa sahabatnya mendadak tak sadarkan diri.

"Dita kenapa?" Tanyanya. "Kenapa, Ta?!"

Tita jelas menggeleng. "Gak tahu, Galaksi!" Gadis itu ikut meninggikan suara, kesal pada dirinya sendiri sembari menyeka air wajahnya kasar. "Dia tiba-tiba mimisan, terus.. terus pingsan."

"Korban kecelakaan! Minggir!"

Keduanya sama-sama menoleh ke arah sumber suara, korban kecelakaan itu...

"Bima?" Galaksi mematung. Mulutnya kelu, langkahnya mendadak terhenti.

"Cakra?" Tita tercekat.

Kedua insan itu terbaring tak sadarkan diri, tidak-- hanya Cakra. Laki-laki itu nampak jauh lebih parah atas penglihatan Galaksi.

Jari tangannya mulai membiru, Galaksi tahu apa yang akan teradi selanjutnya. Tapi, ia berjanji tidak akan meninggalkan Airin.

Lantas ia harus bagaimana? Menyusul Tita, ikut melihat keadaan kedua sahabatnya atau tetap disini?

--

"Sus apa yang terjadi sama sahabat saya?!" Gadis itu mencekal tangan seorang perawat.

"Keduanya korban kecelakaan, dek. Saya permisi!" Perawat itu bergegas pergi.

Tita mematung, mendengar penuturan perawat barusan. Ia seperti orang linglung mencari ponselnya sendiri. Entah bagaimana jika tidak ada Galaksi, gadis itu mungkin sudah menghantam lantai.

[✔] BabeLova - Jaemin, Haechan, MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang