selamat membaca!
Disana, seorang wanita yang tengah terduduk di kursi taman sendirian. Sekarang sudah tepat tengah malam, hanya dengan baju tipis yang digunakan olehnya. Wajahnya yang tertunduk, bahu yang bergetar menandakan bahwa ia sedang menangis di sana.
"Ini sudah yang ketiga saya lihat Mba nangis di sini. Saya tau kalau tempat ini tenang, tapi ini sudah terlalu larut," ucap wanita lain yang memberikan jaketnya untuk si wanita yang sedang menangis.
Wanita yang sedang menangis itu dengan cepat menghapus air mata miliknya, menoleh ke arah samping di mana si wanita tadi duduk dengan tangan yang sibuk membuka botol minum.
Wanita itu terlihat menyodorkan air tersebut pada si wanita yang baru saja selesai menangis ini, "diminum dulu ya? Setelahnya kalau Mba sudah merasa tenang, Mba boleh tanya apapun sama saya?"
Wanita yang tadi menangis itu meminum air hingga tersisa setengah lalu menaruh botol tersebut pada samping kiri tubuhnya. "Sebelumnya maaf kalau Mba merasa saya seperti menguntit dari kalimat saya tadi,"
"Saya Shani. Setiap saya pulang, baik dari tempat kerja atau dari jalan. Dan ya, selama 2 hari ditambah hari ini saya lewat di sini, saya selalu lihat Mba. Sekali lagi saya minta maaf karena memperhatikan Mba dari jauh," lanjut Shani.
Si wanita yang tadi menangis tetap diam di samping Shani, dengan wajah yang sudah menatap langit. "Gue Sisca, makasih udah khawatir sama gue. Tapi lo boleh pulang," jawab Sisca dengan terus menatap ke arah langit di atasnya.
Shani menggeleng walau tidak lihat oleh Sisca, "saya antar Mba nya gimana? Sudah malam, wanita tidak baik sendirian kalau malam," tawar Shani yang menatap sisca.
Sisca kemudian menatap Shani, melihatnya dengan baik. Mencari apakah wajah Shani terlihat seperti orang jahat baginya.
"Lo ga denger omongan gue tadi? Lo boleh pulang," bentak Sisca. Shani yang mendengar itu memilih untuk berdiri, menarik Sisca mendekat ke arah mobilnya.
"Apaan sih lo? Kok maksa banget? Gue bilang ga, ya artinya ga. Lepasin tangan gue!" bentak Sisca dengan tangannya yang terus ia tarik.
"Saya takut kalau Mba malah kenapa-kenapa kalau di sini sendirian, apalagi sudah 3hari. Saya juga bukan orang jahat, jadi percaya sama saya saja ya Mba?"
Shani yang akhirnya mendorong pelan tubuh sisca untuk masuk ke dalam mobilnya. Lama mobil itu tidak kunjung menyala, hingga akhirnya Shani kembali bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita | shansis - end
Randomini tentang perjalanan dengan rusak, patah, dan luka 'kita' setelahnya.