14. Earth

666 91 6
                                    

Hampir pukul 6 sore motor Jay berhenti tapat di depan rumah Jungwon. Baju keduanya basah karena terguyur hujan. Untungnya saat mendekati komplek perumahan hanya gerimis tipis. Jadi Jay tidak khawatir untuk menambah kecepatan motornya.

Jungwon langsung turun dari motor dengan berpegangan pada bahu Jay. "Makasih, ya, Kak." Jungwon melepas helmnya. Ujung poninya sedikit basah. Ia usak rambutnya kasar.

"Makasih udah ngajak lo bolos?" ledek Jay. Ia langsung diberi tatapan tajam oleh Jungwon.

Sambil menoleh ke belakang, tepatnya ke rumahnya, Jungwon bicara sambil berbisik. "Pokoknya makasih. Makasih udah ngajak gue ke rumah eyang."

Jay paham kenapa Jungwon bicara dengan suara pelan. Mobil papa Jungwon sudah terparkir di garasi. Bisa jadi kedua orangtuanya sudah di rumah.

"Ya udah sana masuk. Langsung mandi jangan ditunda-oh iya! Hampir aja gue lupa."

"Kenapa?"

Jungwon mengamati Jay yang sedang merogoh isi tasnya. Lalu saat Jay mengeluarkan kotak putih dengan gambar earphone persis seperti miliknya yang rusak, Jungwon menatap cowok itu bingung.

"Gantiin earphone lo yang waktu itu putus gara-gara gue. Sorry, ya." Jungwon masih menatap kotak itu tanpa mengambilnya. Membuat Jay gemas sendiri. "Ambil buruan. Ujannya mulai deres lagi nih."

Dengan ragu Jungwon mengambil kotak itu. "Padahal gue kan udah bilang gak usah diganti."

"Terus gue harus balikin ke tokonya nih?"

Senyuman meledek terus Jay berikan sampai akhirnya Jungwon cemberut sebal.

"Makasih, Kak."

Samar, Jay berikan tatapan teduh pada cowok di depannya. Sebenarnya setelah apa yang sudah terjadi hari ini, Jay sama sekali tidak ingin berpisah dari Jungwon. Sudah lama mereka tidak mengobrol sepanjang itu. Meskipun banyak hal yang harus dikembalikan seperti sedia kala antara dirinya dan Jungwon, namun Jay berharap langkahnya kali ini benar.

"Kalo gitu gue balik. Lo besok sekolah, kan?"

"Sekolah lah."

Jay terkekeh. "Kirain mau bolos lagi." Hampir dirinya kena semprot omelan Jungwon, Jay segera menuntun motornya untuk masuk ke rumahnya sendiri.

Jungwon mengawasi dari tempatnya berdiri. Ia buka pagar rumahnya saat Jay juga membuka pagar rumahnya. Jungwon baru masuk saat Jay juga sudah masuk. Sampai akhirnya mereka tertawa kecil melihat gerakan mereka yang sama. Tanpa Jungwon sadari, senyumnya tidak berhenti sampai ia membuka kedua sepatu. Kejadian tadi siang sukses membuatnya lupa kalau di dalam rumahnya kini sudah ada dua orang dewasa yang menunggu kepulangannya.

Jungwon letakkan sepatunya di luar rak penyimpanan sepatu. Akan ia cuci nanti karena sepatu itu juga tak kalah kuyup. Seragam bagian atasnya tidak terlalu basah karena tertutupi jaket. Saat itu lah Jungwon baru sadar jaket milik Jay masih melekat di tubuhnya.

"Nanti aja deh gue cuci dulu."

Saat ia ingin membuka pintu, hujan deras kembali turun. Jungwon pun buru-buru untuk masuk ke rumah. Namun saat pintu itu terbuka, seketika itu juga Jungwon terdiam. Mama duduk di sofa sambil menatapnya tajam. Wajah marah dan khawatir bercampur menjadi satu. Jungwon menelan ludah kasar.

"Ma-"

"Dari mana kamu?"

Saat Jungwon ingin menjawab, papa keluar dari dapur. Ekspresi beliau lebih santai namun tetap mengisyaratkan kekhawatiran.

"Dari ... sekolah," ucap Jungwon ragu dan pelan.

"Mama gak pernah ngajarin kamu bohong." Kalimat itu begitu tegas. Tidak ada suara lembut yang biasa mamanya berikan.

The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang