ANTARA DUA HABIBI (1)

1.1K 37 6
                                    

Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakatuh.

Teruntuk Zayna Shafiyyah yang aku kagumi terima kasih atas jawabanmu, maafkan kelancanganku karena diam-diam sudah menaruh harap padamu, maaf juga karena sudah menyampaikan niatku untuk memilikimu yang ternyata hatinya sudah tersimpan untuk orang lain. Aku akan menghargai penolakanmu, namun izinkan aku tetap mengagumi untuk sementara ini sampai hatiku benar-benar bisa diajak bekerja sama untuk melupakan seorang Santriwati yang berhasil membuatnya terkagum sejak tiga tahun lalu. Meski sedikit sakit namun ku akui pilihanmu sungguh tepat antara aku dan dia yang seorang Gus Putra Kyai tempat kita menuntut ilmu engkau memilihnya dengan yakin, aku disini tetap mendoakan yang terbaik untukmu Zayna, semoga Gus Agam adalah orang yang tepat berada disisimu. Terima kasih atas kesempatan yang aku dapat untuk mengagumimu, setelah penolakan ini akan ku perbaiki diriku lagi dan tidak akan ku biarkan hatiku mengagumi seseorang yang belum halal bagiku, karena ini menjadi pembelajaran bagiku untuk lebih menjaga hati.

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tertanda Furqon Alfarizi

Zayna mengusap mata sembabnya setelah membaca pesan singkat yang dikirim oleh Furqon, mukanya sedikit memerah menahan malu karena beberapa hari yang lalu dia telah menolak pemuda itu dengan alasan tengah menunggu lamaran Gus Agam. Bagaimana Zayna tidak merasa malu setelah menolak seseorang kini dialah yang merasa tertolak, sejak kemarin malam dia berusaha mengendalikan detak jantungnya yang tidak karuan karena menanti hari dimana dia akan dilamar oleh Gus Agam Syarif Husein, namun beberapa jam yang lalu seketika dunia terasa runtu menimpahnya saat didengar kabar bahwa pemuda yang merupakan cinta pertamanya itu membatalkan niatnya secara sepihak disaat semua anggota keluarganya dan anggota keluarga Gus Agam sudah berkumpul.

Sejak kejadian naas itu Zayna memilih mengurung diri didalam kamar menangisi makhluk yang seharusnya tidak menjadi harapannya, sejenak dia lupa pada Allah SWT mungkin saja itu adalah peringatan juga baginya untuk tidak mengutamakan apapun atau siapapun selain Allah SWT. Zayna lagi-lagi meneteskan air mata, rasa sedih dan malu berkecamuk dalam dirinya, sedih karena kehilangan cinta pertamanya dan malu pada beberapa orang dan keluarga yang sudah mengetahui rencana pernikahan yang gagal hanya dalam satu hari karena penolakan Gus Agam. Sebelum memasuki kamar dan mengurung diri masih terdengar jelas ditelinga Zayna sayup-sayup bisikan para keluarganya yang membicarakan dirinya karena ditolak oleh Gus Agam, mereka yang awalnya mendukung perjodohan itu berdalih memang cocok seorang Gus dengan lulusan terbaik pondok, mendadak berubah 180 derajat mengatakan sejak awal Zayna dan Gus Agam memang tidak cocok bagaimana mungkin seseorang yang bergelar Gus keturuna pemilik Pondok Pesantren besar mau menikahi Zayna yang berlatar belakang keluarga yang awam akan ilmu agama dan pastinya bukan seorang yang bergelar Ning.

Are you okay?

Pesan singkat dari Heira masuk ke ponsel Zayna, Zayna yang mendapati itu memilih diam tidak membalas pesan dari sahabatnya. Semua masih bagaikan mimpi bagi Zayna baru kemarin dia merasa bermimpi dijodohkan dengan Gus Agam yang kebetulan adalah cinta pertamanya, dan sekarang dia harus berusaha menyadarkan dirinya lagi kalau dia tidak sedang bermimpi bahwa perjodohan mereka gagal tepat di hari lamaran dan saat orang berkumpul di rumahnya.

Sekali lagi Zayna menatap dirinya didepan cermin, perlahan dia buka niqab putih yang harusnya dia pakai untuk bertemu Gus Agam bukan dipakai untuk menangisi penolakan Gus Agam, ditatap lekat wajahnya yang sebenarnya menawan, tatapannya tajam dengan sepasang bola mata yang berwarna hitam pekat, kulitnya putih tanpa make up, sepasang alisnya tebal dengan bulu mata lentik, diatas bibir kecilnya ada bulu-bulu halus, disekitar dahinya juga dipenuhi dengan bulu-bulu halus yang menambah kecantikannya. Tidak ada cacat pada wajahnya namun dia tetap di tolak oleh Gus Agam, dia juga memiliki otak cerdas diatas rata-rata kalau kata teman-temannya karena kelebihannya bisa menghafal apapun dengan cepat dan bisa mengerti pelajaran dengan cepat, namun takdir berkata lain mungkin pada diri Zayna masih ada sisi yang tidak pantas bagi Gus Agam.

Tangan lentik Zayna mengusap wajah basahnya, bulir-bulir air mata masih jatuh pelan-pelan dari sepasang mata tajamnya, wajahnya yang putih bersih masih terlihat sedikit memerah, malu kepada orang-orang yang menyaksikan kepulangan Gus Agam dengan dalih Gus Agam yang ingin membatalkan lamaran itu, malu kepada Heira sahabatnya yang tentunya tahu persis bagaimana perasaan Zayna pada Gus Agam, malu pada Furqon Santri terbaik yang beberapa hari lalu menyampaikan niatnya untuk melamar Zayna namun ditolak dengan alasan sedang menunggu lamaran Gus Agam.

"Apakah aku telah menyakiti hati hambamu yang Allah sehingga hati ini juga harus disakiti" lirih Zayna yang mengingat Furqon, bagaimana perasaan Furqon saat dengan entengnya Zayna menolak niat baiknya tanpa ada basa basi sedikitpun, padahal sebagai wanita yang memiliki perasaan tentu saja selama tiga tahun dicintai diam-diam Zayna tetap memiliki kepekaan bahwa pemuda itu menaruh rasa padanya.

Beberapa hari yang lalu setelah bertemu Ummah Maryam untuk menyetujui perjodohannya dengan Gus Agam Zayna sempat berpapasan dengan Furqon, dengan kepala tertunduk Furqon menyodorkan ponsel pintarnya pada Zayna sambil menyampaikan maksudnya untuk meminta nomor Zayna, Zayna yang tidak berfikir kemana-mana lantas langsung memberi nomor ponselnya karena berfikir nantinya mereka pasti akan berkomunikasi saat sama-sama melanjutkan pendidikan di Al-Azhar sebagai mahasiswa beasiswa dari Pondok Pesantrennya.

Namun ternyata niat Furqon lebih dari itu, malamnya sebuah pesan singkat masuk ke ponsel pintar Zayna.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Teruntuk Zayna Shafiyyah, sebelumnya maafkan aku karena sudah lancang menghubungi begini, ada yang ingin ku sampaikan tentang perasaanku padamu Zayna, mungkin terdengar lucu pemuda ini telah mengagumi sejak pertemuan pertama kita tiga tahun lalu. Dan aku rasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk aku menyampaikan perasaanku padamu dan niat baikku jika kamu berkenan Zayna, sebelum kita sama-sama melanjutkan studi di Al-Azhar bolehkan aku dan keluarga kerumahmu untuk menyampaikan niat baikku dalam menyempurnakan Agama?. Maaf jika ini terlalu mendadak bagimu, namun sungguh ini adalah hal yang sudah aku pikirkan baik-baik, sungguh aku berharap jawaban yang ku dapatkan sesuai dengan yang aku inginkan. Terima kasih Zayna ku tunggu jawabanmu, tidak perlu terburu-buru jika ada yang ingin kamu tanyakan ku persilakan jika ingin mendirikan salat istikharah terlebih dahulu pun aku siap menunggumu.

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Zayna yang saat itu baru saja bertemu Ummah dan menyetujui perjodohan dengan Gus Agam setelah membaca pesan singkat dari Furqon itu tanpa pikir panjang langsung membalasnya dengan singkat.

Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Terima kasih Furqon atas niat baikmu, namun maaf saat ini aku tidak bisa menerima niat baik itu, aku tengah menunggu lamaran Gus Agam, maka urungkan niatmu itu dan carilah penggantiku.

Wasalam.

Balasan singkat Zayna mungkin saja menyakiti hati Furqon yang pastinya saat menulis pesan untuk Zayna tidak semudah saat Zayna menulis balasan baginya, mungkin butuh waktu lama untuk mengumpulkan keberanian Furqon mengirimkan pesan itu namun Zayna dengan cepat membalasnya dengan penolakan, tidak ada yang salah diantara mereka namun waktu saja yang tidak tepat sehingga harus ada hati yang merasakan kecewa.

***

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang