bagian 20

3.9K 300 18
                                    

.
.
.

Jake membuka pintu rumahnya lalu menatap Nyonya Shim yang berada di hadapannya, netranya mengerjap dan tubuhnya termundur saat melihat mamanya sendiri, Nyonya Shim menahan tangisnya.

"apa kabar nak?."

Jake hendak menutup pintu rumahnya tapi Riki langsung menahannya dari dalam, Jake melirik Riki yang kini menatapnya, Riki menggeleng dengan pelan.

"kau tidak boleh seperti itu, dia ibu mu." ucap Riki.

Nyonya Shim menatap Riki, Riki membalas tatapannya lalu menunduk dengan sopan sedangkan Nyonya Shim masih menatapnya mungkin sebentar lagi ia akan menangis.

Jake dan Nyonya Shim duduk berhadapan di ruang tamu, Jake terus mengalihkan pandangannya ke arah lain dan memainkan tangannya sedangkan Riki sedang membuat minuman di dapur.

"sudah lama sekali kan?."

"bukankah kau ingin untuk selamanya lalu kenapa kau kemari?." tanya Jake tanpa basa basi.

"mau bagaimanapun seorang ibu ini merindukan anaknya."

"omong kosong apa itu? bukankah kau tidak mengenal ku?." tanya Jake dengan netra yang berkaca kaca, Nyonya Shim mematung.

Riki meletakkan teh hangat di meja sedangkan Nyonya Shim langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari mengelap air matanya, Riki meliriknya dan kemudian melirik Jake.

"jangan seperti itu." ucap Riki.

"jangan menasehati ku, pergi ke kamar lalu kerjakan pekerjaan rumah mu." balas Jake.

Riki menghela nafasnya, bukannya mendengarkan Jake tapi Riki malah mendekati Nyonya Shim yang sudah menatapnya, keduanya melakukan eye contact.

"cucu ku."

"dia bukan cucu mu, kau sendiri yang mengatakan itu." timpal Jake dengan hati yang masih teramat sakit dengan perlakuan yang ia dapatkan dulu.

"ma, kau selalu bilang padaku untuk menghargai orang yang lebih tua tapi apa yang kau lakukan sekarang? kau malah mencerminkan sikap buruk, ini bukan diri mu, kau di liputi oleh amarah juga emosi." ucap Riki dengan menatap Jake.

Netra Jake memerah, dia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada salah satu trauma nya di masa lalu, Jake menatap Nyonya Shim yang sudah menangis dengan lirih.

Jake memejamkan netranya, sekuat mungkin dia menahan tangisnya, ia sampai membelakangi Riki dan juga mamanya, tatapan Riki menyendu saat pria rapuh itu mulai sesegukkan.

"bisakah kau memeluk nya? bukankah selama ini sudah cukup? berapa tahun kalian tidak berhubungan? kau tidak kasihan padanya? dia menjalani hancurnya hidup ini sendirian, dia juga ingin menangis dan di tenangkan, lakukanlah." ucap Riki dengan lirih.

Nyonya Shim menatap jiwa anak nya di pria manis yang ada di hadapannya, Jake berhasil mendidiknya menjadi anak yang tenang seperti kepribadiannya.

Nyonya Shim mendekati Jake, Jake menatapnya dengan sendu.

Memeluknya erat lalu menyalurkan rasa rindu yang ia tahan selama ini, awalnya Jake tak membalas tapi dengan perlahan ia mulai membalas pelukan hangat itu, tangisannya pun semakin sakit saat di dengar.

"ma." tangis Jake.

"nak."

Riki menatap keduanya.

______________________________________

Heeseung mengerjakan beberapa pekerjaannya sampai tengah malam tiba, dia menutup laptopnya lalu meregangkan tubuhnya, punggungnya bersandar pada sofa dan netranya terpejam.

Single Mother : HeejakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang