Chapter 25

74 11 4
                                    


Let's stop pretending to be so perfect for the world and get on with finding out if we can be so perfect for each other.

Atticus, 101

.

"Apa yang kau lakukan Miss Weasley. Keluar dari rumahku sekarang!"

Fuck! Sudahkah aku pernah mengatakan jika aku membenci Astoria Malfoy? Jika belum, aku akan mengatakannya. Aku mengerti jika ia membenciku karena Mum yang merupakan mantan kekasih suaminya, tapi sungguh entah mengapa ia sepertinya menyimpan dendam padaku. Seolah memantraiku dan Scorpius didepan semua orang tidak cukup, kini ia harus membentak dan mengusirku seolah aku adalah gadis nakal yang menggoda putra semata wayangnya.

Omong-omong kondisi Scorpius yang masih mempertahankan tembok oklumensinya dan juga Albus yang marah padaku tidak membantu sama sekali.

"Mother, jangan membentak." Ucap Scorpius dingin, Albus menyipitkan mata menatap sahabatnya yang tiba-tiba tanpa ekspresi dan emosi lalu menatapku dengan pandangan menyalahkan.

"Maaf, tapi saya belum selesai berbicara dengan Scorpius, atau bolehkah saya tambahkan jika ia adalah kekasihku?"

Astoria mencibir "Terakhir kudengar kau mengakui jika kau menyukai James Potter dibanding putraku, atau apakah aku salah?"

Sial. Apakah mereka berdua menguping percakapanku dan Scorpius? Jika saja keadaannya berbeda maka bayangan Albus dan Astoria Malfoy yang biasanya anggun dan dingin menguping pembicaraan kami akan sangat lucu. Tapi aku sedang tidak memiliki kemewahan itu, aku yakin privasiku dilanggar dan wajahku pasti merah menahan amarah.

"Apakah kalian menguping pembicaraan kami?" Desisku sambil melotot. Persetan dengan sopan santun.

Albus menarik lenganku, mencoba membawaku keluar tapi sekuat tenaga aku mengempaskan tangannya "Aku belum selesai disini Al!" Bentakku.

"Ayo keluar saja Rosie, jangan memaksa." Albus kembali mengulurkan tangannya yang kutepiskan.

"Ya, kudengar kau masih dalam suasana berkabung Miss Weasley, kenapa kau tidak pulang saja dan merangkak ke pangkuan kekasihmu yang menjijikkan!"

"Mrs. Malfoy!" Yah, setidaknya teriakan itu bukan hanya milikku saja, melainkan juga Albus. Tapi Astoria tidak merasa bersalah, ia hanya memutar mata dan mengibaskan tangannya "Oh jujur saja, aku lebih menyukaimu bersama James Potter. Lagipula putraku terlarang untukmu,"

"Aku tidak tahu kau masih menganut supremasi darah omong kosong itu," Balasku pedas, aku mengalihkan pandanganku ke Scorpius "Scorp, maukah kau membantuku?" Ucapku lembut tapi Scorpius masih bergeming. Albus mengacak rambutnya sedikit frustasi.

Astoria menyeringai melihat Scorpius tidak menanggapiku, "Aku tahu kau pintar Miss Weasley dan kau pasti tahu mengapa putraku sangat terlarang bagimu,"

"Tidak. Kau salah!" Ucapku sedikit histeris, tapi Astoria mendekatiku dan menarik rambutku. Membuatku berhadapan langsung dengan Scorpius. Pupil Scorpius melebar terkejut, sama denganku. Sementara Albus membeku ditempatnya.

"Apa kau melihat betapa identiknya mata kalian?" Desis Astoria di telingaku. Scorpius menggelengkan kepalanya, ia sedikit terhuyung ke belakang. Albus segera berada disampingnya.

"Mate, kurasa oklumensi tidak membantu saat ini," Gumamnya, Scorpius masih memegangi kepalanya. Tapi ia sedikit bingung melihat Ibunya memegang dan sedikit menjambak rambutku.

"Kau sangat salah Mrs Malfoy!" Teriakku sambil memberontak untuk melepaskan cengkeraman tangan Astoria di rambutku. Jujur saja aku tidak tahu wanita yang tampak kalem ini memiliki tenaga badak. Ia juga lebih tinggi dariku yang tergolong pendek dan mungil—salah satu warisan Mum yang tidak kusukai.

Destiny (Dramione & Scorose Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang