Happy Reading 🐈
•
•
•Siang ini, tari dan anak nya sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Namun, Damian masih tidur di sofa dan tari tak tega untuk membangunkan suaminya yang tampak sangat lelah itu. Jadi, dirinya membiarkan Damian tidur sampai suaminya itu terbangun dengan sendirinya.
Ceklek..
Pintu kamar rawat inap nya terbuka dari luar dan masuk lah seorang wanita paruh baya dengan membawa buah di tangannya.
"Mama" ucap tari
Sinta tampak tersenyum lalu berjalan menghampiri tari yang tengah duduk di atas ranjang.
"Mama sama siapa ke sini?" Tanya tari saat Sinta sudah berada di hadapannya
Sinta meletakan buah yang ia bawa di atas lemari kecil lalu setelah itu ia duduk di kursi plastik yang berada di sebelah ranjang tari.
"Pake taxi, kok kalian berdua tega banget sih gak ada yang ngabarin, mama" ucap Sinta dengan sedih
"Mas Dami gak ada nelfon, mama? Kemarin sore tari udah suruh mas Dami buat ngabarin mama kok, ma"
Sinta menggelengkan kepalanya tanda Damian tak ada menelpon dan memberitahunya.
"Mungkin mas Dami lupa, ma. Maaf, ya" balas tari yang tak enak hati kepada ibu mertuanya
"Gak apa apa kok, tari"
"Terus mama tau dari mana?" Tanya tari
"Tadi pagi dafi nelfon, mama, dia bilang kalau kamu udah lahiran. Tapi kalian malah gak ada ngabarin, mama"
Tari lagi lagi merasa bersalah dan tak enak hati kepada ibu mertuanya yang datang ke sini menggunakan taxi, dirinya pun kembali meminta maaf kepada mertuanya dan Sinta hanya terkekeh lalu mengelus tangan tari dengan lembut.
"Udah, gak usah minta maaf terus, mama gak apa apa, kok" balas Sinta
"Tapi tari gak enak sama, mama"
Sinta lagi lagi tersenyum lalu mengatakan kepada tari untuk tidak membahas hal ini lagi. Mau tak mau, tari pun menganggukkan kepalanya lalu ikut tersenyum dengan manis.
"Mama boleh liat cucu, mama?" Tanya Sinta
"Boleh dong, ma"
Sinta yang mendengar itu langsung saja berdiri dari duduknya lalu menghampiri sang cucu yang berada di dalam baby box, Sinta memandang wajah cucunya yang berjenis kelamin perempuan tersebut dengan wajah yang sangat excited.
"Cucu Oma mirip banget sama papa nya, tari" ucap Sinta sembari mengelus pipi merah cucu nya
"Iya, ma. Mas dafi juga bilang gitu"
Sinta yang sangat gemas pun langsung mencium pipi Elyn dan ingin sekali rasanya ia mencubit pipi cucunya itu.
"Papa gak ke sini, ma?" Tanya tari
"Papa kamu lagi di Sydney, bantuin Tyas yang mau balik lagi ke indo. Mungkin 2 hari lagi mereka pulang"
"Papa gak suka ya ma sama, tari?" Tanya tari lagi dengan tiba tiba
Sinta mengerutkan dahinya lalu kini kembali menghampiri menantunya yang tengah memainkan jari jari tangannya, Sinta duduk dan meraih sebelah tangan tari lalu mengelus tangan itu dengan lembut.
"Kok gitu nanyanya?" Tanya Sinta
"Emm, soalnya papa gak pernah ke rumah kami setelah tari dan mas Dami menikah. Papa gak setuju sama pernikahan kami, ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIERCE HUSBAND [END✓]
ChickLitMenceritakan tentang seorang guru yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan muridnya, walaupun bayi yang di dalam kandungan sang murid bukan lah darah dagingnya.